First

264 27 0
                                    

Seungmin hanyalah remaja biasa yang hidup sebatang kara di pinggiran kota Seoul. Dia hanya mengandalkan uang bantuan dari sekolahan dan hasil dari kerja paruh waktu yang dia ambil setiap pulang sekolah.

Di saat anak-anak yang lainnya pergi ke tempat les atau bersantai dia malah sibuk bekerja untuk bisa makan keesokan harinya. Hal yang dia syukuri adalah tempat bekerjanya memberi uang lembur yang cukup banyak, dan itu membuat Seungmin rela pulang hampir tengah malam ke rumah kecilnya.

Semalam dia pulang pukul sebelas malam, uang lemburnya juga lumayan untuk menambah uang makan selama tiga hari kedepan. Ya walaupun pagi ini Seungmin hampir terlambat, dia bahkan belum sempat membuat telur goreng seperti biasanya.

Dasi yang masih digenggam, tas yang dibawa dengan asal-asalan, dan juga langkah lebarnya yang berusaha capai halte dengan cepat. Seungmin, kau belum memulai sekolah tapi keringatmu sudah seperti habis lari estafet.

"Paman tunggu!" Paman supir itu hampir saja menutup pintu bus sebelum teriakan Seungmin terdengar olehnya. Dengan muka kesal paman itu memandangi Seungmin yang masih terengah-engah.

"Cepatlah kau membayar anak muda. Bus ini tidak sedang dalam masa promosi gratis." Seungmin mengerti, jadi dia hanya mengambil kartu bus miliknya dan membayar untuk sebuah kursi. Lalu dia berjalan ke arah kursi yang ada di belakang sembari memasang dasi kemudian duduk. Tak lama kemudian bus tersebut berangkat.

°°°°°°°°°°°°°°

Setibanya di sekolahan, biasa saja. Tidak ada hal spesial yang membuat mood Seungmin naik, hanya kantuk saja yang menemaninya di sekolahan.

Teman sekelasnya juga tidak ada yang peduli dengannya, bagi mereka Seungmin bukanlah salah satu orang yang masuk dalam list pertemanan mereka. Jadi Seungmin hampir tiga tahun bersekolah hampir tidak memiliki teman.

Aku lupa mengatakan sepertinya ya? Seungmin itu telah berada pada tingkat akhir, dan seharusnya dia harus bersiap untuk tes masuk ujian perguruan tinggi. Tapi ya ... Begitulah, kalian juga sudah pernah ku ceritakan.

Pelajaran demi pelajaran Seungmin lewati dengan kantuk yang menguasainya, untung saja gurunya tidak mengeluarkannya dari kelas. Bisa-bisa habis dia nanti mendapatkan banyak poin.

Dan sekarang waktunya istirahat makan siang, masih saja tidak menarik. Kecuali seseorang yang menariknya sejak bel berbunyi, orang yang tidak bisa dibilang asing ini menariknya menuju sebuah meja di kantin yang cukup ramai.

"Teman-teman, artis kita datang! Aku membawa seorang teman!" Seungmin hendak kabur sebelum orang tadi menyuruhnya untuk duduk. Di meja itu ada delapan orang termasuk Seungmin, yang Seungmin tahu kebanyakan itu ada anak populer dari kelas lainnya.

"Nah ini temanku. Teman terbaik seorang Han Jisung, namanya Kim Seungmin! Kalian harus tahu bahwa dia ini sangaaatt hebat, dia pandai bernyanyi." Hebat mulutmu, batin Seungmin kesal. Yang menariknya sedari tadi itu adalah Han Jisung, anak kelas sebelah. Dia ingin sekali memukulnya namun nanti akan ada banyak saksi kasus ini.

Mengurungkan niat untuk memukul si Han, Seungmin sekarang hanya menunduk menatap meja. Seseorang menyadarinya, salah satu dari dua orang yang memiliki rambut pirang di meja tersebut.

"Hei ... Mau berkenalan?" Sebuah tangan pucat menyapa netranya, terjulur seolah meminta digenggam. Seungmin mendongak menatap seseorang yang mengajaknya berkenalan.

"Seungmin. Kim Seungmin." Seungmin menjabat tangan di depannya kemudian tersenyum kaku. Yang mengajaknya berkenalan menaikkan senyumannya.

The Prince and Double S [Chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang