Prolog

1K 7 3
                                    

“Papa! Sudah berapa kali aku bilang! Jangan masuk ke kamarku! Sampai kapan sih Papa mau seperti ini?” ujar seorang gadis yang terlihat kesal pada seorang lelaki yang asyik memasak.

“Apa salahnya seorang ayah masuk ke kamar anaknya? Lagipula Papa hanya membantumu untuk membersihkannya!” ujar lelaki itu.

“Tetapi, aku ini sudah SMA, Pa!” ujar gadis itu lagi. Kali ini sambil menghentak-hentakkan kakinya di lantai tanda bahwa ia sedang kesal.

“Miu, bukannya kau ada kelas pagi hari ini?” tanya lelaki itu lagi.

“Oh tidak! Aku telaaaat!!! Kita akan bahas ini nanti, Pa!” ujar sang gadis sambil berlari pergi.

“Miu! Tunggu! Ayah akan mengantarkanmu!” lelaki itu pun mematikan kompornya dan berlari menyusul anaknya.

 -----------------------

 Miu’s POV

Heran! Sampai kapan Papaku akan selalu bersikap seperti ini? Apakah ia lupa bahwa aku adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang ingin aktif dalam kegiatan di sekolah, punya pacar, punya banyak teman, bisa pergi ke tempat yang ingin ku kunjungi, dan melakukan segala yang dilakukan oleh remaja seusiaku? 

Bayangkan! Saat kau mengerjakan tugas di rumah temanmu, dan Papamu ikut serta karena takut kau melakukan hal yang melampaui batas? Bagaimana saat kau berangkat sekolah, kau diantar-jemput Papamu padahal sekolahmu hanya berjarak 10 menit dari rumahmu? Bagaimana jika kau ingin berkencan dengan lelaki yang kau sukai , tapi Papamu malah menguncimu di kamar? BAYANGKAN! Betapa tersiksanya aku!

Papaku adalah seorang entertainer yang cukup populer. Bahkan sangat popular. Ia adalah personil sebuah boyband bernama Aibou, salah satu boyband papan atas yang digandrungi begitu banyak wanita. Padahal Papaku sudah setua itu, tapi fansnya sangat sangat banyak! Apalagi waktu mereka mengetahui, bahwa Papa tidak memiliki istri, mereka langsung berbondong-bondong meminta Papa menjadikan mereka istrinya!

Aku tidak bisa membayangkan jika aku memiliki begitu banyak ibu.

------------------

At Daughter’s place

 “Miu!” panggil seorang gadis saat Miu baru turun dari mobilnya.

“Hai, Aira” ujar Miu girang

“Oh! Kamu yang bernama Aira? Terima kasih sudah menjadi teman yang baik untuk anakku ya!” ujar sang ayah yang tiba-tiba sudah berada di samping Miu. Ia tersenyum manis pada teman anak gadisnya itu.

“Papa! Cepat pergi! Aku bisa malu kalau Papa berlama-lama di sini!” ujar Miu sambil mendorong ayahnya untuk kembali ke mobil.

“Tapi...”

“Ah! Aku harus segera masuk kelas! Daa, Papa!” Miu segera menarik Aira untuk  pergi dari tempat itu.

“Kau memanggil ayahmu dengan sebutan Papa?” Tanya Aira saat mereka di kelas.

“Ya begitulah! Papaku yang memaksa! Terkadang aku sebal dengan sikapnya yang terlalu daughter complex itu!”

“Ah Senangnya.. Ayahmu sangat meperhatikanmu!”

“Memangnya kau tidak?”

“Orang tuaku sibuk bekerja. Mereka tak pernah punya waktu untukku. Yah, terkadang aku sangat merindukan mereka.”

“Selamat pagi, anak-anak. hari ini kita akan mulai bab baru," suara sang guru pun menghentikan obrolan mereka.

 -------------------

At Papa’s  Place

 “Kau terlambat , Yukio!” Baru saja Yukio menginjakkan kakinya di studio tempatnya biasa berlatih, teguran sudah langsung ditujukan padanya.

“Maaf Mark! Aku harus mengantarkan Miu ke sekolah,” ujarnya. Rupanya hanya dirinya yang terlambat hari ini, tiga personil Aibou lain sudah ada di tempat.

"Miu?" lanjut Mark, pria yang menegurnya tadi dengan tatapan heran. "Miu bukannya sudah SMA? Kau masih mengantarnya ke sekolah?" Ali sebelah kirinya terangkat. Ia heran dengan sahabat yang sudah dikenalnya selama 10 tahun itu.

“Ya! Itu sudah kewajibanku sebagai Papa! Bagaimana kabar Naira?”

“Seperti biasa, dia lincah dan tidak bisa berhenti mengoceh. Maklum, baru berumur tiga tahun.”

“Enaknyaa. Kau masih bisa menggendongnya. Kalau aku sudah tak mungkin menggendong Miu.”

“Yaiyalah! Hei, Yukio. Sampai kapan kau akan mengekang Miu seperti ini? Bukankah ia sudah SMA?”

“Mengekang? Aku tak merasa mengekangnya! Aku hanya ingin ia menjadi seorang gadis yang baik dan mengerti tata krama, sama seperti ibuku”

“Dasar Daughter and Mother complex kau!”

“Ayo semua! Waktunya latihan!” terdengar suara seseorang lelaki memanggil mereka. Seluruh personil Aibou pun berkumpul untuk latihan dance yang akan mereka tampilkan waktu konser nanti.

 ----------

Yukio’s POV

 Mengapa semua orang bilang bahwa aku mengekang Miu? Aku hanya ingin menjadikan Miu sebagai gadis yang baik dan mengerti tata krama , sama seperti ibuku. Aku hanya ingin ia tumbuh menjadi seorang gadis yangsempurna di mata orang.  Apa itu salah?

Aku takut aku tak bisa mengawasinya dengan baik  karena aku adalah seorang entertainer yang cukup sibuk bersama Aibou, boyband yang menyatukan aku dengan berbagai macam orang ajaib yang kadang jalan pikirannya tak bisa aku mengerti. Tapi, bagiku mereka adalah keluargaku. Merekalah orang-orang yang sangat berharga bagiku. Tentu saja setelah Miu. Pokoknya , Miu adalah segalanya untukku! Aku tak akan menyerahkan Miu pada SIAPAPUN!

The Daughter is Mine !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang