Part 5

60 3 1
                                    

Hiks.. Hiks..

"Kenapa harus Gue? Kenapa harus Gue yang harus hidup di keluarga seperti ini?! Apa kesalahan yang udah Gue perbuat.. Kenapa Tuhan mempercayakan Gue untuk lahir di keluarga ini??.. Kenapa?! Kenapaa?! KENAPA!!!!!.."

-Flashback

Suasana minggu pagi yang begitu cerah di keluarga Bapak Satrisno Wijaya, di awali dengan makan sarapan pagi bersama di meja makan keluarga bersama dengan istri dan kedua anak gadisnya.

Awalnya, suasana sarapan tampak biasa saja tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut keluarga tersebut, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang di gunakan oleh mereka untuk menyantap nasi goreng buatan Bibi Rola, asisten rumah tangga di keluarga tersebut.

Sampai suatu ketika Ibu dari kedua gadis tersebut membuka pembicaraan..

"Mama dan Papa sudah memutuskan Rina, bahwa kamu akan Mama masukkan ke kampus nya Syela"

Ohok-ohok!!

Batuk yang datang tanpa permisi pun keluar secara mendadak dari mulut Rina. Bagaimana tidak? Rina yang sedang asyik mengunyah nasi goreng favorit nya ini tiba-tiba di buat tersedak  dengan pernyataan sang Ibunda yang terbilang mendadak ini.

"Apa-apaan sih Ma?! Apa maksud Mama tiba-tiba ngomong ini??"  Ucap Rina setelah selesai meneguk segelas air.

"Apa kamu lupa kamu sudah kelas berapa sekarang?? Kamu sudah kelas 3 Rina, dan sebentar lagi kamu akan lulus sekolah dan memasuki jenjang perkuliahan. Dan Mama sama Papa sudah sepakat untuk memasukkan kamu ke kampus nya Syela" Ucap sang Mama sambil menatap Rina.

"Aku enggak mau! Dan enggak akan pernah sudi!"

Yah, itulah satu kalimat yang keluar dari mulut Rina dengan penuh keyakinan dan rasa tegas yang tinggi demi menjawab pernyataan sang Ibunda.

"Apa Mama ada bilang kalau Mama butuh jawaban kamu??, ini bukan pertanyaan Rina, tapi perintah dari Mama Papa yang mana harus kamu turutin!" Tegas sang Ibunda terhadap Rina.

Rina cukup kaget mendengar ini dari sang ibunda.

BRAKK!!

"Stopp pliss ma! Cukup.. Sekali ini biarkan Rina nentuin apa yang Rina mau.. Rina enggak mau satu kampus dengan Kak Syela! Rina punya pilihan kampus Rina sendiri! Kali ini jangan lagi.. Rina mohon ma.. jangan lagi hancurin keinginan Rina.."

Dengan bibir yang bergetar hebat dan tetesan air mata yang menetes tanpa izin si pemilik,  Rina menunjukkan ketegasan dirinya kepada sang Ibunda bahwa dirinya tidak ingin di tentang lagi.

"Selama ini apa masih kurang untuk Mama dan Papa menuntut segala hal ke aku??.. Diri aku punya kapasitasnya sendiri Ma! Pa!. Aku enggak sebanding dengan Kak Syela!! Apa sampai aku mati pun Mama dan Papa akan tetap menyeimbangkan diri aku untuk harus sama seperti Kak syela?! Apa Mama dan Papa enggak bisa melihat apa kelebihan dari diri aku sendiri!!!! APA KALIAN ENGGAK BISA BERI AKU RUANG UNTUK BERNAFAS ATAS KEINGINAN AKU SENDIRI?!!"

PLAKKKK!!

Tamparan yang begitu cepat dan keras itu berhasil mendarat di pipi kanan Rina yang mulus. Akibat tamparan tersebut mengakibatkan keluarnya darah di ujung bibir Rina yang sudah pasti di tebak tamparan itu bukanlah tamparan biasa. Dan terlebih lagi tamparan tersebut berasal dari tangan lembut sang Ibunda yang duduk bersebelahan dengan Rina di meja makan.

"Apa kamu merasa sopan Rina atas ucapan yang barusan kamu ucapkan dengan lantang di hadapan orang tua kamu!!! DIMANA ETIKA KAMU HAH!! Apa kamu Mama dan Papa sekolahkan tinggi-tinggi untuk menjadi anak yang kurang ajar seperti ini!!. Kamu itu emang anak yang tidak tau diri!! Ini akibat kamu bergaul dengan orang-orang yang salah!!! Kamu dengan Syela memang sangat jauh berbeda!!!! Kamu seperti anak yang tidak terdidik!!"

JEMPUT AKU TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang