❛ n' summary , At the end she just accepted his fate without complaining
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
‧₊˚✧˚₊‧
Lupakan soal manusia dalam paket, [Name] tidak memperdulikannya, yang penting sudah di pakaikan baju. Beberapa kali ia bertanya siapa yang mengirimnya tapi lelaki itu enggan menjawab
Ya sudahlah, biarkan [Name] bermain Gamenya hingga puas. “Hey, jika kau tidak menjawab pelaku yang mengirim mu, aku terpaksa membawa mu ke kantor polisi” ucap [Name] tanpa mengalihkan perhatiannya
Lama - lama ia risih karena lelaki itu terus menatap [Name]. Pada akhirnya ia mempause Gamenya dan mengecek isi paket mencurigakan itu
Pill kosong, dengan pesan yang hurufnya samar - samar dibagian dalam pill. Tolong jaga anak ini
Ayolah, [Name] saja sudah lelah hidup lalu ia harus mengurus manusia aneh yang tiba - tiba keluar dari paket? Bahkan tidak ada nama pengirimannya
“Orang - orang semakin aneh. Bukan hanya membuang bayi, manusia yang sudah besar juga dibuang”
Setidaknya ia masih memiliki hati nurani untuk merawat lelaki aneh di rumahnya. Toh dari wajahnya saja dia terlihat seperti lelaki baik dan polos, jadi tidak mungkin melakukan hal bejat
[Name] kembali ke kamarnya sembari membawa kotak bekal dari tetangga. “Nih makan. Jangan sampai sakit” setelahnya ia melanjutkan Gamenya
Lelaki itu menatap bingung kotak makanan yang berisi nasi, tempura, telur gulung dan sosis lalu memandang [Name] penuh tanda tanya
Melepas stik playstationnya sejenak, [Name] membuat gerakan seolah sedang menyendok makanan lalu memasukannya ke dalam mulut
Dan lelaki itu langsung mengikutinya. “Apa lagi?” tiba - tiba saja ia menodorkan kotak makannya. “Aku gak makan”
“Nanti sakit”
Seketika [Name] menatap lelaki itu dengan ekspresi terkejut. Seolah berkata, Loh bisa ngomong?
“Enggak, imun aku kebal” lelaki itu mengangguk patuh. “Nama kamu siapa?”
