~sorry for typo~
//CMIIW.
.
.
.
.
"Eung eomma" panggilnya sebelum ibunya memberi sebuah kecupan di seluruh wajah dan mematikan lampu
"Ya sayang?" saut sang ibu duduk di sisi kasur sambil menyelimuti anak semata wayangnya
"Esok sekolah doyoungie enda auu awa ekel, enda apa kan eomma?" cicitnya pelan. Sang ibu mengusap rambut anaknya kebelakang, mengecup keningnya lembut
"Kenapa hm? tumben, biasanya mau bawa bekel mulu" Tanya nan lembut sang ibu. Sang ibu berpikir mungkin anaknya sudah mulai dewasa walaupun aslinya seperti anak kecil yang menggemaskan
Mencium pipi sang ibu "Masakan eomma selalu enak ko, kali ini aja enda apa kan? ung? ung? pweasee eomaa" rayunya yang berhasil membuat sang ibu luluh
"Dasar bayi besarnya eomma. Iya sayang eomma bolehkan tapi beli makan yang sehat-sehat aja oke?!" Dan sang anak mengangguk lucu "eum"
Tersenyum lucu nan menggemaskan bahwa sekarang tidak ada pembullyan terhadap dirinya. Menghela napas nya dan berjalan menuju kelas, terdengar banyak pujian untuk dirinya
"Aigooo dia menggemaskan"
"Ahh aku kena karma pernah membully dan sekarang aku baru tau cara dia berbicara sangat menggemaskan.. aksjsjshd"
"Jadi uke ku mauu??" tanya si cewe
"Ck! Dia uke ku" bales si cowo
Sampai di kelas, meletakkan tas nya di kolong meja
"Wuhuu kenapa nih senyum senyum hm? ada yang buatmu bahagia hari ini?" entah si bubu datang dari mana menghampiri tempat duduk doyoung lalu menepuk kepala sang empu pelanHah.. Hari ini ia banyak tersenyum sembari menatap Bubu "Apa doyoungie di sukai anyakk olang, Bubu hyung?" Tanyanya dengan suara cadelnya— akan diceritakan masa lalunya nanti.
Bubu menoel hidung mancung doyoung "Tentu saja. Apa doyoungie senang disukai banyak orang?" Tanya Bubu dan mendapat anggukan antusias dari sang yang di tanya
"Eum.. Doyoungie hali ini nda awa ekel, kantin yyaa bubu hyung?" Pertanyaan doyoung membuat bubu tertawa "Hahaha, aduh aduh iya iya doyoungie lucu sekali sih, tumben gak bawa bekel kenapa?"
Tiba saja pipi gembul mulus doyoung merona merah kepink–an, tangan mungilnya memilin ujung seragam sekolahnya dan mulut yang ia lipat kedalam. "Ada apa nih heh? Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah?" Tanya Bubu mengelus pipi merah doyoung
Doyoung menggeleng kepalanya cepat. Tidak saatnya ia memberi tahu yang sebenarnya. Lagi pula ia baru bertemu beberapa hari yang lalu kenapa menyukainya begitu cepat.
"Oke, mungkin belum saatnya kau cerita" Bubu mengangguk paham dan kembali duduk ditempatnya sendiri.
"Hngg bubu nda marah kan ama doyoungie?" Monolognya dengan menundukkan kepalanya dan kembali mendongak saat mendengar penjelasan dimulai dari sang guru
Butuh waktu yang lama akhirnya pelajaran selesai. Doyoung tertidur dengan kepala yang menggantung kekanan lalu pindah kekiri. Bubu menghampiri ke bangku doyoung, menangkup kepala doyoung "Hey bayi besarnya tante kim bangun! Waktunya istirahat, bukankah ini yang kau tunggu? istirahat dikantin"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BABY (ilyoung)
Romancedia bukan bisu hanya saja malu dengan suaranya tapi bagaimana kalo suaranya itu membuat orang yang mendengarnya menjadi luluh, gemas(?) selain suaranya, wajahnya pun terikut. apasih yang gak bisa dari dunia oren ini? semua pasti bisa, gak ada yang...