7. 👑

1.7K 166 0
                                    

Di kediaman alexandre terlihat pelayan sedang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Mansion yang megah dan mewah membuat mata terkagum saat melihatnya.

"Hai Brian, kamu mau kemana?ke sekolah ya? "tanya Alistha yang sedang bertamu.

"Bukan urusan lo, "jawab Brian cuek sembari terus melangkah.

Alistha pun membuntutinya. "E-em aku baru dateng."

"Terus? "Brian menoleh dan menatap tajam tepat di mata Alistha. "Emang ada yang nyuruh lo ke sini? "

"Tap-"

"Lo berisik banget si? Ortu gw di ruang tengah, mau caper kan lo? Udah sono buru."

Kemudian Brian pergi begitu saja meninggalkan Alistha yang menatap punggung Brian dengan tatapan terluka.

•~•~•••

Di hari minggu ini semua murid Alston yang memiliki kegiatan ekskul, berkumpul di sekolah sekarang untuk membantu Osis menentukan letak perkemahan yang akan diadakan nanti, sekaligus membantu menjadi panitia.

"Eh lo tau ga si? Ada anak baru pas kemaren-kemaren kayak orang ga waras, teriak-teriak di pinggir lapangan gitu. "

"Pengen jadi Pinkan deh. "

" Liat deh Malvin ganteng banget. "

"Maruk banget udah ada Brian deketin Malvin juga cih."

"Oiya Vin baju yang waktu kamu kasih ke aku pas di taman bermain itu pas banget di badan aku, "ucap Pinkan senang.

Malvin tersenyum kecil hampir tak terlihat, "Bagus deh. "

"Gimana sama nyokap lo? "tanya Malvin.

Pinkan yang awalnya tersenyum langsung tergantikan dengan muka murung. "Sorry, gw mau tau usaha gw berpengaruh ga buat kesehatan nyokap lo,"sambung Malvin tak enak hati.

"Iya Vin gapapa makasih ya, Mama udah ada perkembangan sedikit kok."

"Kalo ada apa-apa kasih tau gw, "ucap Malvin sambil mengelus kepala Pinkan.

"Vin!"

Malvin menoleh pada sumber suara, kemudian mengangkat salah satu alisnya. Tio yang paham langsung menjawab, "Basket disuruh kumpul sekarang."

Malvin mengangguk lalu berbicara pada Pinkan, "Gw kumpul dulu."

Setelah itu Malvin meninggalkan Pinkan seorang diri di taman sekolah. Pinkan bersyukur sekali bisa bertemu teman sebaik Malvin dan..

"Pinkan? "

Pinkan langsung menoleh ke belakang tahu siapa pemilik suara yang tadi memanggilnya. "Brian? Hai"

Brian tersenyum manis, iri sekali... karena dia hanya menunjukkan senyum itu pada wanita tertentu yaitu ibunya dan Pinkan tentu saja karena Pinkan adalah pacarnya. Meskipun dulu ada lagi satu wanita yang kerap menerima senyum Brian, sekarang tidak lagi.

"Lo kok di sini sendiri?ga ngumpul sama temen, hm? "tanya Brian sambil mengelus pipi gadisnya.

"Temenku pada masih kumpul ekskul, kalo aku udah selesai duluan jadinya sendiri, oiya tadi basket udah disuruh kumpul tau. "

"Iya nanti aja, pengen liat kamu dulu, "balas Brian menggoda.

"Ih apaansi, udah sono kasian yang lain nunggu. "

SEQUOIA   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang