3

625 48 0
                                    

Melihat jubah suaminya turun melewati bahunya saat dia menarik jari panjangnya dengan patuh membuatnya ingin memanjakannya, membuatnya merasa lebih panas dan hanya membuatnya ingin meninggalkan persiapan.

Namun, dia ingin suaminya dimanjakan oleh kenikmatan (karena dia suka ketika Shen Qiao memakannya saat masih terlalu sensitif), jadi dia mengendalikan diri meskipun menyakitkan karena harus mengabaikan kebutuhannya sendiri.

Sambil mengatupkan bibir dan memperhatikan rasa yang tersisa dari suaminya, dia kemudian berbisik menggoda kepada yang lain: "Beri tahu suami ini apa yang dibutuhkan Ah Qiao-"

dia membungkuk di atas tubuh Shen Qiao untuk mulai menandai bagian mana pun dari punggungnya yang terbuka, " -apa yang diinginkan Ah Qiao, Yan-lang akan berikan."

Shen Qiao mengepalkan jari Yan Wushi (tindakan yang membuat Yan Wushi bermimpi merasakan dia meremas penisnya), menumpahkan lebih banyak Pre-Cum yang Yan Wushi tahu dia harus menanggalkan pakaian keduanya cepat atau lambat agar tidak menghindari mengotori jubah mereka lebih lanjut.

"Beri tahu Yan-lang apa yang kau inginkan, Ah Qiao."

"A-Ah Qiao ..." Shen Qiao memaksakan erangan lemah untuk keluar, "Ah Qiao mau satu jari lagi ..."Yan Wushi tersenyum lebar dan memasukkan jari lainnya, segera mengguntingnya. Shen Qiao tersedak lagi sebelum membenamkan wajahnya di atas meja.

Yan Wushi menjambak rambutnya untuk menariknya ke atas, menampakan suara-suara yang coba disembunyikan oleh Shen Qiao.

"Apa yang aku ucapkan sebelumnya?" Yan Wushi bertanya blak-blakan dengan giginya menancap pada kulit Shen Qiao, dua jari jauh berada dalam yang lain.

Shen Qiao menelan ludah, kepalanya terangkat ke atas hingga lehernya yang ditandai serta rambutnya yang berantakan membingkai wajahnya yang memerah.

Mendengar tidak ada jawaban selain napas berat, Yan Wushi mendorong jari ketiga dan menghentak semuanya kedalam prostatnya.

Shen Qiao berteriak, tangannya menggapai-gapai untuk berlabuh di atas meja.

"Y-Yan-lang ingin mendengar Ah Qiao!" Yan Wushi berulang kali menyentuh prostatnya - memancing dengan tujuan sempurna yang membanggakan bertahun-tahun membiasakan diri dengan tubuh suaminya.

"Kenapa Ah Qiao begitu keras kepala? Meredam suaramu dari suami ini? Apakah Ah Qiao ingin Yang Mulia ini membiarkannya tidak bisa cum, semuanya kotor tetapi tidak pernah bisa mencapai penyelesaian?

Shen Qiao menggelengkan kepalanya, air mata mengalir di pipinya. "Tidak! Ah Qiao hanya-aah-Ah Qiao tidak bisa bersuara keras, M-mereka akan mendengarku..." dia menangis pelan.

Yan Wushi mencemoh tapi dia menyeringai saat dia mencium ke atas punggung Shen Qiao sampai bibirnya sekali lagi berakhir di sebelah telinga yang lain. "Mereka sudah tahu bagaimana Ah Qiao berteriak untukku. Mereka sudah tahu bagaimana suara Ah Qiao ketika Yang Mulia ini menyatukannya bersama."

Dia mempercepat setiap dorongan yang dicaci oleh Shen Qiao karena mengerang lebih keras saat kenikmatannya semakin membuncah - mengancam untuk membuatnya sampai tanpa tersentuh. "Yan-lang! Ah Qiao akan cum! Tidak-hah-c-cabut..."

Yan Wushi memutar jarinya sedemikian rupa hingga membuat paha Shen Qiao gemetar, "Ah Qiao tidak perlu membungkam dirinya sendiri. Biarkan mereka mendengarmu. Biarkan aku mendengarmu. Maukah kau bersikap patuh kepada suami ini dan ..."

dia mendorong saraf sensitif dan menembakkan gelombang energi spiritual yang kuat, "berteriaklah untukku?"

Shen Qiao meneriakkan erangan panjang dan putus-putus akan kenikmatan yang tiba-tiba, matanya mengerjap dengan tubuhnya yang mengejang saat dia memegangi meja untuk hidupnya.

Love Me Name Me By EasternWarrior (Yanshen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang