3.) "math for life''

29 3 0
                                    

aina pulang dengan selamat dan aman, sesudah mengucapkan terima kasih ke nathan tadi, aina langsung mandi dan sekarang ia sudah siap dengan buku fisika dan matematika di meja belajarnya.

"sayang, ini stroberi sama melon nya. semangat belajar anak mama," ucap sang mama sambil membawa nampan yang berisi buah stroberi dan melon kesukaan aina.

aina tersenyum lalu mengambil nampan, "makasih, mama sayang," ucapnya yang dijawab anggukan.

"nanti istirahat sebentar ya, makan malam dulu baru lanjut lagi, oke?"

"okeeee!"

sang mama keluar, kini aina punya semangat untuk belajar, ia mencomot satu potongan buah stroberi lalu lanjut menghitung soal-soal.

jam 7.49, aina selesai dengan soal fisika yang menurutnya gampang-gampang susah, untung saja ia sedang mood mendengarkan materi yang diberi guru minggu kemarin.

setelah ia menutup buku fisikanya, aina menghela nafas, ia sangat lemah terhadap matematika ini. sepertinya memang otak aina sedang tak mau kerja sama.

aina lalu membuka ponselnya untuk mengurangi kebosanan sementara, aina membuka sosial media seperti instagram, menscroll sebentar, lalu beralih ke aplikasi pesan berwarna hijau.

tidak ada angin, tidak ada hujan. dengan waktu yang bersamaan ketika aina membuka aplikasi itu, nathan mengiriminya pesan. aina langsung membukanya.

nathan
|nay
|nay?

ainaya
uyy|

|mtk udah?

hah|
ohh|
belum, gangerti pls|
lagi nomor duaaa ☹️|

|hahhaha
|gangerti dimananya?
|mau nyontek gue?
|apa mau diajarin gue?

hah..|

|hah aja trus nay

lagian,|
lo tumben bgtttt|

|gapapa, gue juga gabut
|fisika bisa kan lo?

bisaa|

|yaudah sini
|gue ajarin yg mtk

gimana..|

|telepon?
|nay?

aina shock? tentu. sejak kapan nathan mau mengajari teman kelas perempuannya? lewat telepon lagi. aina kemudian menyadarkan dirinya, berdehem lalu membalas pesan nathan.

emm|
boleh|

|oke.

📞nathan is calling....

"halo.."

☁︎✈︎☁︎

jam 06.15 aina sudah berada dikelasnya, sambil menyapa teman sekelasnya ia duduk dikursi barisan kiri dan kedua dari depan, aina melirik kekursi samping ternyata teman seper-sengklekan nya belum datang.

sambil menunggu bel masuk berbunyi, ia membuka aplikasi pembaca novel di ponselnya.

beberapa menit kemudian matanya melirik kearah pintu kelas terdapat nathan sedang berjalan kearahnya—lebih tepatnya ke arah kursi dan meja milik nathan.

ya, kursi nathan itu tepat didepan kursi temannya, harusnya. sebelumnya nathan meliriknya lalu tersenyum, aina membalasnya dengan senyum tipis lalu melanjutkan membaca.

"ANIAYAAAA" aina yang mendengar itu memutarkan bola matanya.

"nama gue ainaya anjrit," umpat aina pelan supaya tak ada yang mendengar

perempuan yang memanggilnya itu berlari kearah kursinya lalu duduk disebelah kiri aina.

"ai, ai.. lo udahan fisika?" tanyanya kepada aina, aina mengangguk.

perempuan yang bernama shakilla tri setyani itu menghembuskan nafasnya, "liat aii, geceeeee"

"ribet lo ah kil, lagi seru juga." aina menggerutu tetapi tetap mengambil buku tulisnya lalu memberinya ke shakilla.

shakilla menyengir, "makasih sayang,
lang, gas gak nih?" panggil shakilla kepada kepada seseorang,

"gasss" saut gilang. laki-laki yang duduk tepat didepannyaㅡ

ㅡeh.

didepannya? bukankah tempat gilang seharusnya ada persis didepan aina? aina yang bingung kemudian mengalihkan matanya ketempat duduk di depan.

aina termangu melihat punggung laki-laki yang ada tepat didepannya.

nathan.. sejak kapan ia pindah tempat duduk?




To Be Continued.

Clouds of SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang