"Anak terlahir ke dunia dengan kebutuhan untuk disayangi tanpa kekerasan, bawaan hidup ini jangan sekalipun didustakan."
-Widodo Judarwanto-
Bulan Juni. Bulan dimana tepat 2 tahun, ibu dari 7 anak itu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Arlia Saraswati. Ia mengalami kecelakaan bersama anak ke 4 nya, Hendra. Sayangnya, setelah Lia meninggalkan keluarga kesayangannya itu, semua situasi dan kondisi keluarga ini berubah. Apa karena Ekonominya? Tidak. Ekonomi di keluarga ini masih berjalan lancar tanpa suatu hambatan apapun. Lantas apa yang membuat keluarga ini berbeda dari tahun tahun sebelumnya? kasih sayang dan keadilan. Kasih sayang dan keadilan dari keluarga ini setelah 2 tahun kepergian Arlia Saraswati sangatlah padam. Adanya pilih kasih, membuat keluarga ini menjadi hancur,berantakan dan tak harmonis.
Pagi itu jam 05.30 tepatnya, semua orang di rumah itu sedang menyiapkan diri untuk beraktifitas hari ini.
"HENDRA! Sini cepetan " teriak Dyanta yang tengah mempersiapkan dirinya untuk berangkat kerja. Langkah kaki terdengar mulai mendekat. Hendra selalu bangun jam 4 karena harus membantu Mbak Lala[asisten rumah tangga keluarga ini] di dapur. Tak lupa Hendra menyiapkan seragam/pakaian yang akan dipakai oleh ke-6 saudaranya dan juga ayahnya.
"inget ya, papa pulang nanti semua ini harus bersih, kamar papa, kamar kakak-kakak kamu, kamar adek adek kamu, kamar mandi utama, terus jangan lupa udah harus ada makan dirumah, biar kakakmu sama adekmu ga kelaparan kalo pas udah pulang, paham?"
"Paham pah." Jawab Hendra sambil tersenyum kecil. Rasanya ia ingin seperti sauadara nya yang lain. Bisa sekolah tepat waktu,bermain dengan teman teman sebaya nya, dan juga yang pasti ia ingin dirinya selalu bahagia.
Hendra selalu terlambat datang ke sekolah. Sejak pagi ia sudah harus bangun dan harus menunggu suadara saudaranya berangkat terlebih dahulu, barulah ia akan pergi ke sekolah. Sudah berkali kali ia mendapat teguran keras dari gurunya karena terlambat ke sekolah. Duduk di bangku kelas 12, Hendra tekun dalam belajar. Ia selalu rangking 3 besar di kelasnya. Tapi apakah ayahnya bangga dengannya? jawabannya Tidak. Walaupun Hendra selalu ada di rangking 3 besar, ayahnya tidak pernah memberi nya apapun. Bukan hanya hadiah bentuk barang, tapi hadiah kasih sayang pun tak ia dapatkan. Kadang Hendra setelah pulang sekolah menyempatkan diri ke makam sang ibunda tersayang. Arlia Saraswati.
Pukul 07.00, saatnya Hendra berangkat ke sekolah. Ia hanya berjalan kaki ke sekolah, karena sekolahnya sangat dekat dengan rumahnya. Hendra satu sekolah dengan Juan. Dulunya Jarvis bersekolah di satu sekolah yang sama, tapi karena Jarvis tidak ingin sekelas dengan Hendra, Jarvis akhirnya pindah di sekolah lain. Mereka semua bersekolah di sekolah swasta. Termasuk Jarrel dan Caessa.
Setelah 15 menit berjalan kaki, akhirnya ia pun sampai di sekolahnya. Ya terlambat lagi. Tak heran jika satpamnya sangat mengenali Hendra yang sering terlambat. Dia berlari menuju ruang kelasnya. XII MIPA 2 adalah kelasnya.
"Yaelah telat lagi. Masa iya sih orang tuanya gabisa beliin motor atau mobil biar anakanya ga telat. Padahal keluarga kaya, tapi jalan kaki, pura pura kaya kali ya? Upsiee" Celetus anak kelas nya. Sudah biasa bagi hendra diejek seperti itu. Tapi ada teman temannya yang masih ada selalu di samping Hendra.
"Ndra, lu kalo butuh tebengan ataupun bareng ke sekolah biar ga telat bilang kita aja ndra, lu telat mulu selalu jadi bahan gibahan satu sekolahan" kata Cakra sambil menyenggol pundak Hendra,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Stroy Of ; KEMBALI BERSAMA
Fanfiction"apa yang kamu inginkan supaya aku kembali?" - Jarvis " Papa melindungi kalian semua. Walaupun dari alam yang berbeda" - Dyanta " Mama rindu kalian. " - Lia "Aku akan berusaha semaksimal mungkin menjadi yang terbaik disini" - Dhava "Hendra pengen di...