[03]

412 69 5
                                    

Chifuyu membuka matanya, perlahan, menyesuaikan dengan cahaya di langit yang tidak seterang tadi.

Kepalanya terasa berat, ia menggerakkan tangannya ke permukaan tempatnya berbaring.

Tanah?

Apa yang dia lakukan berbaring di tanah?

Pemuda itu mendengus sembari beranjak, matanya setengah terbuka, tangannya bergerak ke kepalanya, "Apa yang terjadi- HAA!"

Ia berteriak saat melihat gadis itu tengah berjongkok di depannya, "Kau.. kau.."

Sekarang Chifuyu mengingatnya, tangan gadis itu menembus melalui tubuh si kucing dan ia berkata bahwa ia sudah mati.

Y/n tersenyum kikuk, tangannya melambai pelan, "Chifuyu, maaf.. kau pasti takut, ya?"

Chifuyu tidak perlu menjawabnya karena dari raut wajahnya, Y/n sudah tahu jawaban dari pertanyaan bodoh itu.

Tentu saja ia takut, siapa yang tidak?

"Apakah kau benar-benar sudah... mati?" 

Y/n mengangkat bahunya, raut wajahnya berubah sendu, "Aku rasa begitu, aku tidak tahu persis apa yang terjadi. Bangun-bangun, aku sudah seperti ini.. hanya kau yang dapat melihatku, Chifuyu."

Helaan napas panjang keluar dari bibir pemuda itu, ia menggelengkan kepalanya seakan mencoba menyadarkan dirinya, "Bisakah kau ceritakan kepadaku apa yang kau ingat, Y/n?"

Gadis itu memulai pelan, segala sesuatu yang ia ingat ia katakan padanya, mulai dari penculikan hingga saat ia bangun dan tidak ada yang bisa melihatnya. Y/n memastikan ia tidak meninggalkan detail apa pun.

"...Hanya itu yang dapat kuingat, aku tidak tahu lagi."

Chifuyu mengangguk perlahan, "Aku mengerti... lalu, bagaimana kau bisa sampai di taman ini?"

"Aku berpindah-pindah tempat karena aku takut pada 'mereka'."

"Mereka siapa?"

"Hantu-hantu lainnya, Chifuyu."

"Ada hantu lainnya?"

Y/n memasang raut bingung, "Kau tak dapat melihat mereka? padahal di taman ini juga banyak, lho.."

Pemuda itu menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak melihat mereka."

"Lalu mengapa kau dapat melihatku?"

Chifuyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hha, benar juga.." ia berdiri dari tanah itu.

Ia menatap Y/n dengan lekat, "Apapun alasannya tidak penting, Y/n. Aku yakin kita dipertemukan dalam keadaan ini karena takdir. Aku akan membantumu."

Gadis itu menatapnya penuh harap, jika ia bisa menangis, ia pasti sudah menangis, bibir pucatnya melengkung membentuk senyuman, "Terima kasih, Chifuyu. Ini sangat berarti bagiku. Setidaknya, aku dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan mengucapkan selamat tinggal pada Ayahku."

"Aku benar-benar menyesal ini terjadi kepadamu, tidak ada yang pantas menerima ini. Kita akan menangkap siapa pun yang melakukan ini padamu, Y/n. Aku berjanji."

"Terima kasih, Chifuyu."

Chifuyu melirik jam tangannya, "Sekarang sudah hampir pukul 4, aku harus pulang. Kau ikut denganku." Gadis itu mengangguk dan berjalan di sampingnya menuju sepedanya.

"Sepertinya aku pernah bertemu denganmu sebelumnya di luar sekolah, tapi aku tidak ingat dimana.." Y/n melirik kecil ke pemuda itu.

" Ya,  aku tidak sengaja menabrakmu di pesta makan malam keluarga Zenin dan kau mengomeliku."

Die For You | Matsuno Chifuyu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang