Smooth as Butter

3.1K 270 16
                                    

Will update 'Toko Bunga Shani' later. Lagi mau nulis ini. 

-- -- --

"Ge ... I like you." Gracia merasa tangannya diraih oleh seniornya. "Can you be my girlfriend?" tanya seniornya itu.

Gracia hanya bisa menggelengkan kepala sambil memproses pertanyaan dari seniornya itu.

"I'm sorry Ci. Untuk sekarang gak bisa. Jujur aku cuma nganggep kamu sebagai teman biasa. Sejauh ini ... gak ada perasaan lebih dari itu. Sayang aku ke kamu seperti aku ke teman ku lainnya Ci. Maaf ya ..." balas Gracia lalu memegangi tangan seniornya itu dengan kedua tangannya.

"Okay. Makasih Ge. Gak apa-apa. Makasih jawabannya," senior Gracia mengeratkan kedua tangan mereka yang masih bertautan itu. "Aku setidaknya lega bisa mengutarakan perasaan aku. Maaf kamu harus denger celotehan gak berguna dari aku gini. Karena semester depan aku udah TA, aku jadi gak mau ngulur waktu atau malah nahan perasaan aku."

Gracia mengerti akan itu. Malah dia amazed dengan keberanian seniornya ini menyampaikan perasaan ke Gracia. Tentu hal yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain dengan posisi yang sama dengan seniornya ini. Gracia mendekatkan badannya yang berada di jok penumpang ke seniornya yang duduk di jok pengemudi mobil. Memeluk dan memberikan usapan naik turun di punggung.

"Jangan minta maaf. Perasaan kamu gak salah Ci. Makasih ya udah berani bilang ke aku perasaan kamu yang sebenarnya ke aku." seniornya itu mengangguk lalu mengelap air mata yang sedikit keluar dari mata.

Gracia melihat itu memutuskan untuk tidak membahasnya.

"Makasih Ge." Gracia tersenyum mendengarnya. Juga karena melihat lesung pipi seniornya sudah muncul kembali.

"Yuk turun." kini Gracia dan seniornya itu turun dari mobil yang baru dimatikan. Gracia masuk ke rumah kostnya, seniornya yang tadi semobil masuk ke rumah kost juga yang ada di sebelah rumah kost Gracia. Gracia melambaikan tangan pada seniornya itu sebelum masuk ke rumah kostnya.

Anin yang terlihat sedang mengerjakan tugas di meja makan tersenyum ke arah Gracia yang baru masuk ke rumah. Gracia menutup rapat dan mungunci pintu rumah mereka.

"Nin. Gw ditembak Ci Shani."

--

--

--

Hari Kamis yang berbahagia. Mestinya. Karena kelas di pagi hari ini kelas yang gampang bagi dirinya. Dosennya juga tidak se-killer dosen lainnya, malah asyik pembawaannya di kelas. Bikin para mahasiswa mudah mengerti pelajarannya dan tidak takut untuk bertanya. Pokoknya sesi diskusi di kelas selalu menyenangkan. Sudah gitu ini hari Kamis pula, yang berarti hari perkuliahan sisa besok saja.

Tapi ...

Kayaknya gak bakal bisa deh Gracia merasa tentram, bahagia seperti biasa di hari lainnya. Karena hari ini dia harus ketemu dengan salah satu seniornya yang sejak awal semester ini sekelas dengan dirinya. Yang dari awal semester ini jadi dekat dengan dirinya. Tapi ternyata kedekatan mereka disalah artikan oleh senior Gracia itu. Karena minggu lalu dirinya ditembak oleh seniornya.

"Please ..." Gracia hanya bisa menghela nafasnya melihat seniornya yang bernama Shani itu masuk kelas. "Semoga gak awkward."

Hari ini adalah hari pertama mereka bertemu lagi setelah acara menyampaikan perasaan beberapa hari lalu depan rumah kost mereka itu. Padahal sebelumnya, seniornya itu sering memberikan tebengan pada Gracia karena Gracia malas menyetir dan juga rumah kost mereka bersebelahan. Bahkan tidak jarang Anin ikut nebeng juga sama Shani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GreShan OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang