°~ •○• ~°
"Dengan ini, saya selaku kepala sekolah Helene International School menyatakan seluruh murid smp 3 tahun ajaran 2014-2015 Helene International School dinyatakan resmi lulus 100%. Selamat kepada seluruh murid yang sudah menempuh 3 tahun bersama dengan para guru. Kami, para guru bangga kepada kalian dan berharap agar kalian semua dapat melanjutkan pendidikan kalian meskipun memilih jalan yang berbeda dan dapat mencapai cita-cita yang kalian impikan. Sekian dari saya, terima kasih atas perhatianya"
"Eh ini kita beneran lulus?" Tanya salah satu murid yang masih tidak menyangka bahwa ia sudah lulus dari smp.
"Heh Jaemin, udah di bilang 100% lulus ya lulus cuy. Orang mah biasa seneng lulus, lah nih anak malah kagak percaya" Balas teman Jaemin dengan sedikit emosi.
"Hehehe, maklumin aja lah Jun, kerjaan gua di sekolah kan cuma tebar pesona doang, guru-guru bukannya ngajar malah salting ngeliat gua" Renjun hanya bisa menggelengkan kepalanya pada Jaemin karna sudah tak tahu ingin berkata apa.
"Eh abis ini lanjut makan kagak? Laper nih gua dari pagi belom makan. Mana nih baju ketat banget lagi" Ucap salah temannya yang lain, Haechan sambil menepuk-nepuk perutnya dengan wajah sedih.
"Gas lah, mumpung masih siang" ucap tertua mereka, Mark. Mereka semua pun memutuskan untuk segera pergi ke mall terdekat untuk menyantap makan siang mereka sekaligus merayakan kelulusan Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin yang sudah berhasil lulus dari smp dan lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.
"UHUY! MAKAN MAKAN!" teriak Haechan yang membuat orang yang berada di mall tersebut memandangi nya dan membuat teman temannya malu.
"bukan temen gue" "pura pura nga kenal lah" "nih anak malah bikin malu orang" "lari aja dah gua" "kabur gaiz kabur" Renjun pun kabur dan segera masuk ke restoran tujuan mereka dan disusul oleh teman temannya yang malu.
"Mba atas nama Mark, tadi udah reservasi" Ucap Mark tergesa-gesa setelah usaha kabur dari Haechan. Pegawai restoran itu pun mengangguk dan mengantar mereka menuju ruangan yang sudah di siapkan.
"Bang Haechan mah kerjaannya bikin malu mulu. Mana tadi banyak orang" ucap si paling muda, Jisung.
"Udah gaiz sekarang makan aja dulu, malu nga malu ya..... Ya udah mo gimana lagi" Saran Mark yang disetujui oleh teman temannya dan mulai menyantap makanan yang sudah tersedia di depan mata mereka.
Waktu berlalu, semua makanan sudah habis tak tersisah. Memang seperti orang pada dasarnya, laper ya laper, makan nomor 1. Siapa yang bayar? Siapa lagi selain Mark. Lebih tepatnya Mark satu satunya orang yang bersedia membayar, bukan kayak ibu ibu yang kalo mau bayar malah berebutan siapa cepat dia dapat.
"Eh gais, nih emak gua suruh lu pada ke rumah gua, kagak tau dah mo ngapain" ucap Renjun yang baru saja mendapat pesan dari ibu nya. Entah apa yang direncanakan oleh ibu Renjun, mereka semua setuju untuk segera menuju rumahnya agar tidak membuat ibu Renjun menunggu kehadiran mereka.
"Jun emak lu mau ngapain dah? Bapak gw ampe nge chat suruh kerumah lu" Tanya Jeno yang baru juga mendapat pesan dari ayahnya untuk segera menuju ke rumah temannya itu. Memang anak remaja sekali mereka itu, setiap di suruh ngumpul bareng orangtua pasti malah bingung mau ngapain.
"Pak, langsung ke rumah Renjun ya. Udah di tungguin sama mama" jelas Renjun pada supir yang mengantar mereka sebelum memulai perjalanannya. Mereka semua mendengarkan lagu dan menikmati langit sore dengan matahari yang sudah mulai menghilang.
"Makasih pak, nanti bapak langsung balik aja, saya pulang sama papa" jelas Jeno Pada supirnya agar tidak menunggunya sampai malam entah jam berapa. Renjun dan yang lainnya pun juga berterimakasih pada sang supir yang sudah bersedia mengantar mereka dari siang tadi.
'DUAR DUAR'
Anak anak Dream terkejut dengan suara ledakan yang cukup keras. Ternyata itu rencana orang tua mereka yang ingin mengejutkan mereka dan merayakan kelulusan Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin.
"EMAAAAAKK" "Omaigat" "Anjir" "WOAH" "Aaaakh" Begitulah respon mereka dengan tak tahu malu. Untung saja jarak antar rumah cukup jauh sehingga tak ada tetangga yang mendatangi mereka. Mereka semua segera masuk dalam rumah Renjun sambil disambut dengan para orang tua dengan hangat.
"Nah, kan sekarang udah 5 anak yang lulus smp, taon depan Lele ama Icung nyusul. Mumpung semua ngumpul disini sekalian Mark yang paling tua, sekarang om bakal serahin kunci markas kalian ke Mark secara resmi, eyaaa"
"Om sok gaul banget sih, ih" balas Haechan, si bocah tak tahu malu. Jeno yang berdiri di sebelahnya pun memukul pundak Haechan yang menistakan ayahnya. Anggota Dream yang lainnya pun merasa senang sambil tertawa karena akhirnya mereka resmi memegang kunci markas mereka sendiri.
"Jun, sini dulu, mama mau kasih hadiah" panggil Ibu Renjun yang menuju kantor yang dulu digunakan oleh ayahnya.
"Ini titipan papa dulu, sekarang Renjun yang simpen ya. Jaga baik-baik, nanti waktu umur 17 kamu baru buka dokumen papa ya. Sekarang kamu buka aja dulu surat dari papa" ucap ibunya dan diakhiri dengan pelukan hangat. Renjun yang tak tahan menahan air matanya pun membalas pelukan ibunya dengan air mata yang mengalir.
"Dah kamu ngumpul sama yang lain dulu, bentar lagi makanan nya siap" ucap Ibu Renjun sebelum pergi ke dapur untuk membereskan makanan bersama orang tua yang lain.
"Jun sini buru, kita foto dulu, mumpung gua dapet kamera baru nih" panggil Jaemin yang mendapat kamera barudari sang ayah untuk hadiah kelulusannya. Renjun pun meletakan titipan sang ayah di meja luar ruangan kantornya lalu menghampiri temannya yang lain.
"Satu, dua, tiiiiiiii-ga" 'cekrek' Jaemin segera mengecek hasil fotonya namun dihentikan oleh panggilan ibunya.
"Jaemin! Panggil yang lain juga nak, makanan nya udah siap!" panggil ibu Jaemin yang langsung didengar oleh yang lain dan segera menuju ruang makan. Ruang makan di penuhi dengan oborlan dan tawa, cerita-cerita yang sudah terlewati kini menjadi kenangan.
°~ •○• ~°
"Makasih ya, udh ngumpul di sini" ucap Ibu Renjun sambil melambaikan tangannya pada teman-temannya yang hendak kembali ke rumah mereka. Mereka semua memasuki mobilnya masing-masing dan mulai menyalakan mesinnya.
"Makasih tante. Jun besok jangan lupa ye! Awas kalo lu lupa!" balas Jaemin yang perlahan menghilang dari penglihatan Renjun bersama mobilnya. Renjun melambaikan tangannya lalu kembali masuk ke dalam untuk merapihkan semua alat alat yang digunakan tadi.
"Jun, kamu mandi dulu aja sana, biar mama yang beresin" "Ngapapa ma, Injun bantu mama dulu, lagian mama dari tadi udah siapin semuanya" itulah Renjun, anak yang baik hati dan suka menolong.
°~ •○• ~°
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW || H.RJ
FanfictionHuang Renjun memutuskan untuk kembali ke sekolahnya untuk mengenang semua kenangannya setelah kejadian 3 tahun lalu ⚠️TW! Mengandung unsur kekerasan Kata tidak baku Friendship✔️ Romance✖️ Murni imajinasi sendiri Slow update Kritik & Saran silahkan k...