Hari itu, aku tengah termenung sendiri di ruangan yang sepi.
Aku menatap keramik lantai dengan tatapan yang kosong, seakan ada 1 hal yang membuat hidupku menjadi lebih hampa
"Alia, Abang pulangg!"
...ah, itu kakakku. Sepertinya dia baru saja pulang dari kantor MAHA5.
Aku terdiam sejenak, badanku terpaku ditempat.
Namun, aku beranjak dan segera membukakan pintu untuknya karena tak mau membuatnya menunggu lama.Terlihat wajah yang membuat setiap beban di hatiku semakin pudar.
Tercium pula asap dari rokok yang amat ku benci selama ini.
Namun bagaimanapun juga, aku harus menahannya dan tak mungkin pula aku menyuruhnya menjauh dariku."Tadaima!" Ujarnya dengan senyuman.
"... Abang ini ya, harus berapa kali Alia bilang? Jangan merokok di depan Alia!"
"Oh iya iya, Abang lupa, hehe~" jawabnya memadamkan rokoknya.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
Ah.. mengapa perasaanku sekarang sangat campur aduk?"Jadi.. kita diem-dieman di luar? Ga bakal masuk rumah nih?"
"Oh! hehehe. ayo masuk sini, Alia udah masakin spesial buat Abang!"
"serius?! Asyiikkk! Kamu memang adik terbaik Abang!!" ia memelukku.
Aku pun membiarkannya masuk ke rumah lalu duduk di kursi meja makan.
Ia terlihat sangat bahagia, seakan memang tidak ada hal buruk yang terjadi padanya.
Ya sudahlah, melihatnya tersenyum begitu saja sudah membuatku ikut senang."Abang keliatan seneng banget hari ini, ada apa?"
"Oh? Kamu sadar, ya? Ehehe~.. rahasia dong!"
"Ihhh mainnya rahasia rahasiaan! Ga seruu"
"Hahahaha!!" Tawanya.
Aku menghela nafas lalu memberikan masakanku padanya.
Ia tambah terlihat senang setelah melihat masakan spesial ku yg khusus hanya untuk dirinya.
Binar binar di maniknya terlihat jelas saat ia mencicipi makanan itu."Hmmhhh, enak!! Ini beneran kamu yg masak? Gak pake ilmu hitam, kan?"
"Hish! Ngomong kemana aja! Udah, makan dulu!"
"Hehe, okwehh!"
Aku tersenyum melihatnya senang memakan masakanku.
Aku duduk di sebelahnya lalu memeluknya meski bau asap rokoknya masih tercium samar samar.
"Hm? Katanya gak suka deket deket Abang"
"... Gapapa, emang gak boleh Alia peluk Abang?"
"YA BOLEH LAH!" Ujarnya membalas pelukanku.
"Dah gih habisin dulu, baru abis itu mandi!"
"Udah habis"
"BUSET!"
Ia tertawa lagi.
Aku kembali menghela nafas.
"Yaudah sana, mandi"
"Hm.. nanti aja deh jam 2, Abang mau liat hp dulu"
"Bener nih, ya?"
"Iya"
Aku pun mengiyakannya lalu membawa piring kosongnya untuk dicuci.
Kami mengobrol seputar hal yang saat ini sedang viral, yamet kudasi contohnya.
Sampai aku menyadari sesuatu."Uhuk uhuk!"
"Eh, Abang kenapa?"
".. gapapa, cuman batuk dikit doang, kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asap rokok. [Andi Adinata & Alia Adelia oneshot fanfiction]
Cerita Pendek"aku benci Abang." Aroma asap rokokmu yang selalu ku cium di seluruh ruangan.. aku sangat membencinya. Namun, aku lebih benci bila aroma itu tak ku cium sama sekali.