Memulai Hal Baru

11 0 0
                                    

Setelah mendapatkan ijin untuk tinggal mereka merayakan datangnya orang baru di desa yaitu Shun, dia belajar dengan sekilas memasak makanan khas mereka, tarian, dan juga menunjukan keahlian dalam memakai sihir angin mereka. Selesai itu semua Shun diberikan sebuah tempat rumah kosong untuk tidur disana dan ia pun tertidur.

Lalu matahari mulai terbit dan mulai ada suara dari luar pintu,

*Tok, tok, tok, tok* 

"Bangun Shunnn, sudah pagi," ucap Lily dengan lantang dari luar. Dia pun membuka pintu Selamat pagi shun! Bagaimana kabarmu hari ini? Apa kau lelah kemarin," tanya Lily padanya

"Hoaammmm, selamat pagi," balas Shun yang masih setengah sadar dari tidurnya. 

"Hari ini kami akan berlatih sihir lagi, kamu mau mencoba belajar bersama kah?" kata Lily

"Oh! Baik aku mau ikut, selama ini aku juga penasaran dengan sihir, sebentar aku akan bersiap dulu," jawab Shun dengan semangat. Setelah bersiap siap Shun pun ikut memperhatikan pelajaran sihir angin para elf. 

Elf bisa terlihat seolah olah terbang dengan teknik hembusan anginnya yang mampu menerbangkan tubuh seseorang, mereka juga mempunyai senjatanya, yaitu panah dan tongkat sihir. Lily pun mengajak jalan jalan Shun juga ketempat pembuatan senjata yang rata rata terbuat dari kayu ajaib, melihat tumbuhan tumbuhan aneh, hewan hewan kecil juga yang tidak ada di dunia manusia. 

Setelah beberapa hari Shun pun mulai bisa beradaptasi dengan keseharian disana. Dia pun mulai mencoba belajar beberapa keahlian untuk mempertahankan diri yang dibutuhkan saat jalan jalan di hutan.

"Hei, kamu manusia disana apakah mau menguji keterampilan mu ?" tanya seorang elf.

"Em, maaf aku belum bisa apa apa, kurasa juga aku tidak mempunyai kekuatan sihir seperti kalian jadi agak sulit menyesuaikannya," balas Shun.

"Hoo, baiklah tapi kurasa kamu bisa mulai belajar menggunakan pedang yang disana, terlihat sederhana bukan untuk digunakan? Kami punya juga seorang ahli pedang kurasa kamu bisa mencoba belajar dengannya" kata si elf itu.

"Oh, terlihat bagus, baiklah akan kucoba" ujar Shun dengan semangat.

Waktu pun terus berlalu, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, sampai-sampai Shun pun lupa dengan tujuan utamanya untuk balik pulang ke dunia asalnya. Suatu hari di saat Shun selesai berlatih pedang bersama elf-elf itu, mereka semua berencana untuk mengajaknya untuk mencari sebuah daun khusus ke hutan yang di nanti rencananya akan digunakan saat hari perayaan tradisional mereka.

Berjalan menyusuri hutan, Shun yang ditemani Lily di suruh untuk mencari daun berlubang berwarna merah, karena itu adalah bahan yang diperlukan untuk membuat minuman tradisional mereka. 

"Woah aku menemukan itu sekumpulan daun merah itu Shun di atas sana," teriak Lily dengan semangat sambil memanggil Shun.

Shun pun langsung mendatanginya dan melihat benar bahwa ada daun itu disana, dia mencoba untuk memanjatnya, saat sudah hampir sampai batangnya tiba tiba terdengar suara seperti desisan. Tidak disangka-sangka bahwa ada ular berkepala tiga didekat tangan Shun! Seketika ia pun panik dan langsung bersedia mengeluarkan pisau kecil di kantongnya, tapi sebelum dia sempat dia sudah tergelincir jatuh kebawah.

*wuuushhh, wuushhh, wuuuushh* Lily dengan cekatan mengeluarkan sihir miliknya, sehingga Shun tidak terluka saat terjatuh.

"Hei shun apakah kau tidak apa-apa??" tanya Lily dengan cemas.

"Ah ya, tidak apa aku hanya kaget saja dengan ular aneh itu hahaha, syukurlah aku tidak terjatuh ke tanah, terimakasih Lily," balasnya sambil menenangkan suasana.

"Hehe, tentu, sebenarnya ular itu sangat biasa ada di sini, kamu tidak perlu panik sebegitunya, malah beberapa dari kami membuatnya jadi hewan peliharaan, kalau pun tergigit hanya perlu cuci dengan air di sungai untuk mengeluarkan racunnya, tidak berbahaya kok," jelas Lily.

Dan Shun pun mulai berjalan melihat dan mengenal hewan hewan aneh di dalam hutan tersebut sambil Lily menjelaskannya, tanaman unik, lembah lembah, bahkan batu-batuan juga beragam disana. Usai dari sana mereka kembali balik ke desa. Sepulangnya dari hutan beberapa elf menatap mereka berdua dengan bingung. 

"Hei kalian berdua sudah balik? Apakah kalian kelupaan sesuatu untuk dibawa?" tanya seorang elf

"Eh iya! Aku lupa membawa daun daun itu, arghhh maafkan aku. Aku lupa saking asiknya berjalan jalan," maaf Shun.

"Ahahaha, baiklah tidak apa, nikmatilah pemandangan-pemandangan hutan disini selama masih bisa" balas elf itu sambil tertawa.

Tiba-tiba Shun teringat kembali, bahwa sebenarnya dia harus segera pulang, dia lupa bahwa ini dunia yang berbeda, dan Ibu nya juga menunggu di rumah. Malam pun datang dan Shun melihat bintang-bintang di langit, bintang ini mengingatkannya dengan Ayah nya juga, dulu saat masih hidup mereka sering berkemah bersama sambil melihat bintang.

"Ayah, aku ingin kau melihat bintang indah ini bersamaku lagi," gumam kecil Shun.

Malam pun berlalu dan paginya seperti biasa Shun mencoba bermain ke hutan, berlatih pedang dengan gurunya. Keesokan harinya Shun bangun dan berencana untuk pergi menemui pak kepala desa untuk memulangkannya kembali ke dunia asalnya. Shun pun langsungsung menemuinya,

"Selamat pagi pak, terimakasih atas segala kebaikan mu selama saya tinggal disini, tapi saya ingat saya berada disini karena sebuah kejadian yang aneh, adakah cara untuk saya bisa kembali pulang ke dunia saya?" ucap Shun dengan panjang lebar. 

"Oh tentu saja, di dekat pohon besar sebelah timur ada gunung yang tidak jauh dari situ yang terdapat gua didalamnya, tempat tersebut dapat mengirimkan seseorang ke dunia asalnya kembali, sebelumnya kami pernah mengirim seorang manusia juga lewat gua portal itu, namun jalan kesitu sangat lah berbahaya banyak mahluk yang bisa langsung melahapmu hidup-hidup," jelas pak kepala desa.

Shun pun mengangguk paham, di temani Lily dan 2 elf lainnya, mereka mencoba untuk menyusuri hutan untuk mencapai gua itu. Berjalan selama 1 jam, akhirnya mereka mulai melihat bayang-bayang pohon besar. Sebelum mereka sempat bicara tiba-tiba saja ada sebuah tangan tengorak yang berusaha menarik mereka semua muncul dari tanah. Masing-masing mereka berusaha menyelamatkan diri dan mengeluarkan kakinya dari genggaman tangan-tangan itu. 

"Cepat keluarkan sihirmu, hancurkan saja tulang-tulang itu," teriak Shun.

Tapi mereka tengkorak-tengkorak itu teralu kuat, kaki mereka mulai tertarik ke tanah.....

*clang, clang, clang* secepat kilat ada bayangan lewat di depan dan mereka semua tidak merasakan lagi adanya tarikan tangan tangan itu. Tiba-tiba di belakang pohon muncul sosok lelaki bertubuh besar dan berjenggot sambil membawa sebilah pedang.

"Yo, kalian aman-aman saja kan?" tanya si pria itu.

"E-e-eh siapa kau?" tanya mereka semua bingung.

---------------------------------------------------------

(Akan Berlanjut)

- JoeL




Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang