Tap.. Tap.. Tap..
Suara hentakan kaki seseorang yang sedang menaiki tangga dengan terburu-buru menuju ke kamar yang ada di sana. Kedua bibirnya terlipat ke dalam seakan memperlihatkan bahwa ia sedang menahan kesal. Kini tangannya sedang memegang gagang pintu, ia diam sejenak sebelum membuka pintu kamar tersebut."Yesseuulllllll!" teriak seorang gadis berseragam sekolah kepada gadis lain yang tengah berada di bawah selimutnya.
"Yesseull. Astaga bangun. Woi liat udah jam setengah tujuh nihh."
Sosok yang diteriaki pun akhirnya membuka matanya, dengan cepat manik matanya menuju ke arah jam dinding yang tergantung di dindingnya. Dengan malas ia berjalan ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya.
Hyemi, anak perempuan yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya itu tak habis-habisnya mengomeli sahabatnya, Yesseul. Kalau tidak ada Hyemi sangat dipastikan Yesseul akan telat masuk sekolah.
Tak peduli dengan ocehan Hyemi, Yesseul dengan cepat melengos ke kamar mandi.
" Jangan bilang semalam dia marathon drama lagi," gerutu Hyemi yang geram dengan sahabatnya.
"Enggak, gue semalem abis cover lagu," jawab Yesseul dengan santainya saat keluar dari kamar mandi.
Hyemi cengok melihat Yesseul, bukannya dia baru aja masuk ke kamar mandi? Hanya hitungan detik sudah keluar? Mandi atau ...?
"Seul.. Gue gak salah liat kan? Lu kan baru masuk, kok udah keluar? Udah kelar mandi lo?" tanya Hyemi bingung.
Tidak langsung menjawab pertanyaan Hyemi, Yesseul justru dengan terburu-buru menuju ke lemarinya, dia mengambil pakaian yang akan ia kenakan dari lemari dan juga handuknya yang tertinggal.
"Handuk gue ketinggalan nih sama baju juga," jawabnya.
Hyemi pun mengangguk lega karna sahabatnya itu tidak sejorok seperti yang ia pikirkan.
°°°°°
Yesseul dan Hyemi saat ini sedang berada di koridor sekolah. Entah kenapa sekolah hari ini sangat sepi sekali. Kelas-kelas nampak kosong, bahkan dalam perjalanan ke kelas mereka hanya berpapasan dengan beberapa orang saja.
"Hye...," panggil Yesseul.
"kenawhy??"
"Kok sepi amat sih di sini, serasa horor taulah." Yesseul seketika memeluk tangan Hyemi.
"Halahh. Lu aja yang penakut. Pagi cerah gini dibilang horor," timpal Hyemi.
Yesseul tidak menjawab ucapan Hyemi, ia masih berpegangan kepada Hyemi, seperti bocah yang mengikuti ibunya di tempat perbelanjaan karena takut kehilangan.
Hyemi menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran dengan tingkah Yesseul, tujuh belas tahun rasa tujuh tahun, batin Hyemi.Mereka berdua pun mencari tahu mengapa sekolah terlihat sepi, ternyata para siswa dan siswi sedang berkumpul di belakang sekolah karena ada kejadian yang menghebohkan. Karena penasaran, keduanya kini telah berada di kerumunan siswa yang sedang heboh menyaksikan apa yang ada di hadapannya.
"Ada apa sih?" tanya Yesseul pada salah satu siswi di situ.
"Ada yang jatuh dari atap sekolah."
"Bunuh diri?" tanya Yesseul lagi pada siswi yang tadi.
"Enggak tau juga."
Karena rasa penarasan, Yesseul menerobos kerumunan orang yang sedang ada di tempat kejadian. Sampai ketika Yesseul telah berada pada barisan terdepan, ia bisa melihat dengan jelas anak yang terjatuh dari atap sekolah itu, anak perempuan dengan surai coklatnya yang panjang, dari seragamnya pun terlihat dia anak murid sekolah itu, namun wajahnya tertutup oleh darah dan rambutnya sehingga Yesseul tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Yesseul mengamati murid yang dalam keadaan bersimbah darah itu di hadapannya, pandangannya seolah terikat oleh presensi yang sedang terluka di hadapannya. Saat ia sedang hanyut memandangi anak tersebut, tiba-tiba pandangan matanya perlahan mengabur, kepalanya pun terasa berat, seakan dunia sedang terputar-putar, ia merasakan sakit yang hebat pada kepalanya, tak tertahan lagi Yesseul kini memejamkan matanya sambil memegangi kepalanya yang sakit. Namun seperdetik kemudian, yang barusan ia rasakan itu menghilang, pandangan matanya mulai kembali normal, kepalanya pun berangsur pulih, dunia yang tadi ia rasakan sedang berputar kini pun kembali normal, ia kembali melihat apa yang sebelumnya sedang ia lihat di depannya, tetapi hal yang mengejutkan lainnya terjadi, ketika dia menoleh ke kanan, ke kiri dan juga ke belakangnya, tidak ada seorang pun di sana padahal sebelumnya keadaan di sana sangatlah ramai, hanya ada dirinya dan seorang siswi bersimbah darah di hadapannya.
Belum selesai ia di buat bingung oleh keadaan yang seolah mempermainkannya, kini ia merasakan sesak yang sangat di bagian dadanya, pandangan matanya pun kian menggelap, tanpa di sadari ia kini tengah ambruk tak sadarkan diri.
•••••
Di dalam ruangan bernuansa putih yang sunyi, hanya suara dari patient monitor yang memecah keheningan dalam ruangan tersebut.
Gadis berkenakan baju putih khas untuk pasien rumah sakit tersebut tengah terbaring lemah di atas ranjangnya. Wajah cantiknya kini tak terlihat bercahaya seperti dahulu lagi, wajahnya kini pucat pasi, bibir ranumnya kini terlihat kering, selang oxigen terpasang pada kedua hidungnya, alat-alat medis pun terpasang pada sekujur tubuhnya.*****
Selamaatt membacaa cerita gajekuuu. Wkwk
Kuharap kalian bersabar atas ketidak jelasanku dalam membuat cerita. Sangat amburadul. Idenya lari-lari terus huwaaa..
Menurut kalian gimana??😭
Seperti biasa krisaaarrr sangat di butuhkann yaaa..
Oke sekian terima cashh.. Babayy..
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU
FanfictionHayoo bingungkan? Sama aing juga bingung sama deskripsinya. Abis bingung. Dahlah langsung baca ceritanya aj gak usah cari deskripnya. Hohoo