suara telepon berdering ditengah kesibukan mereka yang sedang menyiapkan pesanan pelanggan.
"Halo, dengan bakmie Fu. baik. segera di antar." sapa seorang nenek pemilik kedai yang menjawab teleponnya.
suara wajan yang bersentuhan dengan sendok penggorengan berbunyi nyaring sepanjang siang ini. dengan lihai sang kakek langsung memasukkan semua bumbu dan bahan masakannya tanpa harus dicicipi atau ditakar. dia sudah sangat hafal Dengan semuanya. mereka suami istri, pemilik kedai yang sudah berdiri hampir 30 tahun. anak mereka mengurus cabang baru di luar kota, jadi mereka hanya tinggal berdua saja dikota ini.
"Kao!!!" teriak sang nenek.
seorang pria langsung keluar dari ruangan dapur belakang. dia mengenakkan kaos tanpa lengan, memperlihatkan otot kekarnya. dia memakai ikat kepala seperti bandana.
"hari ini kau antar dua pesanan." kata nenek memberikan sebuah kertas kecil bertuliskan alamat pada kao.
kao dengan cepat membaca alamat pada kertas itu. diambilnya dua totte bag diatas meja, lalu dia mulai mengenakan helm. kao mengantar pesanan menggunakan motor vespa yang sudah tersedia keranjang didepannya. dengan cepat kao melesat menghindari kendaraan di sisi kanan kirinya. cuaca pagi ini cukup cerah.
kao sampai pada alamat pemesanan pertama, seorang pria paruh baya membukakan pintunya. dia segera membayar pesanan, kemudian kao pergi menuju alamat kedua.
kao melaju dengan perlahan sambil memadangi nomor rumah yang tertera di pagar masing-masing rumah. dia menghentikan vespanya tepat didepan rumah cukup besar. kao segera turun dan membawa tottebagnya. dia menekan sebuah bell di samping pagar rumah."tong tuuuuung!!!"
kao mengamati suasana sekelilingnya, sepi.
"siapa diluar?" tanya seorang wanita dari pengeras suara yang berada diatas bell.
"Bakmie Fu." singkat kao.
"ooh, tunggu sebentar."
kao terdiam, menarik nafas panjang. dia menunggu seseorang keluar dari rumah itu. tidak lama kemudian, seorang pria keluar. kao memandanginya, pria itu sangat manis. kulitnya sangat bersih, pakaiannya casual formal. dia segera memberikan totte bagnya pada pria itu.
"berapa?" tanya pria itu. kao memberikan struk pembelian bakmienya. kemudian pria itu memberikan dua lembar uang kertas.
"maaf, aku.. tidak punya kembaliannya." ucap kao sebelum menerima uang itu.
pria itu tersenyum. "kau simpan saja kembaliannya."
kao merasa tidak enak, dia mengambil uang dari tangan pria itu. "terima kasih."
"hati-hati di jalan." ucap pria itu masih tersenyum padanya, lalu segera masuk kembali ke dalam rumahnya.
kao tersenyum malu, dia masih mematung didepan pintunya. memandangi uang ditangannya. diperhatikannya pagar dinding rumah itu, lalu beranjak pergi.
pria itu masih bersandar pada pintu pagar rumahnya. dia menyentuh dadanya untuk merasakan detakan jantung yang dia rasakan saat ini, berdebar sangat cepat. dia memandangi rumput dihadapannya, di ingatnya lagi sosok pengantar bakmie tadi.
"Up!!" panggil seorang wanita yang baru saja keluar dari rumahnya.
Up segera sadar dari lamunannya. "ya." menghampirinya.
"cepat sedikit. aku sudah lapar." senyum wanita itu.
mereka membuka bungkusan bakmie yang terkenal dikota itu. aroma bawang putihnya sangat khas, menyeruak ke ruangan. Up mengaduk bakmienya yang berada ditempat mangkuk plastik, sambil melirik wanita disebelahnya yang makan dengan lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Teacher
RomanceUp terkejut ketika menyadari kalau pengantar Bakmie sudah memiliki seorang anak laki-laki yang saat ini bersekolah di tempatnya mengajar. ada perasaan kecewa saat itu karena dia menyukai kao saat mengantar pesanan bakmie ke rumahnya.