1

387 37 12
                                    


°°°°°°°

Akhirnya dirinya tiba. Kembali ke rumah yang sejujurnya tidak ingin ia datangi lagi.

Tapi ia harus.

Yoshinori membuka pagar kayu yang lebih pendek darinya itu kemudian menatap ke arah pekarangan rumah yang kini sudah di tumbuhi rumput yang meninggi. Beberapa pot bunga milik mendiang ibunya sudah hancur dan kolam ikan miliknya sudah sangat jelek.

Jika di bagian depan saja seperti ini bagaimana bagian belakang rumahnya? Sepertinya ia akan bekerja ekstra hari ini.

Kakinya kini sudah menapak ke dalam rumah. Rumah ini rumah sederhana tempat keluarganya tinggal. Setidaknya sebelum kedua orang tuanya meninggal dan dirinya tinggal bersama sang nenek dan kakek.

Yoshi menaruh barang-barang miliknya terlebih dahulu di kamar. Membersihkan kamar miliknya kemudian turun untuk mulai bersih-bersih yang lain.

.
.
.

Helaan nafas panjang terdengar. Yoshi merebahkan dirinya di atas teras rumahnya setelah tadi memotong semua rumput tinggi dan membersihkan beberapa area sekitar rumah. Ia sangat bersyukur tiba di rumah saat pagi hari jadi ia memiliki waktu untuk bebersih lebih lama. Semoga saja ia bisa selesai sebelum waktu tidurnya nanti.

Yoshi memilih keluar untuk membeli makanan sebentar. Ia lapar dan dari rumah neneknya tadi ia tidak membawa apa-apa selain barang-barangnya.

Beberapa menit setelah kembali dan mengambil waktu istirahat, Yoshi kembali bekerja.

Ia membersihkan beberapa bagian rumah yang terdapat sarang laba-laba. Menyapu, mengepel, menjemur kasur, bantal dan yang lainnya kemudian ia mencuci sarung kasurnya dan sarung yang lain.

Yoshi memang bukan anak yang pecinta sangat dengan kebersihan namun mengingat rumah ini sudah tidak di tempati sejak umurnya belia dulu mau tidak mau ia harus membersihkannya sampai ke sudut-sudut ruangan.

Sembari menunggu cucian, Yoshi memainkan ponselnya. Mengabari teman-temannya bahwa ia sudah tiba dan setelah ia rasa tak ada lagi yang harus ia kerjakan, ia pergi mandi.

.
.
.

Syukurlah pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang ia duga. Kini dirinya sudah duduk di ruang tengah dengan makanan dan tv yang sempat ia perbaiki tadi yang sekarang menayangkan serial kartun.

Angin di luar tiba-tiba saja berhembus kencang hingga udara dingin masuk ke rumahnya.

Yoshi berdiri dan menutup pintu kaca rumahnya kemudian menguncinya. Menutup gorden, mematikan tv lalu membereskan sisa makanannya.

Ia menatap ke luar jendela. Dilihatnya langit semakin menggelap. Ia yakin hujan akan turun sebentar lagi.

Berhubung sarung-sarung yang tadi ia cuci belum kering, Yoshi akhirnya memutuskan untuk mengambil cadangannya di loteng. Semoga saja masih baik.

Yoshi bukan penakut. Ia tidak takut pada makhluk lain yang mungkin akan datang ataupun serangga. Yoshi terlatih berani.

Dukk.

Yoshi menoleh dan mendapati sebuah box terjatuh dan segera mendekatinya.

Tidak ada yang aneh dari box yang kosong itu, hanya saja perhatiannya teralih pada sebuah boneka kayu berbentuk anak kecil yang membawa daun semanggi yang cukup besar di dekat meja box tadi.

Yoshi ambil dan mencoba mengingat boneka ini.

Ia putar-putar boneka itu sambil terus mencoba mengingat sampai dirinya melihat ada sebuah lubang di punggung boneka kecil itu.

𝐃ⱺᥣᥣ𝗒 ㅡ yoshiho ㅡTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang