6

182 26 7
                                    


°°°°°

" Intinya aku sama Haru kenal di butik punya bunda. Kamu ingetkan dulu aku pernah kekunci disana malem-malem?? "

Yoshi mengangguk. " Untungnya ga lama ya.."

" Betul. Pas itu udah syok banget lihat manusia tinggi, cakep jalan ke arah aku. Mau bilang satpam juga di butik bunda ga ada satpamnya "

Kejadian itu terjadi beberapa tahun lalu saat mereka masih kanak-kanak.

Bunda Junkyu memiliki butik kecil yang berada di pinggir trotoar jalan di tengah kota. Dulu butik itu cukup terkenal.

Suatu ketika Junkyu pernah terkunci di dalamnya saat bersembunyi. Anak itu bersembunyi karena habis di marahi sang ayah di penyimpanan kain yang ada di sudut ruangan. Tiada yang menyadarinya disana termasuk sang bunda yang tidak menahu anaknya datang karena saat itu ia sangka hanya ayah Junkyu yang datang.

Untungnya tidak perlu waktu lama untuk sang bunda menyadari anaknya tiada di rumah. Junkyu tidak menangis saat itu justru ia berkenalan dengan seseorang yang ia sangka ikut terjebak disana.

" Tapi Jun, kamu pernah penasaran ga sih mereka ini darimana? "

Junkyu mengaduk minumannya pelan. " Yaa... Penasaran sih.. tapi aku tidak pernah bertanya pada Haru. Ku biarkan saja hingga detik ini "

" Lalu Haru selama ini ada dimana? "

" Sejak bunda aku sakit hingga tiada saat ini, Haru selalu di butik. Ia menjaga disana. Butik sekarang sudah di jual jadi aku membawanya ke tempat tinggalku "

" Bagaimana dengan ayahmu? "

Ayah Junkyu memang sedikit galak jika tau anaknya bersama orang lain yang menurutnya asing wajahnya.

" Ayah keluar kota terus jadi aku sendirian "

" Sama dengan papa.. "

" Lalu apa Haru masih berubah jadi manekin?? " sambung Yoshi.

Junkyu menggeleng. " Aku tidak ingat spesifiknya waktu Haru berubah menjadi manekin. Maksudku kapan ia berubah karena sejak tinggal bersamaku dia tidak berubah sama sekali "

Yoshi jadi teringat dengan Maru. Maru berubah menjadi boneka saat dirinya tidak tinggal disana lagi dan menjadi manusia saat sudah ada dirinya dan tak berubah kembali.

" Apa kamu tau kalau Haru punya kunci khusus untuk membuatnya berubah menjadi manusia? "

" Eung?? Rasanya tidak... Tubuhnya mulus-mulus saja, tidak ada satupun lubang kunci disana "

Yoshi sedikit syok. " Memangnya kamu sudah lihat tubuh Haruto? "

" Sudah "

Mata Yoshi membulat terkejut. " KIM JUNKYU?!! "

Junkyu baru sadar dengan apa yang ia ucapkan.

" Hehehe.. maaf, keceplosan "

" Keceplosan apaa??? "

" Main bareng Ruto hehehehe "

" HAAAAH???!!! "

Untung saja pengunjung cafe sedang sepi jadi mereka tidak malu-maluin.

Tapi tetap saja Yoshi syok berat. Ia tak menyangka Junkyu sudah sejauh itu. Ia sangka yang Junkyu maksud hanya saat tak sengaja melihat Haruto saat selesai mandi atau hal lain yang di luar seks.

.
.
.

Daripada kepala Yoshi menjadi pening lebih baik ia pulang. Memeluk Maru sepertinya ide bagus.

" Aku pulang.. "

Yoshi menaruh tasnya di sofa sembarangan lalu pergi ke kamarnya. Ia yakin Maru berada disana. Maru suka bergelung di kasur walau tak tidur.

Omong-omong Yoshi pernah mengajarinya caranya untuk tertidur. Ia tidak tau Maru benar tertidur atau tidak tapi justru dirinya yang tertidur.

" Maru? "

" Ung? "

Benarkan?

Yoshi melepas jaketnya lalu naik ke atas kasur. Tepat menindih setengah tubuh Maru yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang.

" Kamu main game lagi? Dari jam berapa? "

" Baru saja. Aku baru selesai membersihkan rumah "

" Benarkah?? "

Maru mengangguk lucu sambil tersenyum.

Yoshi hanya tersenyum singkat sebelum kembali memeluk Maru dan menyembunyikan wajahnya di perut si manis.

Ia butuh mencharge energinya.

" Yoshi tadi gimana ketemuan sama temannya? Seru? "

" Biasa saja. Aku sama Junkyu hanya berbicara sebentar lalu pulang "

" Lalu habis ini Yoshi akan melakukan apa? "

Yoshi mengindikkan bahunya. Ia terlalu asik menikmati elusan pada rambutnya saat ini. Membuatnya merasa nyaman dan mengantuk.

Maru menaruh nintendo milik Yoshi, berganti mengelus kepala Yoshi dengan kedua tangannya.

" Yoshi mau tidur? Tidak mandi dulu? "

" Mandi bareng.. "

" Hm? Ayo "

Yoshi langsung bangkit. Ia menatap Maru dengan wajah terkejut.

" Sungguh? "

Maru mengangguk.

" Memangnya kenapa? Hanya mandi kan? "

Ya, benar. Apalagi yang ada di otakmu wahai Yoshinori??

" Iya.. ya sudah, ayo "

Semoga Yoshi bisa menahan pandangannya untuk tidak melihat tubuh Maru.

°°°°°
tbc~

𝐃ⱺᥣᥣ𝗒 ㅡ yoshiho ㅡTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang