Beberapa hal datang saat kita sudah belajar melepaskan.
Saat kita sudah belajar ikhlas untuk tidak memiliki lagi.
Hidup memang ajaib sekali. Hal yang tidak diburu, ternyata
bisa jadi hadiah tanpa ditunggu.
Aku sampai di depan rumah Blok A Nomor 9, sesuai
alamat yang diberikan. Segera kuparkirkan motor Astrea
Grand-ku di depan rumah tanpa pagar itu, seperti umumnya
rumah di dalam kompleks. Aku membaca WA, memastikan
alamatnya sekali lagi. Benar perumahan ini. Tadi tertulis
juga di gerbang depan "Perumahan Hari Baik". Jarang-
jarang kutemukan nama perumahan pakai diksi semacam
itu, jadi tidak mungkin salah.
Tapi, kenapa suasana di depan rumah ini sepi sekali?
Seperti tidak ada acara apa-apa. Sepertinya, aku benar-
benar telat. Aku menarik napas dalam, lalu melepaskannya
dengan berat. Lelah berkejar-kejaran dengan waktu,
ternyata telat juga.
Selesai mengirim semua paket pesanan, aku langsung
menuju rumah ini. Hari ini terasa ribet. Banyak urusan
yang memakan waktu. Aku hampir tidak bisa datang.
Pesanan baju di marketplace limis.co, usaha kemeja yang
kurintis beberapa tahun ini, sedang banyak-banyaknya dan
semuanya minta dikirim cepat. Namun, bagaimana bisa
kamu melewatkan hari bahagia sahabatmu yang baru saja
pindah ke rumah barunya, kan? Meski mepet, aku berusaha
mengejar waktu.
Tapi, karena sudah sampai di depan rumahnya, ya
sudah, aku ketuk saja. Sekalian mau minta maaf karena
nggak datang tepat waktu ke acara ini.
Saat tanganku hampir menyentuh pintu, pintu itu
terbuka. Taher, sahabatku yang hari ini mengundangku ke
acara syukuran rumah barunya, muncul dari balik pintu.
Wajahnya terlihat merona bahagia. Menggandeng Jehari,
sang istri, di sampingnya. Mereka kompak memakai baju
bernuansa putih, seperti baru saja pulang ibadah pada Hari
Raya.
"Sudah kelar, ya?" tanyaku salah tingkah.
"Lah, dia baru datang," jawab Taher sambil tertawa.
Aku dan Jehari ikut tertawa.
"Silakan masuk," ajak Jehari.
"Terima kasih," sahutku.
"Sama-sama, terima kasih juga sudah datang."
"Selamat untuk rumah baru kalian berdua," balasku.
Sebagai pengusaha restoran Padang, Taher sudah bisa
dibilang berhasil. Rumah ini tampaknya adalah salah satu
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH YANG PILU UNTUK KITA YANG RAGU (Teaser)
RomanceSetelah belajar mengikhlaskanmu, mengapa jalan hidup mempertemukan kita lagi? Hati remuk yang pelan-pelan kurakit kembali, kini gamang saat ada kamu lagi. Pernah aku mencoba menghapusmu dalam ingatan, tapi pilu mendalam yang kurasakan. Kau bilang ta...