33.

4K 135 1
                                    

Kecewa

Happy reading!
=====

Pak Ardan memijit pangkal hidungnya. Pusing menghadapi murid-muridnya yang kian hari kian bertambah tingkahnya.

"Letak masalahnya dimana?"

Allisya dan Carissa saling menunjuk satu sama lain. Membuat Pak Ardan geleng-geleng kepala.

"Maksud saya yang menyebabkan kalian berantem apa?"

"Dia-"

"Boleh saya yang jelaskan?" Potong Yasmin.

"Iya. Silahkan."

Yasmin mengangguk. Lantas mengoceh panjang lebar. Mengucapkan apa saja yang terjadi di kantin. Mulai dari Allisya yang sempat adu mulut dengan Carissa, hingga keduanya akhirnya berkelahi, dan menyebabkan suasana kantin menjadi gaduh.

Tidak ada yang terlewat sedikitpun. Yasmin benar-benar menjelaskan semuanya sangat rinci, tanpa mengurangi, ataupun menambah-nambah ceritanya.

"Benar begitu?"

"Benar Pak," sahut Ares antusias. Sebelum yang lain menjawab.

Pak Ardan mengeryit melihat Ares. "Kamu sendiri kenapa? Ikut berantem juga sama mereka?" Tanyanya.

"Ini hasil misahin mereka Pak," beber Ares. Menunjuk beberapa luka cakar di wajahnya.

Pak Ardan menarik nafasnya panjang. Membuat Zhafira diam-diam berdecak. Dari pengalamannya, jika Pak Ardan sudah menarik nafasnya, maka sebentar lagi guru setengah baya itu pasti menyemburkan kata demi kata dari bibirnya yang dihiasi kumis tebal. Dengan kata lain, Pak Ardan akan memberi mereka petuah.

"Masalah sepele kayak gitu seharusnya tidak kalian besar-besarkan. Kalian ini sudah dewasa, sudah sepatutnya pemikiran kalian ikut dewasa juga. Jangan cekcok sedikit kalian berantem. Selisih...."

Zhafira bilang juga apa. Dia sudah hapal di luar kepala kebiasaan Pak Ardan ini. Mau tidak mau, mereka harus mendengarkan ceramah panjang lebar itu sampai selesai.

Karena bosan dan mengantuk, Zhafira menyenderkan kepalanya di bahu Zayn, menarik perhatian cowok itu sesaat.

Senyum lebar Zhafira terbit tanpa bisa di cegah. Pikirnya Zayn akan menolaknya. Ternyata cowok itu tidak melakukannya. Zayn malah mengusap puncak kepalanya. Lalu membiarkan dia tetap pada posisinya.

Zhafira harus mengucapkan rasa terimakasihnya pada Allisya, karena berkat gadis itu Zhafira bisa merasakan nikmatnya bersandar di bahu Zayn yang kokoh, sekaligus membuat Yasmin iri.

Setelah sekian percobaan, akhirnya Zhafira bisa melihat gurat cemburu menghiasi wajah gadis itu.

"Sampai disini kalian mengerti?"

"Iya Pak," jawab mereka serempak.

"Yasudah. Sekarang kalian saling minta maaf," titah Pak Ardan. Meletakkan buku kebanggaannya yang di dalamnya sudah tertera nama Allisya dan Carissa.

"Udah selesai?" Tanya Zhafira. Kembali ke posisi tegak.

"Hm."

Critical Point (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang