#2

22 0 0
                                    

        "hey" aya menyapaku yang barus saja datang dari kantin.

        "hey. belii apaan?" kataku sambil mengintip tentengan yang berada ditangan aya.

        aya lantas memperlihatkan isi tentengannya itu kepadaku sambil menyengir kuda ria. lantas aku langsung menggeleng-gelengkan kepala setelah melihat apa yang ada di tentengannya tersebut. aya membeli makanan yang seharusnya tidak boleh dia makan. aya membeli telur dadar untuk santapan tambahan bekal siangnya. sebenarnya aya itu alergi dengan telur, dia tidak seharusnya memakan sesuatu yang tidak diperbolehkan untuk dia makan bukan? tetapi aya sangat menyukai telur, ntahlah apa yang membuatnya bener-bener menyukai sesuatu yang akan membuatnya merasa sakit. aku sudah sering memarahinya jika dia hendak memakan telur-telur itu, tetapi tetap saja dia tidak memperdulikan ocehanku. dia akan tetap memakannya meskipun dia akan mendapatkan semacam bisul diwajahnya. dan anehnya dia tidak perduli dengan bisul-bisul yang akan selalu tumbuh diwajahnya jika dia memkaan telur.

        "ya bener-bener deh lo tuh. susah banget dibilangin sih" omelku kepada aya.

       "tenang aja sora sayaang, gua kan cuma seminggu sekali makan telor" kata aya sembari duduk di sampingku. 

        "mana seminggu sekali? liat noh udah ada sekitar 3 bisul dimuka lo! berati lo udah dua kali makan telor kan minggu ini" kataku sambil memasukkan nasi beserta lauknya ke mulutku.

        lagi-lagi aya hanya nyengir menjawab ocehanku. aku melanjutkan memakan bekalku yang isi kotaknya hanya nasi putih dan chicken wings fiesta. setiap hari menu bekalku selalu sama, tidak akan pernah berubah sampai chicken wings yang tersedia sudah habis. ibuku memang tidak pernah mau repot. jadi ya aku harus bersabar dan menerima apa yang telah dimasak ibuku buat bekalku. 

        praaaang!!!

        aku dan seluruh isi kelasku langsung menoleh kearah suara pecahan kaca tersebut. sebuah bola menggelinding ke arahku setelah berhasil melewati kaca kelasku dan memecahkannya. temanku yang kebutulan berada di dekat jendela saaat itu, tidak luput dari luka yang lumayan mengeluarkan bayak darah. kelaspun menjadi ramai dan gaduh. temanku silla yang saat itu menjadi korban langsung dibawa oleh yang lain menuju ke uks. terlihat sekali muka silla yang pucat pasi karena shock dengan kejadian yang sangat tiba-tiba itu. anak-anak dari kelas lainpun langsung berdatangan setelah mendengar suara kaca pecah dan suara-suara ribut dari kelas kami. guru-gurupun juga langsung berdatangan setelah salah satu temanku mengadu kepada wali kelas. pak waryo yang saat itu tengah menjadi wali kelas kamipun meminta penjelasan pada kami apa yang sedang terjadi.

        "gak tau pak, kayaknya ada yang abis main bola trus bolanya kena kaca" jelas toni yang saat itu menjabat sebagai ketua kelas.

        "oh yasudah bapak akan mencari tau siapa saja yang sejak tadi bermain bola dilapangan. mereka harus bertanggung jawab" tegas pak waryo

          tiba-tiba saja seorang siswa lain menerobos kerumunan anak-anak sehingga membuat sedikit kegaduhan diantara anak-anak yang sedang berkumpul. dia. iya dia. tidak salah lagi. dia adalah cowok yang tadi dihalte bersama dengaku. tanpa sadar aku menjadi gugup dan menjadi bingung. dia satu sekolah denganku? bagaimana bisa? aku tidak pernah melihat wajahnya disekitar sekolah. benar-benar tidak masuk akal. dia mengenalku karena aku dan dia satu sekolah? tetapi kenapa aku tidak pernah tau bahwa ada seorang dia satu sekolah dengaku. baru beberapa jam lalu aku berharap tidak akan bertemu dengannya lagi, tetapi sekarang aku malah bertemu dengannya.

        cowok itu datang bersama dua temannya. mereka mengahadap pak waryo dengan wajah yang seperti tidak terlihat telah melakukan dosa. aku mengenal dua temannya, mereka berdua adalah didi dan joshua. didi anak kelas 12-ips2 sementara joshua masih kelas 11 tepatnya di kelas 11-ips1. aku mengenal mereka berdua karena mereka adalah salah satu anak yang cukup terkenal diantara kalangan sekolah. kadang mereka juga suka membuat onar, ya seperti sekarang ini. aku hanya bisa menjelaskan nama dari mereka berdua, tetapi aku tidak tahu menahu dengan si cowok hujan itu. oh ya, sekarang aku menyebutnya cowok hujan. karena memang dia suka sekali dengan hujan, dan akupun juga tidak mengetahui nama aslinya.

        "maaf pak, tadi kita lagi main bola, eh kelepasan nendang malah jadi mecahin kaca" kata joshua dengan muka yang sok di melas-melasin.

        "kalian benar-benar pembuat onar ya! apa kalian tahu? salah satu murid bapak terkena luka skerius karena ulah kalian!!" bentak pak waryo.

        "ya kan kita gak sengaja pak" kata joshua.

        "tetap saja kalian harus mempertanggung jawabkan ulah kalian ini! yasudah kalian ambil sapu dan pengki untuk membersihkan kaca-kaca ini. setelah membersihkan semuanya kalian bertiga langsung ke kantor bapak" tegas pak waryo.

        setelah itu pak waryo menyuruh anak-anak dari kelas lain untuk segera bubar dan kembali ke kelas mereka masing, karena bel masuk sudah berbunyi. mereka bertigapun juga sudah pergi bergegas mengambil sapu dan pengki di ruang kebersihan. teman-teman kelasku yang perempuan pada berkumpul dimeja rani untuk bergosip tentang kejadian yang baru saja terjadi. aku memilih untuk melanjutkan memakan bekalku yang belum selesaiku habiskan. aya tidak berada di tempat sampingku karena, dia ikut nimbrung dengan gerombolan cewwek-cewek tukang gosip lainnya. setelah beberapa lama mereka bergosip akhirnya aya kembali ke sampingku dan kembali menyantap makan siangnya juga.

        "gila ya mereka! mereka bener-bener berhasil bikin korban jiwa dikelas kita" kata aya sambil memasukkan sesuap nasi ke mulutnya.

        "iya emang parah. silla gimana tuh sekarang?" 

        "ntahlah kayaknya parah deh tuh"

        "ada-ada aja sih mereka benre-bener bengal banget"

        "ya gimana lagi ra, mereka emang trouble maker sekolah kita"

        aku hannya menganggukan kepalaku dan langsung meyuapkan suapan terakhir bekalku. setelah habis semua aku meletakan kotak bekalku dibawah laci meja. aya masih asyik memakan makan siangnya. didi, joshua dan cowok hujan itu datng ke kelasku membawa sapu, pengki dan plastik sampah. mereka mulai membersihkan serpihan-serpihan beling yang berada dilantai dan meja tempat silla duduk tadi. joshua bertuga memegang pengki, didi bertugas untuk memegang plastik sampah dan cowok hujan itu yang menyapu.

        aku terus memperhatikan mereka, sampai mereka selesai membersihkan serpihan-serpihan beling dikelasku. ketika mereka hendak pergi, tidak sengaja aku dan cowok hujan itu bertukar pandang. tatapan cowok hujan itu dingin kepadaku, seakan-akan dia tidak mengenalku. dia hanya melihatku sekilas lalu pergi melewati keluar kelas. dia mengacuhkanku? apa dia pura-pura tidak menganalku? atau memang dia ternyata orang lain? tidak mungkin jika dia orang lain. jelas-jelas kalau itu dia, aku tidak mungkin salah. tetapi kenapa dia melihatku seolah dia tidak pernah mengenalku? aku tidak mengerti. padahal dia mengetahuiku mengenal namaku. aku merasa kesal. dia benar-benar membuatku kesal. apa sih maunya dia? tadi pagi dia seperti bersyukur telah dipertemukan dengan oleh hujan, sekarang dia malah berperilaku seolah-olah aku dan dia tidak pernah bertatap muka sebelumnya. 

        aku menggelengkan kepalaku. aku tidak semestinya meikirkan hal konyol ini. seharusnya aku bersyukur karena dengan dia yang seperti itu, aku tidak harus berhadapan lagi dengannya. oke tidak perlu di pikirkan lagi, aku tidak perlu merasa kesal seperti ini. aku menghirup oksigen dalam-dalam dan menghembuskannya dengan berat. tidak lama kemudian bu ningsih guru bahas indonesia pun datang untuk mengajar. aku memutuskan untuk fokus ke pelajaran yang akan diajarkan bu ningsih. 

                                                                                ***

        


        

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

say somethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang