#1

44 0 0
                                    

        aku sora, sora lavina. ibuku senang sekali dengan jepang makanya aku diberi nama sora, arti dalam bahasa jepangnya adalah langit. ibuku senang sekali dengan anime dana komik-komik jepang, sampai sekarang diapun masih menyukai mengoleksi berbagai barang-barang anime produk keluaran jepang tersebut. dari mulai komik, action figure, sampai atribut-atribut cosplay anime jepangpun masih dia simpan dengan berantakannya tentunya. aku sayang ibuku, walaupun tentunya dia memang tidak seperti ibu-ibu normal lainnya yang lebih suka memasak, mencuci, atau setidaknya ikut tata boga bersama ibu pkk lainnya. ibuku lebih suka bernangis-nangis ria menonton anime atau tertawa terbahak-bahak membaca komik, dia jarang sekali memasak ayahku yang slalu memasak menggantikannya. yang herannya adalah ayahku tak pernah memarahi kebiasaan ibuku yang menurutku sendiri sangat tidak cocok dengan julukan sorang ibu. tetapi dia hebat. walaupun ibuku memang rada-rada aku beruntung mempunyai ibu sepertinya. oh ya, ibuku juga seorang komikus di indonesia, walaupun memang komik buatan indonesia memang belom cukup populer dibanding dengan komik-komik jepang, tapi ibuku termasuk komikus yang terkenal loh, dan komiknya juga cukup laris dipasaran. dan aku ingin sekali mengikuti jejaknya itu.

        ups, aku keasikan membahas ibuku, sampai aku lupa bahwa aku harus berangkat sekolah secepat mungkin, karena jam sudah menunjukan jal 06.30. semoga kali ini aku masih selamat. aku langsung bergegas mengambil kuci motor yang berada diatas meja makan. setelah kudaptkan kunci motorku, aku langsung mencari-cari sosok ibuku, tetapi tidak ku temukan.

        "buuun!!! bunda dimana??" teriakku memanggil bunda

        "bunda lagi bab, pergi duluan aja!" teriak bunda dari kamar mandi yang berada didapur.

        "yaudah ya bun, sora pergi dulu. assalamualikum!" pamitku kepada bunda

        "iyaaa hati-hati, waalaiku" kata bunda terputus

        he? waalaikum?? si bunda pasti omongannya terputus karena ngeden. aku jadi terkikik sendiri karna memikirkan hal yang tidak penting itu. oh ya, sekolah. aku harus bergegas ke sekolah. aku langsung menuju garasi dimana tempat motorku terpakir disana. aku langsung menduduki jok motorku dan langsung menyalakan motorku itu. nama motorku jervis, ibuku yang memberi julukan itu. sebenarnya motor ini turunan dari ibuku. dipakai dari saat dia masih SMA, tetapi sekarang motor ini diturunkannya padaku. ya walaupun memang motornya suah lama, tetapi masih terlihat bagus dan juga masih bersahabatlah mesinnya.

        aku melajukan motorku dengan cepat, aku berusaha untuk secepat mungkin sampai ke sekolah. tetapi, apa dayaku dengan jakarta yang macet ini, membuat perjalan semakin lama. aku harus melewati rel kereta api yang padat dahulu, sebelum aku bisa melewati jalan pintas menuju ke sekolahku. pintu relpun tertutup, sirine kereta juga sudah berbunyi dari tadi menandakan kereta akan datang sebentar lagi. hari ini cuaca juga sedang tidak bersahabat, langit sudah mendung dari saat fajar tadi, sehingga membuat langit menjadi gelap. aku sudah tidak sabar menunggu kereta yang tidak kunjung lewat. aku harus cepat-cepat sampai sekolah sebelum gerbang ditutup. sebenernya sih tidak masalah juga, kalo aku terlambat. toh aku juga masih bisa manjat gerbang yang berada di belakang sekolah, dan tinggal titip absen pada aya. tetapi, karna sepertinya hujan sebentar lagi akan turun dan kebetulan sekali aku tidak membawa jas hujan, aku menjadi sedikit khawati kalau-klau hujan turun dan membuatku basah kuyup.

        plang rel kereta api telah terbuka, kereta apipun sudah menjauh. kendaraan-kendaraan yang sedari tadi menunggu plang terbukapun berebutan untuk cepat-cepat melewati rel kereta api. begitu juga dengan aku, yang tidak mau kalah dengan kendaraan lainnya. semakin cepat aku melaju, semakin cepat aku sampai ke sekolah dan juga semakin cepat aku terhindar hujan yang sebentar lagi akan turun. setelah melewati rel kereta api, aku pun langsung membelokkan stir motorku menuju sebuh komplek perumahan yang menjadi jalan pintas tercepat menuju sekolahku. bukan hanya aku yang mengetahui jalan pintas ini, sebagian anak-anak sekolahku yang rumahnya berada searah dengan rumahkupun juga mengatahui jalan pintas ini. sehingga tidak heran jika bertemu dengan anak yang satu sekolah dengaku.

say somethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang