BUKAN SEGITIGA - 1

8 1 0
                                    

Arla sedang menikmati masa liburan kuliahnya yang sangat panjang dengan berkunjung dan menginap di rumah Dion. Ia dan Dion cukup dekat bahkan sangat dekat, mereka berdua bisa dikatakan tumbuh bersama dan sempat satu sekolah saat TK dan SD namun berpisah pada sisa masa pendidikan mereka.

Dion sendiri adalah anak bungsu dari 2 bersaudara yang dimana kakaknya juga seorang laki-laki dan karena itu ia menganggap Arla seperti adiknya meski yang lahir duluan bukan dirinya. Dia sangat peduli dan perhatian dengan apapun yang Arla lakukan. Masih teringat kata-kata Arla dahulu saat mereka masih TK.

FLASHBACK ON

"Dion, punya abang enak ga?" tanya Arla yang sedang duduk di ayunan.

"ga enak, Bang Rivan suka nyuruh nyuruh mulu. kemaren aja abang disuruh sama mama ambil sendok eh malah nyuruh Ion" jawab Dion.

"masa sih, tapi nih yah Arla pengen banget punya kakak laki-laki tapi kan Arla udah lahir duluan jadi mana bisa punya kakak laki laki" kata Arla.

"bukannya enak punya ade perempuan? Ion aja mau" kata Dion.

"ihh ga enak, dikit dikit nangis trus ngadu sama mama jadinya ya Arla mulu yang diomelin mama" jawab Arla.

"kamu jail sih jadi kakak, eh tapi abang juga suka jailin Ion tapi Ion tau kalo abang becanda makanya Ion kalo dijailin cuma liatin Bang Rivan aja" kata Dion sambil mendorong ayunan Arla pelan.

"hehehe, abis seru sih" kata Arla sambil tertawa

"tapi kalo Arla pengen Dion jadi kakaknya Arla mau gak? mau yahh biar Arla jadi punya 2 kakak, ada Dion ada Bang Rivan juga. mau yahh?" sambil menengokan kepala ke arah Dion yang berada dibelakangnya.

"iya, Ion mau. Ion juga janji bakal jagain, nemenin Arla terus tapi Arla juga janji yah jangan ninggalin Ion, ok?" kata Dion sambil memberhentikan ayunan Arla dan berdiri disamping gadis kecil itu yang dibalas dengan anggukan.

FLASHBACK OFF

Arla masih bergelut dengan mimpi di atas kasur Dion. Mereka tidak tidur bersama tetapi setiap menginap, Arla selalu tidur di kamar laki-laki itu sedangkan sipemilik, tidur di kamar kosong lainnya. Dion yang hari itu ada janji dengan salah satu temannya lantas pergi ke kamarnya. Bukan untuk membangunkan Arla namun mengambil baju untuk pergi jam 10 pagi ini dengan beberapa temannya. Suara pintu lemari yang sedikit mengeluarkan suara membuat Arla terbangun dari mimpi kosongnya itu.

"Hoaam...mau kemana, Yon?" kata Arla dengan yang menutup mulut karena menguap.

"eh.. sorry, gue mau pergi bentar, palingan jam 1/2 siang nanti udah balik. oh ya mama bikin nasi goreng, makan sana!" kata Dion yang masih sibuk dengan lemarinya.

"iya.. mau gue bantuin cari baju? mau ketemu cewe atau cowo?" tanya Arla.

"cowo, oh ya? lu mau bantuin gue? yaudah pilihin aja, gue mau mandi" kata Dion. "kalo udah taro meja depan kamar mandi aja" sambungnya.

"iya Diooon, udah sana mandi biar ga telat trus cepet pulang" kata Arla sambil mendorong pelan tubuh Dion pelan ke arah pintu.

"cieee, kangen pasti makanya ga mau ditinggal lama-lama" ledek Dion.

"dih, kan Mama sama Bang Rivan mau pergi trus lu juga pergi lah gue jadi sendirian.. gimana sih!" kata Arla jengkel.

"iya iya.." balas Dion sambil mengacak-acak puncak kepala Arla.

Tak butuh waktu lama untuk Dion bersiap, sekarang ia sudah duduk di teras sambil memakai sepatu dan sudah pasti ditemani si gadis yang belum mandi itu, siapa lagi kalau bukan Arla. Setelah Dion pergi, ia langsung masuk dan ikut duduk menonton tv dengan Bang Rivan di sampingnya. Bang Rivan salah satu orang yang paling Arla sayang selain Dion, dikala Dion jahil padanya dulu Bang Rivannya inilah yang membela dan membantu membalas kejahilan Dion.

"udah makan, La?" tanya Bang Rivan dengan mata yang masih fokus dengan acara tv.

"belum" jawab Arla singkat yang langsung membuat Bang Rivan seketika berdiri lalu pergi dan kembali lagi dengan sepiring nasi goreng dan juga air putih.

"kamu punya maag yah, jangan aneh aneh jam segini belum makan, nih!" kata Bang Rivan sambil menyodorkan piring dan juga gelas.

"belum laper Bang.. nanti aj-" kata Arla yang terputus karena Rivan.

"makan atau Abang kunciin di kamar?" Ancam Rivan dan piring serta gelasnya kini sudah berpindah tangan. Jika Rivan sudah sampai mengancam, maka ia tak main-main dengan ancamannya.

FLASHBACK ON

Dulu Arla pernah membohongi Rivan, sebelumnya ia sudah mengatakan kalau Arla berbohong maka ia tak akan segan segan mengurung Arla dimanapun ia mau. saat itu Rivan melarangnya latihan ekskul sampai jam 10 malam. Kebetulan saat itu, Rivan sedang menemani Mamanya berkunjung ke rumah Arla namun sang gadis tidak ada yang ternyata ia ikut latihan dan saat ke rumah Arla sudah menunjukan pukul 8 malam.

Sekitar dua jam kemudian barulah Arla pulang lalu esok harinya saat Arla berkunjung, Rivan menariknya ke dalam kamar lalu dikunci dari luar. Arla pun ketakutan karena Dion pernah bilang kalau kamar itu sangat horor. Pipi Arla sudah sepenuhnya basah karena air mata, lalu terdengar suara kunci dan pintu terbuka yang menampakan wajah Rivan yang tak semarah sebelumnya.

"Arla, maaf.. Abang begini supaya kamu gak bohong lagi" kata Rivan sambil mendekati Arla yang masih menangis.

"Arla takut Bang.." kata Arla sambil menyeka air matanya.

Arla tak marah sama sekali waktu itu, ia paham betul kalau sebenarnya itu semua kesalahannya yaitu membohongi dengan mengatakan tidak pergi dan juga tidak mendengar dan melakukan apa yang Rivan katakan. Arla yakin Rivan khawatir padanya maka dari itu ia sangat melarang Arla untuk latihan ekskul sampai malam.

Saat itu Dion kemana?. Walau Dion adik kandung Rivan, ia tidak mengekang Dion sama sekali seperti yang dilakukan pada Arla. Saat Rivan menghukum Arla, Dion sedang pergi mengerjakan tugas sekolah bersama teman-temannya sedangkan sang Mama sedang sibuk menonton tv dikamar yang membuatnya tak mendengar sama sekali suara dari luar.

FLASHBACK OFF

Sepiring penuh nasi goreng tadi sekarang sudah tandas bahkan air di dalam gelas pun juga. Arla segera berdiri menuju dapur, mencuci piring dan gelas lalu kembali duduk disamping Rivan. Dari posisi samping seperti ini, Arla menyadari ternyata Rivan memiliki wajah yang tak kalah tampan dari adiknya hanya saja Rivan terlahir tegas dan galak, berbanding terbalik dengan Dion yang jarang serius dan tak galak sama sekali atau mungkin Arla belum pernah melihat Dion marah.

Saat ini pukul 13.44 dan sesuai dengan janjinya, Dion sudah pulang namun ia tidak sendiri melainkan bersama dengan salah satu teman SMPnya yang bernama Kavin yang tak lain adalah teman satu ekskul dan satu sekolah saat SMA Arla dulu. Arla dan Kavin sama sama terkejut karena tak menyangka teman mereka 1 orang yang sama.

Arla pamit ke kamar karena tak nyaman dengan obrolan dua laki-laki itu. Bukan karena membicarakan sesuatu yang tak pantas namun membicarakan sesuatu yang sama sekali tak ia pahami yaitu perihal seputar Sepak Bola. Melihat Arla yang masuk ke dalam kamar Dion membuat Kavin bertanya-tanya apa hubungan mereka berdua.

"Yon, lu pacaran sama Arla?" tanya Kavin.

"gak, gue dari kecil deket sama dia. Gak cuma gue sih tapi juga kita sekeluarga saling kenal deket" jelas Dion.

"kirain, soalnya dia masuk kamar lu tuh.. lancar amat tuh kaki ngelenggang ke kamar orang, apa lagi kamar cowo" kata Kavin

"biasa itu mah, gue juga kadang kalo ke rumahnya main ke kamarnya" kata Dion yang tanpa ia sadari Kavin merasakan panas dalam hatinya.

"kalo gue main ke rumahnya dulu, dia paling anti kamarnya dimasukin"batin Kavin.

Arla yang berada didalam kamar sebenarnya mendengar samar samar apa yang mereka bicarakan. Ia tahu kalau sebenarnya Kavin dulu menyukainya tapi belum sempat Kavin menyatakan perasaannya Arla sudah perlahan menjauhi Kavin. Untuk saat ini, ia tak tahu bagaimana perasaan Kavin padanya, apakah masih sama seperti dulu atau tidak dan yang pasti Arla tahu dan yakin bahwa apa yang dikatakan Kavin pasti tersirat sesuatu.

yaitu....


apa hayooo??? penasaran yahh
yuk dilanjut bacanya
jangan lupa vote dan komennya yah guyss

MIX STORIES (SERIES)Where stories live. Discover now