Aku hanya seorang remaja dengan sifat yang labil, ketika temanku membeli sepatu baru yang bagus maka aku harus membelinya juga.
Tapi itu keinginan ku yang aku bawa ke rumah, dengan harapan dengan membicarakannya dengan orang tua ku maka mereka akan mengerti bahwa aku ingin itu.
Dan keinginan itu sepertinya harus aku simpan ketika mereka tidak memberi tanggapan seperti yang aku harapkan.
Tentu saja aku sedih tapi ini bukan kali pertama jadi aku akan terbiasa nantinya.Orang tua ku bukan tidak mengerti hanya saja untuk hal itu bagi keluargaku termasuk pemborosan. Di tengah serba kekurangan ini.
Aku sendiri juga sadar bahwa keinginanku tidak akan terwujud, tapi aku selalu berpikir tidak apa membuat harapan selagi aku siap menerima kenyataan.
Keinginan untuk memiliki sepatu baru harus aku tahan dan, aku ternyata tidak terlalu perlu sepatu baru selagi sepatu lamaku masih bisa di gunakan.
Benar aku hanya menginginkanya bukan sesuatu yang kuperlukan.
YOU ARE READING
I Hope I'm Nothing
Non-FictionTragedi yang ku temui, hari yang ku lewati, dan hidup yang ku jalani.