Air hujan menyirami kota malam yang sibuk, orang-orang mulai berpulangan setelah menyelesaikan pekerjaannya. Huang Liu Wei berlari masuk ke rumahnya dengan tergesa-gesa dan medapati istrinya yang baru saja menyalakan TV.
"Zi Yue, berkas ini nanti kamu simpen terus nanti pas Renjun udah gede tolong kasih dia ya. Tolong bilang ke Renjun, papa sayang Renjun" ucap Liu Wei setelah memberikan berkas yang ia bawa lalu memeluk istrinya yang mematung. Liu Wei juga menatap mata istrinya dengan senyuman sebelum ia berlari meninggalkannya.
°~ •○• ~°
"Woi Chan! Lu Dimana! Ini yang lain dah pada nunggu dari tadi!" "Iya iya sabar, ini lagi mau masuk ke lobby nya, santuy" Tanya Jaemin yang sudah mulai frustasi dan dibalas Haechan dengan santai tanpa merasa bersalah.
Renjun yang melihat kedatangan Haechan pun menatapnya dengan sinis sambil menahan amarah yang sedari tadi ia tahan.
"Lu mah daritadi di tungguin malah keenakan nyantai" "Tau nih, kita udah nunggu 1 jam kagak nyampe nyampe, liat tuh di Renjun dah sinis begitu liatin lu" ucap Jaemin yang dilanjutkan dengan Jeno yang memperhatikan raut wajah Renjun yang sinis.
"Aduh Njun kepala gua jangan di toyor napa, nanti makin odong susah sendiri lu nya" keluh Haechan yang baru saja di toyor oleh Renjun.
"Lagian lu nya, di kasih hati minta jantung. Dah buru masuk, bisa di kira orang gabut berdiri di lobby terus" ucap Renjun yang langsung masuk ke dalam showroom sambil melihat lihat furniture.
Sofa✔
TV✔
Meja✔
Lemari✔
Bangku✔Panci buat getok Haechan ✔
"Eh ada yang kurang nga" tanya Jaemin pada yang lain sambil menunjukan list yang ia buat.
"HEH Itu nape ada panci buat getok gua" ucap Haechan dengan tidak terima.
"Itu gua yang nitip, nape emang nya? Lagian tuh panci juga bisa di pake ama Jaemin buat masak" jawab Renjun dengan santai sambil melihat-lihat barang yang menarik perhatiannya.
"Dah dah ribut mulu lu berdua. Btw Njun, udah semua sih yang kita perlu tambahan di markas, barang dapur masih bagus semua gara-gara jarang dipake, barang pribadi entah sesuain masing-masing aja" ucap Jeno sambil melerai Haechan dan Renjun
"Ada lagi kak tambahannya? Kami lagi ada promo kalau pembelian lebih dari 50 juta bisa dapat diskon 10% dengan meja gratis" ucap petugas kasir ber-name tag 'Ica' dengan ramah.
"Total belanja kita udah berapa ya kak?" tanya Jaemin sambil memasukan beberapa barang tambahan ke dalam kardus.
"Total kakak sudah Rp 49.875.000,00. Kalau kakak mau promo kami, masih kurang Rp 125.000,00 kak" balas Ica.
"Tambah panci aja kak, yang warna ijo yang sama kayak yang tadi" ucap Jaemin.
"ok kak, totalnya jadi Rp 45.517.500 ya, itu setelah diskon 10% karena total pembelian kakak sudah lebih dari 50 juta. Untuk pembayaran dengan cash atau cashless kak?"
"Cashless aja kak biar nga ribet" ucap Jeno sambil memberikan kartu sang ayah kepada Ica untuk melanjutkan transaksi pembayarannya.
"Terima kasih kak, selamat datang kembali" ucap Ica, mengembalikan kartu ayah Jeno sambil sedikit membungkukan tubuhnya.
"Makasih kak" balas Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin sembari sedikit membungkukan tubuh mereka sambil membawa barang yang bisa mereka bawa secara langsung.
"Gua udh dapet konfirmasi pengirimannya, ya kurang lebih tiga sampe lima harian baru nyampe semua di markas" ucap Haechan yang mencalonkan dirinya waktu sang petugas kasir, Ica meminta salah satu email mereka.
"ini barang mau di taro di mobil dulu atau kita bawa sambil makan siang" tanya Jeno yang hendak menelepon supirnya.
"Kita bawa aja barangnya, kasian nanti pak Anton bolak balik cuma buat naro barang" ucap Jaemin yang dijawab dengan anggukan Renjun dan Haechan. Jeno pun mengirim pesan kepada pak Anton, sang supir untuk mengabarinya bahwa mereka akan makan siang terlebih dahulu sebelum kembali ke markas mereka.
"kuy lah makan, sekalian nih barang-barang anggep aja lagi olahraga dah" ucap Jeno. Sesampainya mereka di restoran pun mereka langsung memesan makanan yang mereka inginkan dan menunggu sementara pesanan mereka diproses.
"Met makan semuanya" "Makan" "Met makan" "Makan semuanya"
Mereka pun mulai menyantap makanan mereka dan hanya terdengar suara sendok dan garpu. Setelah menyelesaikan makan siang, Renjun langsung membayar dengan uang yang diberikan oleh ibunya sebelum ia pergi. Jeno juga segera mengabari pak Anton untuk segera menuju ke lobby agar mereka bisa langsung kembali ke markas.
"Eh betewe, katanya Bang Mark, Icung, ama Lele udh di markas. Jadi pas kita nyampe bisa beres-beresin barangnya dulu sambil bersih-bersih" ucap Jaemin yang baru mendapat pesan dari Mark.
"Oke deh, kita nyampe langsung beresin atau mau santuy-santuy dulu nih" tanya Haechan yang dengan setia memangku miniatur yang tadi ia beli untuk hiasan di mejanya.
"Kita santuy-santuy dulu lah, baru juga makan masa langsung kerja, nanti klo langsung kerja lu mau 'hoek' tiba tiba. Kan nga lucu baru beli barang langsung kotor tuh barang" balas Jeno yang sudah berpengalaman karena dulu saat ia masih SD, ia langsung berolahraga setelah makan siang dan alhasil..... 'hoek'.
"Kita santuy-santuy 30 menitan lah, abis itu baru beres-beres. Awas aja ampe ada yang ketiduran terus pas dibangunin malah nga mau bangun, gua tendang nanti" ucap Renjun yang paling males kalau disuruh untuk membangunkan Haechan.
"Pasukan datang" Haechan, Renjun, Jeno, dan Jaemin mulai memasuki barang-barnag yang sudah mereka beli sebelumnya. Chenle yang mendengar suara mereka pun langsung bergegas menuju pintu depan dan menahan pintu sambil Haechan, Renjun, dan Jeno melanjutkan memindahkan barang mereka dari bagasi mobil ke dalam markas. Jaemin dan Mark pun merapihkan barang yang sudah dimasukan ke dalam markas agar tertata dengan rapih dan tidak ada barang yang jatuh ataupun rusak.
"Eh btw, gua lupa nanya kemaren. Ini kunci markas yang pegang cuma Bang Mark atau nanti di punya semua?" tanya Renjun pada yang lainnya.
"Kalau mau sih kita semua pegang kunci nya, biar lebih gampang juga kalau ada yang mau nongkrong atau lain-lain" jelas Mark pada yang lainnya.
"Tapi inget ye, kita semua tanggung jawab, kalau pas dateng bersih sama rapih, pas keluar juga harus bersih sama rapih" ucap Jaemin yang disetujui dengan anggukan Renjun dan Mark, berbeda dengan Haechan yang pura-pura tidak mendengar.
"Chan, inget ye, si Renjun tadi udah beli panci, khusus buat lu. Gua Cuma mau ngingetin sih" jelas Jeno bertujuan untuk mengingatkan Haechan tentang nasibnya jika panci itu benar-benar digunakan oleh Renjun.
°~ •○• ~°
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW || H.RJ
FanfictionHuang Renjun memutuskan untuk kembali ke sekolahnya untuk mengenang semua kenangannya setelah kejadian 3 tahun lalu ⚠️TW! Mengandung unsur kekerasan Kata tidak baku Friendship✔️ Romance✖️ Murni imajinasi sendiri Slow update Kritik & Saran silahkan k...