Part-16

10 1 0
                                    

Faouzia, Amp John Legend - Minefields
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Damar mengeryit ketika melihat Ravid tanpa Alesa. Cowok itu langsung menghampiri Ravid yang sedang membeli sebuah minuman dingin di salah satu pedagang keliling.

"Alesa dimana?" tanyanya langsung.

Ravid berbalik setelah membayar. Berlalu pergi begitu saja seakan Damar hanyalah angin lalu.

Damar mengekor di belakang. "Gue tanya Dimana Alesa? Lo tuli!"

"Gue Budi," jawab Ravid dingin. Mempercepat langkah kakinya.

Damar yang geram langsung menarik kerah belakang Ravid. Menatapnya tajam.

"Gue serius Ravidtes sialan!"

"Mau lo apa?" tanya Ravid. Kini keduanya berdiri saling berhadapan. Ravid menatap penuh permusuhan ke arah Damar sambil mencengkeram kuat botol air sebagai pelampiasan.

"Gue mau ngomong sama Alesa. Jadi kasih tau dimana Alesa sekarang," ujar Damar penuh penekanan.

"Sekarang gue mau ke dia." Ravid kembali melangkahkan kakinya acuh. Damar yang kesal kembali mengikutinya.

Keduanya terdiam sesampai di tempat Ravid semula tidak ada siapa-siapa. Ravid mengedarkan pandangannya membuat Damar menatapnya penuh tanya.

"Dimana?" ulang Damar.

"Lo diem dulu, anjing!"

"Lo kok ngegas, bangsat!"

Damar mencengkeram pundak Ravid ketika cowok itu ingin beranjak. "Jangan bilang lo juga nggak tau dimana Alesa? Ah, shit! Lo kenapa ninggalin dia di tempat luas kaya gini, sialan!"

Ravid menepis kasar tangan Damar. Raut wajahnya terlihat gelisah dan penuh kekhawatiran.

"Tadi gue suruh Alesa diem di sini sampai gue balik lagi bawain dia minuman."

"Tapi kenyataannya dia nggak ada!" sentak Damar. Matanya memejam sesaat mengatur suasana hatinya.

Teringat sesuatu, Ravid dengan tergesah membuka ponselnya. Sial kenapa ia lupa dengan benda satu ini. Dengan perasaan gelisah, Ravid membuka chat masuk dari Alesa. Matanya membola seketika.

Damar yang melihat reaksinya, merampas langsung ponsel Ravid sebelum si pemiliknya membaca tuntas.

"Ah shit!"

Alesa
| Ravid bantuin gue, ada penculikan ke arah hutan. Gue kepaksa ikutin mereka. Lo hars bwa polisi, secepatnya.

| Ravid, buruan dimna?

Damar mengembalikan ponselnya kepada Ravid. Berlari cepat ke arah hutan yang ditumbuhi pohon beringin yang besar. Di belakangnya ada Ravid ikut berlari kesetan setelah membuang paksa botol airnya.

"ALESA!" Teriak Damar sesampainya di dalam hutan.

Keduanya terus berlari menyusuri hutan.

"ALESA!" Ravid ikut berteriak.

Keduanya mengedarkan pandangan ke segala punjuru hutan.

"Kalo sampai terjadi apa-apa sama Alesa. Gue nggak akan pernah maafin lo, Ravid!" desis Damar ke arah Ravid dan kembali mencari keberadaan Alesa.

Sejenak Ravid terdiam. Dia sadar ini semua salahnya. Dia lalai meninggalkan cewek itu sendirian, seharusnya ia lebih paksa saja Alesa untuk ikut dengannya.

The Pendant (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang