Hari ini ekstra part ,, dan aku janji ini ceritanya bakalan tiap hari di up satu chapter . Soalnya ceritanya udah lama di laptop , cuman karna agak sibuk kerja ngaret deh kemarin ceritanya .
Happy readingg....
.
.
.
" Sehunn....... " Tariak jiyeon setelah memutuskan panggilan telephonenya . Ia baru saja ditelphone oleh sepupunya Yuta yg sekaligus menjadi manager pribadinya dalam mengatur jadwal pemotretannya .
" Ada apa ? " Tanya sehun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yg masih melekat di pinggangnya . Jiyeon menelan ludahnya melihat pemandangan indah tubuh sehun pagi ini . Taidak dapat di pungkiri , jiyeon akan selalu tergoda dengan tubuh berotot kekasihnya itu . Roti sobek dan pinggang ramping kekasihnya itu sanggup menghipnotisnya berulang kali walau sudah berulang kali melihatnya .
" Itu... " Jiyeon seakan lupa hal apa yg ingin ia katakan pada sehun . Rambut basah sehun menambah kesan seksi pada kekasihnya itu .
" Ada apa ji ? Kepala kamu masih sakit ? " Sehun berjalan mendekat ke arah jiyeon yg duduk di pinggir tempat tidur . Sehun meletakkan telapak tangannya di dahi jiyeon , memeriksa suhu panas di kening jiyeon .
" Pake baju dulu sana ihk ,, aku mau ngmong . Kalau kamu gak pake baju aku gak fokus " Jiyeon melepaskan tangannya sehun di keningnya , mendorong pelan tubuh sehun agar kembali ke kamar mandi memakai pakainnya .
Sehun terkekeh dan menurut , ia mengambil pakainnya di lemari dan bergegas kembali ke kamar mandi mengenakan pakaiannya .
Tak lama sehun keluar dari kamar mandi dengan kemeja lee biru lengan panjang dan jeans hitam dengan gaya sobek di lutut yang telah ia kenakan .
Jiyeon turun dari tempat tidur, menghampiri sehun yang berada di meja rias jiyeon yg sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer .
" Sehun kenapa batalin semua kontrak pemotretan aku selama sebulan ? " Tanya jiyeon yg berdiri di belakang sehun . Pria itu memperhatikan jiyeon dari kaca besar didepannya .
"Kamu perlu istirahat ji , aku gak mau kamu sakit . Sekarang kamu mandi , habis sarapan kita pergi ke dokter periksa ke adaan kamu "
" Ya tapi gak sebulan juga , itu bayaran pinaltinya besar sehun " Protes jiyeon tak terima .
" Soal denda pinalti udah aku bayar semua ji , kamu gak perlu khawatir"
" Aku tau kamu banyak duit ! Tapi gak sesuka kamu juga batalin kontrak pemotretan aku . Egois banget kamu hun !! " Jiyeon berjalan meninggalkan sehun meninggalkan kamar , sehun segera mematikan hair dryer nya dan menyusul jiyeon .
Langkah sehun terhenti melihat butiran bening mengalir di pipi kekasihnya itu . Jiyeon duduk di sofa depan tv , menangis tak terima dengan apa yg di lakukan sehun . Ia mungkin tak masalah jika sehun hanya membatalkan kontrak pemotretannya dua , tiga hari atau seminggu . Tapi ini keterlaluan , sebulan waktu yg cukup lama .
" Ji maafin aku " Sehun duduk disamping jiyeon , memberanikan diri memeluk tubuh jiyeon . Namun dengan cepat dilepas oleh kekasihnya itu .
Sehun tak berpikir akan seperti ini , ia sungguh tak sanggup melihat wanita yang ia cintai menangis . Baginya , air mata jiyeon terlalu berharga untuk jatuh . Ia selalu berusaha membuat agar wanitanya itu bahagia , tidak pernah terpikir olehnya jiyeon akan menangis seperti saat ini .
Yang dipikirkan sehun hanyalah kesehatan jiyeon , ia pikir waktu sebulan cukup untuk kekasihnya itu beristirahat . Ia sama sekali tidak ingin jiyeon sakit , melihat jiyeon kesakitan rasanya lebih menyakitkan dibanding jika sakit itu pindah pada dirinya .