Still, Miss Stella

544 43 11
                                    

"Pukul lima sore". Soo Ryeon tersenyum mengangguk, "Dan miss Stella sudah sibuk dengan segala pekerjaannya?".

Soo Ryeon melanjutkan dengan sedikit lebih nakal saat orang yang ia goda sejak tadi tak memberi respon, "Pagi hari kau gunakan untuk menuntut ilmu semester akhirmu lalu siang hari kau bekerja di toserba yang ouwh—sungguh kau bisa bekerja di tempat yang lebih besar dengan wajahmu itu dan sore harinya kau melanjutkan untuk bekerja di club itu". Soo Ryeon kembali tersenyum mengangguk, "Ku peringatkan kau memiliki wajah yang cukup cantik jika kau lupa".

Ha Jin tersenyum sesaat setelah memasukkan stocking kulit terakhirnya ke dalam tas, Ia lalu mengambil susu cokelatnya untuk di teguk lalu berkata, "Aku tak lupa jika memiliki wajah cantik. Ah, Kau harus mengoreksi kalimatmu. Aku bukan cukup cantik tapi memang cantik, Kim Soo Ryeon-ssi".

"Tapi kau menyiakan wajahmu dengan bekerja yang tak menghasilkan uang seberapa".

Ha Jin menghela nafasnya setelah menghabiskan susu cokelatnya, "Dua pekerjaan ini sudah sangat cocok untuk pembagian waktu dengan semester akhirku dan lagi aku harus bekerja kau tahu itu".

"Oh sial".

Ha Jin tersenyum sementara Soo Ryeon melanjutkan, "Ku lihat dia cukup tertarik padamu".

"Dia?".

"Dia bahkan mengirim surel padaku kemarin untuk menanyakan kapan wawancara selanjutnya denganmu".

Ha Jin masih tersenyum mengernyit ketika Soo Ryeon sudah duduk di sampingnya, "Pria seksi nan kaya raya dambaan semua wanita yang kau temui untuk menggantikanku waktu itu".

Ha Jin mencoba mengingat, "Pria yang ku temui untuk menggantikan—ahhhh aku ingat". Ha Jin melanjutkan penasaran, "Tapi kenapa dia mengirim surel padamu dan menanyakan kapan wawancara selanjutnya bersama denganku? Tidak, Tunggu. Kenapa tiba-tiba kau merubah pembicaraan dengan membahas pria itu?".

Soo Ryeon tersenyum seduktif, "Otak wanita yang belum pernah tidur dengan pria mana pun memang sangatlah polos".

"Yahhhhh".

Soo Ryeon melanjutkan, "Sepertinya dia tertarik padamu".

"Ng?".

"Dia tertarik padamu. Marcus Cho menyimpan satu ketertarikan padamu, Miss Stella".

-J-

"Miss Stella".

"Ya, Boss".

Ha Jin mengikuti arahan pria yang menjadi atasan-nya di club ini untuk berjalan ke salahsatu sudut, "Sibuk?".

"Eum—tidak juga. Aku baru saja mengantarkan dua botol minuman pada pelanggan di ruangan VIP yang keterlaluan kau beri label harga mahal itu".

Pria yang berlaku sebagai boss-nya ini tersenyum lalu berbisik di tengah dentuman music yang keras, "Seseorang ingin menemuimu".

"Apa?".

"Seseorang ingin menemuimu".

Ha Jin menggeser sedikit tubuhnya untuk menatap wajah boss-nya, "Seseorang ingin menemuiku? Siapa? Kenapa?".

Boss-nya tersenyum menggeleng, "Dia hanya menyuruhku untuk mengatakan jika dia ingin menemuimu, Segera".

Ha Jin masih mengernyit untuk berpikir siapa kiranya seseorang yang ingin menemuinya ketika boss-nya sudah mendekat kembali sembari menyimpan satu tangannya diatas pinggang kecilnya, "Sepertinya dia pria kaya dan namanya adalah...".

.

.

Ha Jin mengetuk ragu pintu mobil hitam yang ada di depannya, Di lihat dari mana pun juga nilai mobil ini sangat keterlaluan. Ha Jin bahkan bersumpah takut jika kuku tangannya menggores kaca mobil ini.

Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang