***
Crieet
Pintu berderit terbuka, menampakan [Name] baru saja keluar dari tempat sesat yang selalu menemani sepanjang malamnya. "Ah! Lapar, makan dimana ya?" Gumamnya sambil bertanya tanya kepada diri sendiri.
Duk
Baru saja memikirkan sebaiknya makan apa ya dia, dan sekarang ia menemukan makanannya. seseorang yang barusan menabrak bahunya, berjalan dengan tergesa gesa dan juga sempoyongan. Bisa kalian tebak siapa?
"Lucky!" Semangatnya setelah melihat target mangsanya keluar dari kandang yang melindungi perempuan malang itu.
Melirik kekanan kekiri, memastikan keadaan tengah sepi. Setelah merasa pasti, [Name] mulai melancarkan aksi bejatnya. Dengan cara, mendekati perempuan itu dengan perlahan lahan menyamai langkah dengan sang puan.
"Ekhem. Permisi" kata kata manis keluar dari mulut [Name]. Sangat berbeda dengan dirinya yang barusan. Sang perempuan yang dipanggil menoleh dan melontarkan pertanyaan
"Siapa?"
"Eh! bisa bisanya lupa sama gue"
"Emang siapa ya, maaf saya lupa" Ucap puan itu, yang berusaha keras untuk berdiri dengan sempurna. Akibat alkohol yang keras, membuatnya susah mengendalikan diri.
"Ish! tadi kita sempat kenalan, temennya kak ran" Mendengar kata ran. Mata perempuan yang tidak diketahui namanya terbelalak kaget. Langsung membungkukan diri dan meminta maaf
"Oh!, maaf saya lupa. Kalau boleh tau ada perlu apa ya?"
Menyeringai secara tipis, [Name] mengetahui bahwa rencananya akan berhasil. "Kata kak ran. Lo disuruh pulang bareng gue, biar aman" Senyuman manis tertampil. Ia tau senyumannya bisa menggoyahkan hati seseorang dan mengira dirinya memiliki sifat yang baik hati nyatanya sih tidak.
Perempuan didepannya hanya mengangguk, menyetujui tanpa tau marabahaya akan menimpa dirinya dalam beberapa jam kedepan.
Dengan percaya diri [Name] mengajak sang perempuan pergi kearah yang lebih sepi, terlihat seperti gang kecil yang gelap dan sepi. Gang ini masih terbilang dekat dengan jarak tempat clubbing.
"Aduh, ini kunci mobilnya mana sih. Bentar ya. Lo jalan duluan aja lagi dikit tuh" Sambil berpura pura mencari kunci mobilnya di dalam tas. [Name] dengan hati hati mengeluarkan barang yang akan dia gunakan untuk memenuhi kesenangannya.
Perempuan yang tidak diketahui namanya itu, mulai merasa aneh dengan tempatnya berdiri. Disana tidak ada mobil sama sekali. Lagi pula siapa pula yang menaruh mobil di gang sempit dengan jalan yang buntu.
Menyadari ada yang salah, ia berniat meninggalkan tempat tersebut, namun
"Yah, udah ketauan ya" suara perempuan yang ia kira kenalan ran, membuatnya terlonjak kaget apalagi [Name] sekarang sedang tepat berada dibelakangnya dengan pistol yang berada di kepalanya. Membuat sang puan semakin ketakutan.
"Kalau gitu, selesain sekarang aja. Bagaimana?" Apa? apa yang ingin diselesaikan. Berbagai macam pikiran memasuki pikiran sang puan yang tidak diketahui namanya.
"Maaf. Saya mohon maafkan saya. Saya tidak tau apa salah saya, tapi biarkan saya tetap hidup" Berusaha untuk negoisasi dengan seorang [Name] adalah hal yang sia sia.
"Aduh! sebenarnya gue ga mau langsung ke intinya sih, pengen denger suara manis lo dulu. Lo aja nangis ngemis ke kak ran, masa ke gue engga. Ga asik" Menghiraukan permintaan perempuan itu, [Name] makin menempelkan pistol tersebut, bahkan tangannya yang lain menalar ke arah leher berniat mencekik.
"Akh!, M-maaf, tolong lepaskan saya"
Mendengar rintihan, membuat semangat [Name] naik keujung ubun ubunnya. Sangat tidak sabar. Ini lah yang ia nanti nanti selama ini "Iya, bagus. Ayo memohon" Ujarannya diterima baik oleh sang puan yang ia cekik lehernya.
Di malam itu, gang kecil yang sepi dipenuhi oleh rintihan memohon, meminta dimaafkan seperti seorang budak yang melakukan kesalahan kepada tuannya.
"OMG!!! Gue suka lo. tapi, Gue ga bisa biarin perempuan seperti anda dekat dengan kak ran"
"So, Bye cantik"
DORRR
Tembakan nyaring menggelegar pada gang gelap yang mulai dipenuhi darah berceceran di aspal dingin. Menatap datar bangkai manusia didepannya, sudah jatuh tak berdaya darah dimana mana bahkan beberapa mengenai wajah dan pakaian yang [Name] kenakan.
Melirik pisau yang tergeletak di bawah. Entah siapa yang menaruh benda tajam itu disana, seperti ia tau bahwa akan ada iblis yang menggunakan benda tersebut untuk melakukan kegiatan kejinya. "Hari ini benar benar beruntung ya"
Memungut pisau itu lalu menggeret mayat perempuan yang mulai mendingin ke tempat yang lebih gelap, ujung gang ini. "ga ada yang liat kan, aman" Tersenyum secara tipis. Ia mulai menikam mayat tersebut berkali kali. Dan sebuah kata 'mampus' terus terucap berulang kali.
Hingga dirasa dirinya merasakan puas, ia berhenti melakukannya.
Berjalan keluar dari kegelapan, tidak ada satu orang pun disekitar sana bahkan sampai [Name] berada di parkiran. Memang, semesta sedang mendukungnya kali ini. Mengganti pakaian, yang sudah ia sediakan di mobil. Dia tau sewaktu waktu, pasti ada momentum seperti ini. Jadi ia harus siap sedia.
"Yosh!, waktunya pulang" Memasang wajah manis kembali. Bagian dirinya yang tadi ia tunjukan seperti tidak ada dalam dirinya. Mobil dengan merk Ayla, meninggalkan tempat clubbing.
Tanpa mengetahui jika seseorang tengah melihat kepergiannya dengan senyuman miring "menarik".
***
TBC
maaf jika dirasa sy lama banget updatenya, lagi banyak kerjaan di rl.
semoga suka ya sama chap ini!.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒐𝒃𝒔𝒆𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏 | ran haitani
Fanfiction❛ tch. cewek yang ke limapuluh, langsung dibunuh atau main main dulu ya ❜ pairing with ran haitani and you all character Tokyo revengers hanya punya wakui sensei, saya hanya meminjamnya ga tau kapan dibalikan start : 12 Oktober 2021 finished :