Seandainya
Happy reading!
=====Zayn menghentikan laju motornya, lantas melepas helm di kepalanya. Setelah memarkirkan kendaraan roda dua kesayangannya dengan benar.
"Hai," sapa Zhafira.
Gadis itu berdiri di ambang pintu rumahnya. Menyambut Zayn yang menyambangi kediamannya.
Zhafira tidak menyangka hari ini akan tiba. Beberapa jam yang lalu, Zayn sempat menghubungi dirinya lewat chat. Mengatakan kalau dia akan berkunjung.
Senyum Zhafira semakin mengembang. Akhirnya dia bisa mendapatkan kontak Zayn setelah sekian lama.
"Kaki lo udah baikan?" Lontar Zayn. Melihat langkah Zhafira tampak normal.
Zhafira berdehem singkat. Malas menjelaskan hal yang sudah Zayn lihat sendiri.
"Mau minum apa?" Tanya Zhafira, di tengah langkah keduanya menuju ruang tamu di rumahnya.
"Apa aja," jawab Zayn seadanya.
Zhafira menarik nafasnya, sabar. "Disini nggak ada minuman apa aja," ucapnya.
Zayn mendongak. Menatap Zhafira yang berdiri. Sedang dia sudah duduk manis di sofa.
"Terserah."
"Bekas cucian beras mau?" Tanya Zhafira dongkol.
"Nggak usah kalau gitu."
Zhafira mendengus. "Gue buatin jus. Tunggu sebentar," putusnya, kemudian melenggang menuju dapur.
Zayn langsung mengambil ponselnya begitu Zhafira pergi. Mengotak-atik benda pipihnya selama dia duduk sendirian di tempat itu. Menunggu Zhafira, sekaligus teman-temannya yang datang terlambat.
Bosan dengan ponselnya, Zayn lantas mengedarkan pandangannya. Menatap beberapa figura yang tertata rapi di dinding.
Zayn memandangi satu per satu. Sampai netranya tidak sengaja menemukan figura paling kecil yang di letakkan diantara figura-figura besar. Dia berdiri tanpa sadar. Menghampiri figura itu, dan menatapnya lamat-lamat.
"Itu gue," bisik Zhafira yang baru saja berdiri di samping Zayn. Mengejutkan cowok itu, karena kedatangannya yang tidak di ketahui.
"Muka lo dekil banget!" Cetus Zayn.
"What?" Tanya Zhafira tidak percaya.
Zayn mengendikkan bahunya. Tidak menanggapi Zhafira lebih lanjut. Dia menatap figura itu sekali lagi, baru kembali ke tempatnya semula.
"Minuman buat gue mana?"
Zhafira menunjuk ke belakang tubuh Zayn. Membuat cowok itu refleks menoleh, dan mendapati wanita paruh baya berjalan ke arahnya dengan nampan berisi jus di tangannya.
"Silahkan."
Kepala Zayn mengangguk sopan. Dia kemudian menerima geles yang di sodorkan wanita paruh baya itu.
"Den Zayn masih suka jus melon kan?"
Zayn terhenyak sebentar. Dari mana wanita setengah baya ini tahu? Zayn buru-buru menatap Zhafira. Meminta penjelasan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Teen Fiction(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...