Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur tahun ajaran baru, namun suasana di Victoria Academic sudah ricuh akibat kedatangan sembilan orang cowok yang disebut-sebut sebagai ALJ09. Entah mereka membuat janji atau bagaimana, tapi mereka hampir selalu datang bersamaan meskipun rumah mereka berjarak cukup jauh.
"Aaa!! ALJ09 dateng"
"Kak Abi keren banget!"
"Gamma selama liburan kemarin makan apa sih? kok makin ganteng aja"
Suara-suara pujian terus mengiringi ke-sembilan cowok itu. Tapi bagai 'ada gula, ada semut'. Ada pujian pasti juga ada gunjingan.
"apasih norak banget sampek teriak-teriak gitu"
"apa hebatnya mereka? Cuma modal tampang sama kaya aja"
"yang kaya itu orang tuanya, bukan mereka hahaha"
Bel masuk telah berdering. Semua murid kembali ke kelas mereka masing-masing, termasuk ALJ09.
Aldev, Candra, Haikal, Gamma, Natan, dan Bizan berjalan menuju bagian Victoria Senior High School, Abi dan Lino kembali ke Emerson University, dan sedangkan Langit yang merupakan anggota ALJ09 paling muda berjalan menuju Victoria Junior High School.
Victoria Academic memang sebuah lembaga sekolah swasta yang terdiri dari tingkatan Junior High School sampai University. Setiap tingkatan memiliki gedung yang berbeda, namun masih dalam satu kawasan yang sama. Itulah mengapa tak mengherankan jika member ALJ09 sedikit memiliki perbedaan umur, namun masih tetap bisa bersamaan di jam sekolah.
***
Waktu menunjukkan jam istirahat, dan ALJ09 sedang bersantai di ruangan mereka.
Ruangan khusus yang dibuat untuk mereka dan hanya mereka yang bisa masuk kesana. Entah bagaimana cara mereka bisa mendapatkan fasilitas istimewa itu. Mungkin mereka membayar pihak sekolah dengan uang yang entah berapa jumlahnya.
"mau ada lomba lagi Kal?" Tanya Bizan sambil berjalan menuju Haikal yang tengah sibuk memainkan piano miliknya.
"bukan, cuma latihan biasa aja" jawab Haikal tanpa mengalihkan konsentrasinya pada piano.
"terusin latihannya biar makin jago Kal. Entar pas gue nikah lo yang ngiringin pakek piano ya hahaha" sahut Aldev yang sedari tadi asik bermain dengan bola basket.
"berani bayar berapa lo?" kali ini Haikal menghentikan permainan pianonya.
"sama temen sendiri gratis kali Kal" jawab Bizan meskipun sebenarnya pertanyaan tadi bukan ditujukan untuknya.
"sorry. Gue pelit, gue kikir" yaaa, siapa lagi kalo bukan Haikal yang menjawab.
.
.
.
.
NOTE:
Semua watak / karakter yang dimiliki tokoh dalam cerita ini sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan nyata. Untuk itu, dihimbau kepada seluruh pembaca untuk tetap bisa membedakan antara cerita dan realita. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Sudut
Teen FictionSeandainya sudut cerita tak hanya bersumber dari satu pemikiran mungkin tak akan jadi se-tragis ini. Dan jika saja dia tau apa yang sebenarnya ada dalam ego ini mungkin kisah ini akan menjadi lebih baik. "entah diri ini yang pergi, atau dirinya yan...