H&S Part 4

20 10 4
                                    

Heppy reading🌺

Saat ini Fiza sedang membantu Kanaya, menyiapkan makan malam. Ia dengan lihai memotong sayuran yang akan ia masak, lalu menumis nya. Setelah selesai, ia kemudian menata makanan sederhana itu, ke atas meja makan.

"Fiz, panggilin adek kamu, ya."

"Iya bunda."

Fiza berjalan menuju kamar Fahri, yang berada di samping kamar Bundanya.

"Assalamu'alaikum, dek..." ucap Fiza sambil mengetuk pintu.

"Dek.." seru nya lagi, namun tak ada respon dari sang adik.

Ia pun masuk, ke dalam kamar bernuansa biru itu yang kebetulan tak terkunci.

"Astagfirullah, woy.. Dek. Baru habis maghrib jangan tidur dulu, ayo bangun," omel Fiza, yang sama sekali tak membuat tidur Fahri terganggu.

Fiza pun mendesah kesal, ia kemudian berpikir cara apa yang dapat membuat adik nya ini bangun. Dan yap, sebuah ide muncul di otak nya.
Ia berjalan perlahan ke arah Fahri, lalu ia menyingkap selimut di bagian kaki adiknya itu. Kemudian......

"Astagfirullah, Bunda..." teriak Fahri yang terbangun kaget. Bagaimana tidak, Fiza mencabut bulu kaki nya secara tiba-tiba. Bisa kalian bayangkan bagaimana rasanya!

"Alhamdulillah, akhirnya bangun juga.. Dek," ucap Fiza tanpa rasa bersalah sedikit pun "Buruan, udah di tungguin Bunda di meja makan," lanjut nya lagi, kemudian keluar dari kamar itu.

"Gak bisa apa, lembutan dikit. Dasar kakak gak pengertian," gerutu Fahri, dengan tangan masih mengusap betisnya yang terasa perih.

Ia pun segera menyusul Fiza, sebelum mendapatkan omelan lagi.

"Bun--"

"Gak usah ngadu, duduk terus makan!" tegas Fiza yang sudah menebak apa yang akan adik nya ini lakukan.

"Sewot banget lo, kak," balas Fahri dengan wajah di tekuk.

"Jangan debat doang, tuh pisau nya bunda udah asah tadi," Kanaya yang masih fokus dengan makanan itu, menimpali.

Fiza dan Fahri langsung mengatupkan bibir nya, kemudian memulai acara makan nya.

🌻🌻🌻

Saat ini, Fiza, Kanaya dan Fahri, sedang berada di ruang tengah. Sehabis makan malam tadi, Kanaya meminta mereka untuk berkumpul. Dari raut wajahnya, Kanaya terlihat sangat serius, hal itu membuat kedua Fiza dan Fahri menjadi penasaran.

"Jadi, bunda nyuruh kalian kumpul di sini, karena ada sesuatu yang bunda ingin katakan," ucap Kanaya membuka percakapan.

"Sesuatu? Apaan, bund?" tanya Fahri.

Kanaya melirik Fahri sebentar, lalu melirik Fiza. Ia menarik napas panjang kemudian kembali berbicara.

"Fiza.. kalau bunda minta sesuatu sama kamu, apa kamu bakal kasih?" pertanyaan Kanaya membuat Fiza semakin merasa penasaran.

"Bunda, ngomong apaan, sih. Jelas dong Fiza kasih," sahut Fiza dengan senyuman "Emang bunda mau minta apa?"

"Nikah." jawab Kanaya singkat.

HAFIZA & SHAKA: Cinta Dalam PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang