4.) "sandwich"

32 3 2
                                    

bel tanda istirahat sudah berbunyi, sekarang aina dan kila berjalan menuju kantin, sebenarnya aina terlalu malas untuk ke kantin karena padat dan ramai. tetapi ia dipaksa oleh kila untuk pergi kekantin.

"lo jangan ansos-ansos banget kek, ai," gerutu kila tak tahan melihat wajah aina yang terlihat gelisah.

aina menoleh bingung, "siapa yang ansos?" tanya aina membuat kila berdecak kesal, rasanya ia ingin memukul kepala aina.

"gatau, bu dwi kali." aina terkekeh geli, melihat aina terkekeh, kila menjadi sangat kesal, aina tak tau apa jika sekarang kila sedang pms?

aina membulatkan matanya ketika kila berlari kearah kantin meninggalkannya yang masih di koridor dekat ruang kesehatan.

"heh! kilaaaa! tunggui—"

"naya."

aina yang ingin berlari menyusul kila pun tak jadi berlari karena tiba-tiba saja seseorang memanggilnya. naya? orang itu memanggil namanya bukan sih?

"nay," panggil seseorang padanya lagi, suaranya.. aina kenal! lantas aina menghadap kebelakang.

terdapat nathan yang memegang satu kotak sandwich dan juga satu temannya yang berada disamping nathan.

"eh, nathan? kenapa?" tanya aina.

nathan tersenyum, kemudian menyodorkan sandwich itu pada aina. aina mengerutkan keningnya.

"ini apa?"

"bu—"

"sandwich lah naya—eh, nama lo ainaya kan? gue harus panggil apa dong?" potong laki-laki yang di sebelah nathan.

nathan mengeram, "leo," peringat nathan, yang membuat laki-laki bernama leo itu berdecak kesal.

"apa sih, nat? orang gue mau kenalan sama ni cewek." mendengar itu nathan menghela nafasnya.

aina semakin dibuat bingung, ia menoleh berkali-kali ke leo dan nathan. nathan yang tadinya sudah ingin menjitak kepala temannya itu melihat aina yang sedang bingung, ia terkekeh geli.

"nay?"

aina membeo, "hah..?"

"ini temen gue leo namanya, dari IPS 1" jelas nathan yang diangguki antusias oleh leo.

baru saja leo ingin mengangkat tangan untuk bersalaman, tapi tangannya malah ditepuk oleh nathan sehingga tangan yang sudah diangkat sedikit itu menjadi turun.

"o-ohh iya. hai, leo. gue ainaya dari IPA 3, lo boleh panggil gue apa aja kok," ucap aina sambil tersenyum manis.

"biasanya orang-orang sih panggil gue aina doang," kecuali temen lo itu.

leo dibuat terkesima oleh aina, cara berbicara aina membuat lawan bicaranya merasa nyaman. nathan melihat leo sedang terpaku, ia menendang betis leo kemudian leo tersadar.

aina masih tersenyum, "btw, kenapa tadi manggil gue?"

nathan berdehem ia kembali menyodorkan sandwichnya, "ini sandwich buat lo, tadi gue udah makan baso, kenyang." aina mengangguk menerima sandwich itu.

"makasih, nathan. kalo gitu gue duluan ya, temen gue udah nungguin," pamit aina. lalu berbalik dan berlari kearah kantin.

"nat, aina mau gak ya jadi pacar gue?" tanya leo, matanya tak bergeming masih menatap kedepan.

nathan membulatkan matanya, "bangun le, mimpi lo tinggi banget awas jatoh," sarkas nathan lalu berjalan menuju kelasnya.

"ye, anjing juga ni anak."

♪♪♪

sekarang jam pelajaran terakhir dimulai, pelajaran yang rata-rata semua murid tak sukai. matematika. ya, hari ini juga pengumpulan tugas rumah kemarin.

"semuanya udah ibu koreksi. nathan, tolong bagikan bukunya ke temen-temen kamu."

"baik, bu." nathan berdiri, aina terus memerhatikan nathan yang sedang membagikan buku.

raut wajahnya yang datar, nathan juga tak pernah mengeluarkan satu kata ketika membagikan buku itu.

terakhir, barisan aina.

aina terpaku melihat nathan senyum ketika membagikan buku miliknya, seperti orang yang berbeda.

"lah? nathan senyum, ai?" tanya kila keheranan, kila juga tak sengaja melihat nathan senyum ketika membagikan buku miliknya dan aina.

aina mengangkat kedua bahunya, menandakan ia tidak tau.

aina gugup, sedikit, ketika ia ingin membuka bukunya hendak melihat nilainya. ia tau pasti nilainya tak jauh dari 75.

aina terkejut ketika kila merebut bukunya, "lama amat, ai. gue mau liat nilai lo." aina masih terdiam sambil melihat kila membuka bukunya.

ketika sudah dibuka, kila mematung, mulutnya terbuka. aina melihatnya, tangan tak berhenti mengetuk-ngetuk meja.

"kil, cepetan berapaaaa?"

kila menengok kearah aina, "ish, buruan kilaaa. berapa punya gueeee? 50 ya? aduh mampus nih." aina memelankan suaranya ketika mengucap kata terakhir.

"l-lo liat sendiri" kila buru-buru memberi buku aina.

aina mengambilnya, lalu tercengang sambil melihat bukunya, tubuh aina membeku. nilainya...

93.

"h-hah...."

"sumpah, ai. lo kesurupan apa weh? nilai gue aja cuma 76. mana lo salah 1 doang itupun cuma salah tata letak pengerjaannya,"

"anjir lah gue shock berat," sambung kila sambil memegang dadanya dramatis.

aina tetap tak bergeming, siapa sangka? malam ketika ia mengerjakan tugasnya, juga ketika diajarkan oleh nathan sampai terngantuk-ngantuk.

nilainya, 93? aina memecahkan rekor utamanya.

sedangkan nathan yang tak sengaja mendengar cerocosan kila pun menghadap kebelakang, nathan melihat aina sedang melamun.

"nay?" panggilan nathan kembali membuat jiwa aina tersadar.

"h-hah.. y-ya?"

nathan tersenyum, "kenapa? nilai lo jelek? gapapa belajar lagi nanti ya," ucap nathan membuat aina menggeleng cepat.

"bukan.."

"hm?"

aina menatap nathan didepannya, "nilai gue.. 93," nathan membulatkan matanya.

"oh ya?"

aina mengangguk, "huhu nathannn.." aina merengek, tanpa sadar menarik leher nathan untuk dipeluk.

nathan stagnan. ini, aina sedang memeluknya?

tak hanya nathan, kila dan gilang pun kini melongo melihatnya.

"kalian.. pacaran?"











To Be Continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clouds of SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang