#3 Menjembara Mimpi

1.2K 245 106
                                    


Hai semuanyaaaa!

Aaaahhhh apa kabar?I miss you all so fckin much! Pengen nangis aja huhu kita sebulan lebih nggak ketemu. Did you miss me?

Maaf aku beneran slow update karena banyak pekerjaan di rumah maupun soal kuliah. Juga kemarin kendala laptop aku rusak jadi makin aja nggak bisa update wattpad. 

But here you go! Aku update We Are 7 Dream yeayyyy!

Acungkan kaki kalian kalau kalian kangen ketemu Bunda Bintang dan anak-anaknya! >_<


Oh iya, mau kasih tau kalau Novel 7 Dream sudah re-stock kembali di Shopee ya! Dengan sampul  baru dan isinya pun lebih rapi dibanding dengan cetakan pertama. Nggak ada rapet-rapet lagi, nggak ada typo lagi. Pokoknya mantep dah. YUK TUNGGU APA LAGI, LANGSUNG CHECK OUT KEBURU KEHABISAN >_< Cek aja link nya yang ada di profil aku.

 INGET! Belinya HANYA di akun shopee ieg_store. JANGAN BELI DI TOKO LAIN ALIAS YANG BAJAKAN. 

Untuk pembaca dari Malaysia yang mau beli Novel 7 Dream, bisa langsung DM ke Instagram Autoren Publisher (@ autorenpublisher) untuk menanyakan proses pembelian.


Jangan lupa kasih vote dan komentar. Selamat membaca! Love you guys so much!


***


Umur ketujuh anak-anak Bintang sudah bukan sekecil biji jagung lagi. Mereka tumbuh menjadi remaja-remaja yang tinggi dan tampan. Untuk Chenle dan Jisung, mereka memang belum setinggi kakak-kakak mereka, namun tetap saja, mereka sudah bukan bayi berumur 1 tahun seperti dulu lagi.

Kedua anak bungsu Bintang, Chenle dan Jisung, sudah menginjak kelas 6 sekolah dasar. Renjun, Haechan, Jeno dan Jaemin sudah menginjak kelas 8 di sekolah menengah pertama. Sedangkan si sulung Mark sudah kelas 10 di sekolah menengah atas.

Pernahkah kalian membayangkan bagaimana ketujuh pemimpi itu ketika mereka di luar rumah? Well, kalian akan menyaksikannya sekarang juga.


***


"Mahardika Arskya!"

Mendengar namanya sudah dipanggil, Mark langsung berdiri dan menghampiri gurunya di depan kelas. Degupan kencang terus menyerang Mark, kentara sekali jika ia sedang sangat gugup.

Pria yang duduk di meja guru dan tadi memanggil Mark itu langsung menatap Mark ketika yang dipanggil sudah berada di sampingnya. Tanpa banyak bicara, ia memberikan Mark secarik kertas, yang di mana itu adalah kertas ulangan milik Mark.

"Congratulation, young man." Ia memberikan senyuman tipis pada Mark. "As always, you got a perfect number."

Mendengar itu, Mark dengan cepat melihat hasil ulangannya. Benar saja, terdapat nilai 100 yang ditulis dengan tinta merah terpampang jelas di sana. Hati Mark langsung merasa tenang, ia sudah tahu nilanya dan ia sungguh puas dengan nilai itu.

"Thank you, Sir!" seru Mark sembari menunduk singkat.

Gurunya itu terkekeh. "Kenapa kok tegang begitu? Kan kamu sudah biasa dapet nilai 100, ngapain takut?"

Mendengar itu, Mark hanya tersenyum tipis sembari menjawab, "Saya belum tentu akan selalu dapat 100, Pak. Jadi saya tetep aja deg-deg-an kalau pembagian nilai ulangan."

We Are 7 Dream [NCT Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang