-01

561 101 17
                                    

sorry for typo,
and happy reading!

Keesokan harinya, sinar matahari pagi nan cerah yang menembus jendela kamar membuat Jake terbangun. Pemuda itu mengamati sekeliling begitu matanya terbuka, mendapati dirinya sudah berada di dalam rumah sang nenek. Mungkin memang tidak ada yang aneh, kalau saja Jake tidak ingat kejadian semalam.

Sontak Jake bangkit duduk dengan raut horor ketika mengingat apa yang terjadi di hutan semalam. Lebih tepatnya mengingat sosok asing nan menakutkan yang telah membuatnya jatuh pingsan begini.

"Yang aku lihat semalam, itu nyata 'kan?" tanya Jake entah pada siapa.

Ceklek!

Lamunan Jake buyar karena pintu kamarnya terbuka, lalu masuklah sang nenek yang membawa senampan makanan.

"Oh, Jake? Sudah bangun, sayang?" Nenek Shim buru-buru meletakkan nampannya di atas meja nakas, lalu segera duduk di pinggiran ranjang.

"Nenek, apa yang ter—"

"Anak nakal! Siapa yang menyuruhmu pergi ke hutan malam-malam?"

Jake menggantung ucapannya yang terpotong, menyengir lucu saat mendengar omelan neneknya.

"Maaf," cicitnya.

"Nenek sangat panik ketika Tuan Kwon tiba-tiba datang tengah malam dengan kau yang pingsan di gendongannya."

Jake mengernyit bingung, "Tuan Kwon?"

"Iya, tukang kayu yang rumahnya di dekat hutan itu. Katanya kau ditemukan pingsan di teras rumah keluarganya. Sebenarnya apa yang terjadi, Jake?"

Otak Jake langsung bekerja mencerna begitu mendengar penjelasan neneknya. Seingatnya, dia jatuh pingsan begitu saja saat masih berada di tengah hutan. Lalu, bagaimana bisa dia ditemukan pingsan di teras rumah seorang tukang kayu yang rumahnya tak jauh dari hutan?

Mungkinkah makhluk bermata hijau itu yang memindahkannya? Dan itu berarti makhluk yang ditemuinya semalam memang benar-benar nyata?

"Jake? Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa pingsan, nak?" Nenek Shim menepuk pelan pundak cucunya ketika dirasa pemuda itu malah melamun.

Manik hazel Jake melirik sang nenek, dalam hatinya ragu ingin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah neneknya akan percaya bila dia bilang bahwa semalam dirinya bertemu sosok bermata hijau menyala di tengah hutan?

"A-aku tidak ingat, nenek." bohong Jake.

Nenek Shim menatap Jake dengan tatapan menyelidik. Wanita lansia itu sedikit curiga dengan gerak-gerik cucunya.

"Kupikir semalam aku melihat bintang jatuh melalui teleskop. Maka dari itu, aku pergi ke hutan untuk mengeceknya. Lalu, aku tidak ingat apapun lagi."

Menghela nafas dalam-dalam, Nenek Shim menggeleng pelan atas tingkah Jake. Tak heran juga sebenarnya, cucunya itu memang selalu penasaran terhadap segala hal. Tak jarang rasa penasaran itu membuat Jake melakukan sesuatu yang nekat.

"Jake, Nenek tahu kau anak yang pintar. Walau kau selalu ingin mengetahui hal-hal baru, tapi tetaplah berpikir apa yang bisa dan tidak bisa kau lakukan. Masuk ke hutan di malam hari adalah tindakan yang sangat berbahaya. Kau dengar nenek?"

Kali ini Jake benar-benar merasa bersalah, yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah menunduk.

"Nenek sangat khawatir, Jake. Bila ibumu tahu hal ini, dia akan—"

"Tidak! Nenek, tolong jangan beritahu mama!" sahut Jake menatap neneknya memohon.

Sebab Jake tahu ibunya akan segera menyuruh salah satu bawahannya untuk menjemputnya pulang ke kota kalau sampai hal ini terdengar oleh wanita kesayangannya itu. Dan tentu saja dia tidak mau itu terjadi, dia terlanjur betah berada di sini bersama neneknya.

extra-terrestrial • sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang