“kenapa ada oksigen dalam hidrogen sulfida ?” Tanya seseorang yang baru datang dan membuatku terkejut.
“Aku sedang melamun .. dan aku berpikir hidrogen sulfida adalah bau telur basi“ Jawabku dengan sepengetahuanku.
“Apakah itu alasannya kau menambahkan O ?” tanya-Nya.
Kemudian aku menghapus huruf O dengan lengan baju.
“Bisa ku temani sebentar ?” tawarnya kepadaku.
Aku melenggang pergi menuju kamar asramaku dan meninggalkan dia yang masih berdiam diri menunggu jawabanku.
“Huh cape banget“ ucap seorang perempuan yang masuk ke kamar asramaku dan dia akan menjadi teman sekamarku
“aku Resa Arsana“ Ucapnya sembari mengulurkan tangan
“Mey Akpenamawu“ ucapku sembari menjabat tangan perempuan yang bernama Resa
Sedikit perbincangan dan bertukar Nomor telphone untuk saling memberi kabar.
Hari-Hari berlalu dan sedikit banyaknya aku mengenal lebih dalam lagi sosok seorang Resa, Gadis seperti Resa akan selalu sedih dan tak pernah menyerah namun terkadang aku jengkel dengan perilakunya itu.
“Tiap ada masalah kamu pasti nangis, kenapa sih Res percuma tahu gak !” Tegasku terhadap Resa Yang sedari tadi menangis.
“Kamu gak tahu perasaanku terhadap Gibran Mey, kamu gak Tahu betapa pentingnya Gibran Buat aku“ jawabnya sembari terus meneteskan air mata
Meneteskan air mata ?
Kenapa ?
Ada masalah apa ?
Apalagi masalahnya kalau bukan dengan Gibran kekasihnya itu.
“baiklah, aku memang tidak terlalu memahami duniamu Res,” Ucapku lalu memberikan Tisu dan membiarkan Resa melanjutkan kembali tangisannya itu, sedangkan Aku beranjak naik ke kasur untuk mengistirahatkan tubuhku yang sudah lelah kemudian terlelap tidur.
Tepat pukul 04.30 adzan berkumandang lalu aku bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan bersiap untuk melaksanakan Shalat begitu pun dengan Resa.
Jam menunjukkan pukul 05.45 aku segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus, tapi sebelum itu aku Turun ke Lantai bawah untuk membeli sarapan.
Beberapa menit kemudian,
Sarapan telah usai dan semuanya telah siap aku dan Resa berjalan menyusuri anak tangga, tidak membutuhkan banyak waktu untuk sampai kampus karena jaraknya yang tidak jauh dari asrama, beberapa menit berjalan akhirnya kita tiba di kampus kemudian kita mulai berpisah sebab kita berada di jurusan yang berbeda.
“See You” Ucap resa sembari melambaikan tangan dan aku membalas lambaiannya itu. Aku berjalan masuk menuju kelas dan saat tiba di sana sudah banyak sekali mahasiswa yang menduduki tempat mereka masing-masing kemudian aku mengambil posisi untuk duduk ditempat yang kosong.
Brughh.. seorang pria yang duduk didepan tidak sengaja menyenggol botol minum yang terbuka tutupnya hingga terjatuh, dan saat kulihat ternyata dia Rafael, ya tentunya kalian tahu siapa sosok Seorang Rafael.
“ Maaf “ Ucap Rafael sembari menyodorkan tisu dan aku menerimanya kemudian membersihkan bajuku yang terkena tumpahan air panas.
“Itu air panas, memang gak sakit ?” Tanya Rafael yang penasaran, tapi aku hanya menggelengkan kepala karena memang sesuai dengan keadaannya, ini sama sekali tidak sakit, setelah itu ia kembali memperhatikan dosen yang sedang membahas materi, tapi tidak berapa lama ia kembali menengok ke arahku dan kembali bertanya “Yakin gak sakit ?”
“Kamu mau aku berteriak disini karena kesakitan ?” tanyaku yang sedikit kesal karena dia terus bertanya, tapi setelah mendengar jawabanku barulah ia terdiam, namun seorang pria yang disamping-Nya menceritakan pengalaman konyol yang pernah dialami oleh Rafael,
“Kamu gak tahu tentang air panas dalam hidupnya ?” Timpal temannya dan aku hanya menggelengkan kepala lalu dia melanjutkan kembali pembicaraannya itu.
“Saat dia SMA, dia tidak sengaja menumpahkan air panas ke baju mantan pacarnya, dan mantannya itu mengomeli Rafael, Tapi anehnya setelah kejadian itu mereka malah balikan, Konyol bukan ?” Jelas temannya itu, Dan aku mendengarkannya dengan tidak begitu penasaran, Sebab aku sudah tahu lebih dulu tentang hal itu.
“Terus kamu mau aku mengoceh setelah air panasku tumpah, demi membuktikan sebuah takdir ? Tegasku terhadap temannya itu dan Rafael hanya tertawa mendengarkannya, setelah itu kita kembali memperhatikan Dosen.
Beberapa jam telah berlalu Dan kelas sudah selesai, kini jam menunjukkan pukul 15.15, Sebelum aku pulang, aku mengambil waktu pergi ke mushola untuk melaksanakan Shalat.
Usai Shalat aku berniat untuk kembali ke asrama tapi saat perjalanan aku mendengar dua pria menyebutkan namaku, sontak aku langsung melirik ke arah mereka yang ternyata itu Rafael dan juga Danesh teman sekamarnya itu, kita pun bertatap muka kemudian Danesh mengajakku untuk membeli Ice Cream, tapi aku menolaknya kemudian melanjutkan kembali perjalananku, Langkah demi langkah aku berjalan namun seseorang mengikutiku dari belakang, ya itu Danesh, ia tetap memaksaku untuk membeli Ice Cream dengannya tapi aku tetap menolaknya Entah Kesal atau apa, Tiba-tiba Danesh mengatakan Hal konyol.
“Kamu Suka sama Rafaelkan ?” Tanya Danesh dengan nada suara dingin. Aku yang mendengar hal itu pun hanya bisa terdiam. Kemudian Danesh melanjutkan kembali kata-katanya itu “Aku benar bukan ?”
“tidak semua gadis menyukai pria tampan” jelasku dengan menekankan ucapanku.
“Kamu jelas suka sama Rafael” ucap Danesh dengan nada suara merendah dan hanya menunduk, aku hanya tersenyum lalu meninggalkannya dan pergi menuju asramaku.
Setelah tiba di Asrama aku segera membersihkan diri kemudian duduk di kursi belajar dan mulai membuka buku untuk ku baca, di tengah keasyikanku, Tiba-tiba Resa menyodorkan ku sebuah Kotak tanpa menyebutkan siapa pengirimnya, dengan penasaran aku langsung membuka kotak itu dan saat kulihat ternyata isinya sebuah jam tangan Berwarna biru tepat sekali dengan warna kesukaanku. Dan terdapat surat yang berisikan pesan singkat dari sepupuku.
“Hayo dari siapa itu Mey ?” Tanya Resa yang membuatku terkejut.
“Zein sepupuku” Jawabku singkat kemudian Beranjak ke tempat tidur dan kembali melanjutkan aktivitasku yang sempat tertunda karena Kotak itu.
“Pantes gak punya pacar, Orang ini anak Dingin banget” Gerutu Resa dengan ocehan kecil dimulutnya itu, Namun aku tetap bisa mendengarnya dan tanpa sadar aku melemparkan bantal ke Arahnya.
“Aduh Mey sakitttt ...” Teriak Resa Yang terlihat Kesal dan kembali melemparkan bantal ke arahku namun nihil lemparannya terpeleset ke arah lain, dan aku yang melihat kekonyolannya itu langsung menertawakannya sehingga membuat Resa mengalah kemudian dia beranjak ke tempat tidurnya.
Malam telah berlalu, pagi hari mulai menyapa makhluk yang ada didunia ini mengharapkan sesuatu akan tetap memberikan kebahagiaan.
Aku asyik berjalan sambil mengenakan Earphone menuju kampus namun di tengah perjalanan aku tertuju terhadap dua pasangan yang sedang berpelukan seperti memecahkan kerinduan saat ku lihat dengan jelas ternyata dia Rafael dengan mantan kekasihnya Semasa SMA,
Sakit ?
Sangat sakit, ketika melihat orang yang aku sukai sedang beromansa dengan wanita lain, tapi apalah Arti diriku baginya.
Aku kembali melanjutkan perjalananku menuju kampus Dengan tatapan kosong dan pikiran kacau,
Setelah tiba dikelas aku hanya duduk dan terus mendengarkan musik yang sedang ku putar, tidak lama Dosen datang dan memberikan materi.
Beberapa jam telah berlalu di akhir materi, Dosen memberikan Info bahwa besok akan ada study Tour menuju taman bermain tapi tidak semua mahasiswa harus ikut serta, setelah dosen selesai memberikan info seluruh siswa pun bubar dan kembali ke Asrama masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Terbalas
RandomSudah musim hujan lagi, wajah baru dengan visi masa depan membanjiri kampus, penuh harapan seperti aku dulu, tahun pertama universitasku berlalu damai, aku tak pernah kebetulan bertemu dengan seseorang. Namaku Mey Akpenamawu, nama orang yang kusuka...