Klien 2

0 1 0
                                    

Hari ke empat Setelah hari melelahkan kemarin. Di mana Valea menolak seorang Klien hanya karena dia mempunyai Brewok. Sungguh sangat Ajaib dia. Apalagi saat aku menceritakan kejadian bagaimana aku di kata-katai oleh klien yang ku usir kemarin.

Bukannya prihatin atau sedih dan kecewa, manusia itu justru malah tertawa terpingkal-pingkal. Karena kesal aku tinggalkan saja dia.

Dan...aku baru tau kalau Valea itu dulunya pernah mengikuti ujian masuk kepolisian. Atau bisa di bilang menjadi Detektif kepolisian. Akan tetapi dia tidak lulus hanya karena dia tidak bisa membaca.

Ya, Valea tidak bisa membaca. Dia buta huruf, maka dari itu dia gagal tes dan akhirnya berakhir di sini. Mendirikan kantor Detektif swasta sendiri.

Lagi pula 100% aku yakin jika dia jadi detektif kepolisian, dia adalah polisi yang paling aneh. Dan untuk rekannya nanti, aku pastikan dia tidak akan tahan dengan sifat aneh Valea.

Manusia itu beruntung karena aku lah yang jadi asisten nya saat menjadi detektif swasta begini. Kalau bukan aku, orang lain mana yang mau bekerja dengan orang aneh Sepertinya.

"Aku akan mengambil Kue dulu, kau jagalah kantor." Pesan ku mengambil tas dan bersiap membuka pintu. Namun Valea segera menghentikan ku.

"Sahabat ku sayang, jangan lupa untuk beli Lollipop dan juga Yakult. Oke?"

Aku mengangguk sambil mengerutkan kening ku heran. Tadi dia bilang apa? Jika lollipop aku tidak heran, 'kan kemarin saat aku memergokinya dia sudah menyuruh ku untuk membeli makanan itu. Tapi tadi itu apa?

Yakult?

Memangnya Valea punya masalah pencernaan?

"Kau punya masalah dengan usus mu? Lebih baik kau ke dokter, jangan hanya beli Yakult." Saran ku menatapnya.

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku butuh untuk otak ku saat menyelidiki kasus nanti. Agar lancar dalam berpikir," jawabnya.

Dasar Aneh!

"Bukannya Yakult itu untuk usus? Kenapa jadinya otak?" Tanya ku heran. Lama-lama aku di sini, aku jadi ikut-ikutan aneh Sepertinya.

"Itu untuk orang lain, tapi Yakult bagiku untuk otak. Agar otak ku bisa berjalan lancar saat berfikir nanti."

Sinting!

Valea benar-benar orang sinting dan aneh. Bukannya Yakult itu untuk usus kenapa sekarang jadi untuk otak. Aku jadi membayangkan, bagiamana jadinya kalau iklan Yakult yang tadinya berbunyi.

"Cintai usus mu, minum Yakult tiap hari." Menjadi "Cintai otak mu, minum Yakult tiap hari." Memikirkannya saja sudah Aneh, apalagi kalau jadi kenyataan. Aku tidak bisa membayangkan itu.

Ti-dak!

"Ya sudah terserah kau saja," Setelah mengucapakan itu aku membuka pintu dan pergi menyusuri sawah agar ke jalan raya dan naik taksi.

Kling ...

Aku membuka pintu Sebuah toko kue ulang tahun. Pemilik toko itu pun tersenyum melihat ku.

Ah, aku hampir lupa, namanya adalah Adinda. Dia pemilik toko kue ulangtahun. Dulu saat aku kecil, ayah dan ibu ku sering membeli kue ulangtahun di sini. Sekarang tidak lagi, bukan ayah dan ibu yang beli. Tapi aku yang beli untuk diriku sendiri.

"Mbak Dinda, kue persenan saya sudah jadi?" Tanya ku menuju ke arah meja kasir di mana dia berada.

"Oh, yang kue ulang tahun warna merah itu ya?" Tanyanya balik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DETEKTIF VALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang