Dua

13 4 9
                                    

Jangan lupa vote and komen, sebelum membaca atau setelah membaca, suka-suka kalian yang penting vote yaakk... Xixixii.. Siders hush hushh... Wkwk

                                      ****

Yesseul tengah terbaring di ruang uks sejak kejadian aneh yang menimpanya tadi pagi.

"U-uhh," rintih Yesseul sambil memegangi kepalanya.

"Oh kamu sudah bangun. Nih minum air putih dulu," ucap seorang lelaki yang menemani Yesseul di ruang uks.

Yesseul menoleh ke arah pemilik suara dan terkejut saat mengetahui yang berada di sampingnya bukan Hyemi, melainkan laki-laki.

"ka-kamu siapa?" tanya Yesseul sambil memicingkan matanya.

"Gak perlu tau aku siapa. Tapi yang jelas aku di sini karna di suruh sama temanmu buat nemanin kamu," jelasnya.
Yesseul yang mendengarnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tuh minum dulu airnya. Ntar aku di marahin pas temanmu datang, kamunya udah bangun tapi airnya belum juga diminum, sama vitaminnya juga."

"Iya," jawab Yesseul dengan nada malas sambil memandangi ke luar jendela.

Gedubraakk...

"Yesseulll akhirnyaa lo dah bangunn," heboh Hyemi menghampiri Yesseul. Sedangkan Yesseul masih memegangi dadanya, hampir saja jantungnya copot gara-gara ulahnya Hyemi yang masuk dengan brangas.

"Lo bisa gak sihh buka pintu pelan-pelan? Lo kira ni sekolah punya bapak kaauu??"

"Yaa maap. Lagian gue buru-buru mau nyamperin elo," jawab Hyemi sambil cengengesan. 

"Lo gak kenapa-kenapa kan? Kepala lo atau apa gitu ada yang sakit gak?" Hyemi menanyakan kondisi Yesseul dengan heboh membuat Yesseul ingin menjitak kepalanya.

Ctakk..

"Aakhh sakittt tauuuukk," ringis Hyemi sambil memegangi dahinya dan menatap tajam ke arah Yesseul.

"Maaaf, abis gemes gue," ucap Yesseul dengan santai.

Hyemi menoleh ke arah laki-laki yang sedari tadi menonton kelakuan dua perempuan yang ada di hadapannya.

"Jaem.. Lu liatkan, dia sekarang jahat sama gue. Huwaaaaaaa..." Hyemi mengadu pada laki-laki itu.

Yesseul mendengar Hyemi menyebut nama laki-laki itu pun memicingkan matanya.

"Jaem?" ulang Yesseul dengan penuh tanda tanya.
Hyemi melihat reaksi Yesseul saat itu bertukar pandangan dengan Jaemin.

"A-aah iya Jaem. Dia namanya Jaemin. Oh tadi Jaemin belum kasih tau namanya ke lo ya?" jawab Hyemi ketar ketir sambil melirik ke arah Jaemin.

"Iya belum," jawab Jaemin dengan singkat.

Yesseul masih diam sambil menatap sosok lelaki yang bernama Jaemin itu.

"Kita pernah saling kenal?"

Satu pertanyaan dari Yesseul sukses membuat Hyemi membelalak. Dia bingung apa yang harus ia lakukan di keadaan seperti ini. Haruskah ia memberi tahu Yesseul? Ataukah tidak? Begitu pula dengan Jaemin, ia juga terkejut dengan pertanyaan Yesseul, hanya saja dia tidak menampakkan keterkejutannya.

"A-ahh anuu..." Hyemi membuka mulutnya untuk berbicara namun ia bingung akan mengucapkan apa.

"Enggak. Kita baru ketemu hari ini." Akhirnya Jaemin yang angkat bicara.

Sedangkan Hyemi memegangi dadanya karena merasa lega dengan jawaban yang dilontarkan oleh Jaemin.

Karena suasana yang agaknya canggung ini, Hyemi pun mengambil vitamin dan juga air minum untuk diberikan kepada Yesseul.

"Nih minum dulu airnya sma vitaminnya. Lo istirahat aja dulu di sini. Gue sama Jaemin keluar dulu, biar lo gak keganggu."

•••••

Hyemi menarik Jaemin dari ruang uks ke taman yang ada di sekolahnya. Sesampainya di salah satu bangku, Hyemi melepaskan tangannya dari Jaemin dan mendudukkan dirinya pada bangku tersebut.

"Duduk," perintah Hyemi pada Jaemin dan dituruti olehnya.

"Sudah gue bilangkan sebelumnya."

"Apa?" tanya Jaemin pada Hyemi.

"Aduh Jaem.. Lu tu lemot atau gimana sih. Gue kan udah pernah jelasin ke loo jangan muncul dulu di depan Yesseul. Hah lo sih ngeyel. Kalau terjadi apa-apa tadi sama Yesseul gimana? Lo tau kan dia belum pulih sepenuhnya," ucap Yesseul panjang lebar pada Jaemin.

"Maaf," jawab Lelaki itu.

"Jangan minta maaf ke gue, yang gue lakuin sekarang ini demi sahabat gue, Yesseul," jelasnya "Gue juga salah tadi disana bilang gitu ke lo. Bodo banget lo Hyemii," lanjut Hyemi sambil merutuki dirinya sendiri.

Keduanya kini saling hanyut dalam pikiran mereka masing-masing. Tak terdengar lagi ocehan Hyemi yang mengomeli Jaemin. Tiupan angin sepoi-sepoi dari pohon yang ada di samping mereka seolah ikut menenangkan kerisauan dalam hati mereka.

•••••

Banyak orang yang menyukai udara di malam hari, karena mereka bisa mendapatkan kesejukan yang tidak bisa mereka dapatkan di siang hari. Tetapi, tidak semuanya bisa tahan dengan udara malam, karena bukan kesejukan yang ia dapatkan, melainkan kaku pada sekujur tubuhnya jika ia terkena oleh angin malam. Itulah yang di rasakan oleh Yesseul. Saat malam hari, ia hanya bisa berdiam diri di dalam rumahnya. Jikalau keluar, dia harus memakai pakaian tebal layaknya yang orang pakai ketika musim dingin.

Kini Yesseul tengah memandangi indahnya pemandangan malam melalui jendela kamarnya. Melihat bintang bertebaran di langit yang tak terhitung jumlahnya, juga bulan yang sendirian di atas sana untuk menyinari kegelapan bumi di malam hari.

Kemudian dari jendelanya ia juga melihat orang-orang yang berlalu lalang di jalanan sedang menikmati keindahan malam bersama keluarganya, teman-temannya, mereka terlihat sangat bahagia pada malam itu. Sedangkan Yesseul, ia merasa sangat kesepian sendirian di kamarnya. Tak ada yang bisa ia lakukan kecuali berdiam diri di dalam kamarnya sambil mengutak-atik ponselnya, atau melihat keluar seperti yang ia lakukan saat ini.  Kedua orang tuanya? Keduanya sangat sibuk mencari nafkah, bahkan pada malam hari seperti ini pun keduanya belum pulang ke rumah.
Yesseul merasa sangat bosan sekarang.

Yesseul kini sedang berbaring di atas kasurnya. Ia memandangi langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian tadi pagi yang menimpanya. Ia merasa sangat aneh. Bahkan saat ia bercerita kepada Hyemi sebelum pulang, Hyemi bilang bahwa dia dan anak-anak lain menyaksikan tingkah aneh Yesseul dari sebelum pingsan sampai pingsan tak sadarkan diri. Tapi yang Yesseul ingat beberapa detik sebelum ia tak sadarkan diri, ia menoleh dan tak menjumpai siapapun di sana melainkan hanya dirinya dan seorang siswi yang sudah tergeletak lemah di hadapannya. Apakah yang ia alami ini hanyalah sebatas halusinasinya?  Tapi ia merasakan itu sangatlah nyata. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Mengingatnya membuat Yesseul merasa takut dan merindinga, apalagi sekarang dia sedang sendirian di rumahnya.

Dan satu lagi yang menggangu pikiran Yesseul, yaitu Jaemin. Siapa Jaemin? Kenapa Hyemi bertingkah seolah dirinya telah mengenal Jaemin?

                                *****

Yuhuuuhuu saia apdet lagii.
Selamat membacaaaaaaa..❤
See you next time...💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEJAVUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang