Namaku Viola Angelica.
Sampai sekarang aku masih heran dengan satu hal.
Kenapa tahu Bulat di namakan tahu bulat?
Ya, aku tau pertanyaan ku itu tidak masuk akal dan nantinya orang pasti akan menjawab.
Karena tahunya bentuknya bulat.
Jadi jika tahunya bentuk nya Kotak di namakan tahu kotak begitu?
Kalau tahunya bentuk nya segitiga di namakan tahu segitiga begitu?
Aku juga heran dengan nama Mie Gelas.
Kenapa harus di namakan Mie Gelas?
Apa karena iklan nya di dalem Gelas?
Jadi kalau Mie nya di seduh di dalam mangkok itu namanya Mie mangkok begitu?Pernah satu kali aku bertanya pada Ayah dan Ibu ku mengenai hal tadi. Tapi ujung-ujungnya mereka malah memarahiku. Aku di katai Gila lah, Aneh, terlalu ikut campur lah dan lainnya. Tapi aku tetap bertanya.
Dan keesokan harinya mereka bertengkar. Gara-gara mempermasalahkan pertanyaan ku itu. Mereka bilang aku aneh dan menyalahkan aku lahir ke dunia ini.
Ibuku bilang, "Kamu lihat anak kamu? Dia itu aneh seperti kamu. Masa prihal nama makanan saja di permasalahkan?"
Padahal menurut ku itu wajar sih, lagi pula setiap manusia bebas berkomentar.
Setelah itu Ayahku juga bilang, "Kenapa kamu menyalahkan ku? Salahmu sendiri kenapa melahirkan anak seperti dia. Udah Goblok, bodoh, komenan lagi!"
Okey ... Okey ....
Aku memang Goblok, bodoh dan tukang Komen. Tapi aku tidak tau siapa yang harus ku bela. Apa aku bela diriku sendiri saja?
Kembali lagi, tentang kehidupan ku. Sekarang aku sudah lulus SMK dan sudah satu tahun pula aku tidak bekerja. Bayangkan! Satu tahun. Dan di rumah aku hanya tidur, makan dan mandi. Kadang buang air besar sih. Namun sekarang aku sadar. Aku tidak bisa selamanya seperti ini, berhubung karena aku anak satu-satunya dari Ayah dan ibuku.
Jadi, ku putuskan untuk mencari pekerjaan. Walaupun aku tidak tau nantinya di terima atau tidak.
Seperti saat ini.
Sekarang ini aku sedang duduk di depan seorang Pria berkumis dengan perutnya yang besar seperti orang hamil. Dia membaca berkas-berkas yang ku bawa untuk melamar pekerjaan.
Sekedar memberi tau, dalam satu Minggu ini aku sudah di tolak tiga kali. Bukannya sakit hati aku justru senang. Karena Saat aku melamar pekerjaan, calon Bos ku itu suka bercanda, Sedangkan aku tidak. Seperti kemarin contohnya.
Saat itu aku melamar bekerja di sebuah perusahaan. Besar dan juga mewah. Memiliki gedung tinggi-tinggi lagi. Namun sayang, aku tidak tau gedung apa itu. Saat interview dia menanyaiku.
"Kamu mau melamar kerja?" Tanyanya.
"Ya pak." Jawab ku sambil menganggukkan kepala.
Dia manggut-manggut dan masih membolak-balik berkas-berkas ku. Kemudian dia menutup Berkas itu dan beralih menatap ku.
"Bapak kamu tukang parkir ya?" Tanyanya.
Sedikit Heran tentunya, aku langsung menjawab dengan cepat dan tegas. "Bukan pak, Ayah saya jadi guru."
Orang itu nampak menghela nafas. Lalu berkata, "Kamu tidak suka bercanda ya?"
Aku mengangguk dan berkata, "I..." sedikit ragu tentunya aku melihat wajahnya yang agak kecewa "...ya pak."
"Tapi saya suka bercanda."
Damn it!
Aku langsung di tolak dan itu untuk ke tiga kalinya dalam Minggu ini, hanya karena aku tidak mempunyai selera humor.
Kembali di waktu sekarang, aku kini duduk di depan laki-laki yang ku katakan tadi. Pria berkumis dengan perutnya yang besar seperti orang hamil. Sedikit gugup aku mencoba melirik ke sana sini. Sebuah ruangan tak lebar dan tak juga sempit. Ada lemari Kayu dan kulkas juga di sini.
Sebenarnya kantor apa ini?
Kejadian nya Beberapa jam yang lalu, yaitu saat aku mencari kerja dan tak sengaja menemukan kantor ini. Atau lebih tepatnya rumah kecil. Bukan kantor karena tidak bertingkat. Belum lagi karena sepi, akan tetapi karena di depan pintunya terdapat sebuah tulisan 'Butuh Karyawan' maka dari itu aku masuk. Dan syukur Alhamdulillah nya tidak di kunci.
"Jadi, nama kamu Viola?" Tanya Laki-laki itu.
"Saya Viola."
"Iya kamu Viola."
"Iya saya Viola."
Laki-laki itu menghela nafasnya sejenak. Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan dirinku. "Ya saya sudah tau itu."
"Saya...."
"Cukup. Kamu Viola, saya sudah tau itu dan saya Toni," potong laki-laki itu mengusap kumis nya sebentar.
Aku mengangguk dan kembali bertanya, "Jadi..." Pak Toni menatap ku, menunggu ucapan ku selesai "....apa saya di terima?"
"Kamu di terima kok," jawab Pak Toni.
Aku tersenyum dan menghela nafas lega.
"Dan karena kamu di terima saya langsung saja. Kamu saya Gaji tiga Hari satu Juta. Bagiamana?" Tanya Pak Toni.
"Satu juta?"
"Dua juta."
"Dua juta?"
"Tiga juta."
"Tiga juta?"
"Kalo begitu Empat juta. Bagaimana?" Tawar nya lagi.
"Empat juta?"
"Baik. Kamu menang, saya akan mengaji kamu tiga hari Lima juta. Apa kamu setuju?" Ucap Pak Toni.
"Baik Bapak Kalah. Tapi saya mau di gaji Satu Minggu cukup tiga juta. Bagaimana?" Ucap ku.
Pak Toni sedikit terkejut. Aku menggaruk kepala ku yang tak gatal dan kembali membuka mulut untuk berbicara namun langsung di potong lagi dengan pak Toni.
"Baik, jadi saya akan mengaji kamu satu Minggu tiga juta. Benar?"
"Benar pak."
Pak Toni tersenyum dan membuka Laci nya untuk mencari sesuatu. Aku pun menggaruk kepala ku yang tak gatal lagi dan kembali bertanya.
"Oh ya pak, ngomong ngomong pekerjaan saya apa pak?"
Pak Toni menoleh dan mengeluarkan sebuah kartu nama berwarna merah. Aku mengerutkan kening heran dan menerimanya dengan hati hati.
"Kamu akan jadi asisten anak saya."
Aku mengangguk dan membaca kartu nama tersebut.
DETEKTIF VALEA
"Maksud bapak saya akan jadi asisten detektif?" Tanyaku.
"Iya."
Dan di sinilah kehidupan ku di mulai. Terjebak dalam pekerjaan aneh bersama orang aneh yang bernama Valea.
AUTHOR NOTE :
Hai jadi ini cerita kedua ku setelah cerita VARENDRA hasil Collab itu ya ....
Jujur seneng banget akhirnya aku punya karya aku sendiri...
Dan di sini aku nggak menuntut kalian untuk Vote, akan tetapi akan lebih baik jika kalian Vote.
Namun di sini aku tegaskan lagi, aku nggak memaksa kalian untuk ngasih aku Vote.
Intinya gitu.
Jadi mau kasih apa nggak itu terserah kalian.
Cukup itu aja kali ya?
Oke karena nggak ada yang mau aku omongain, jadi aku undur diri ...
Bubay✨
KAMU SEDANG MEMBACA
DETEKTIF VALEA
Mystery / ThrillerAda yang bilang kalo jadi asisten detektif itu seneng. Tapi tidak bagi seorang Viola. Bukannya senang dia malah tersiksa oleh majikannya yang detektif itu. Bekerja menjadi asisten detektif yang bernama Valea membuat hidup Viola tidak bisa tenang. B...