Jamkos

49 7 0
                                    

Sekarang waktunya pelajaran terakhir. Yaitu pelajaran matematika. Seharusnya. Tapi sudah 15 menit berlalu guru mereka tak kunjung datang.

"Guys, bener-bener ya gue ngantuk banget. Semoga aja gurunya nggak dateng." Ucap Jaehee kepada teman-temannya.

Posisinya, mereka semua sedang duduk berkerumun di sekitar meja Haruto-Jeongwoo dan Jungwon-Dodo. Sementara Jaehee, ia duduk bersandar di tembok dan kepalanya dimiringkan ke kaki kursi Haruto. Ia sudah memasang ancang-ancang untuk tidur.

"Woy, lu kalo mau tidur jangan nyender di kursi gue juga! Kalo nggak sengaja kursinya nyenggol lu nanti lunya nangis." Tegur Haruto.

Jaehee masa bodoh.

"Iya, waktunya cocok banget buat tidur. Daripada belajar mtk." Jeongwoo menyetujui ucapan Jaehee yang tadi.

Memang. Pelajaran terakhir ditambah cuaca yang mendung. Waktu yang sangat cocok untuk tidur bukan?

"Jangan, gue mau belajar mtk. Seru tau." kata Wonyoung tak setuju. Dan langsung ditatap malas oleh beberapa temannya.

Jihan menjentikkan jarinya mengalihkan atensi teman-temannya yang menatap Wonyoung.

"Aku beru inget! Hari ini sama besok itu jadwal ujian mtk dadakan! Aku tau dari anak kelas lain. Dan gurunya ngambil yang dua jam. Sekarang kita mtknya dua jam pelajaran kan? Jujur aku belum siap."

Dalam sekejap teman-temannya heboh. Bukan hanya teman sekongkolan Jihan, tapi juga teman satu kelas. Karena suara Jihan tadi cukup keras.

"Hah? Serius? Ya ampun jangan sampe dateng deh gurunya! Bener kan kata gue, semoga gurunya nggak dateng. Gue juga belom siap." Seru Jaehaee yang langsung bangkit dari duduknya.

"Iya sumpah gue juga belom siap!"

"Gue juga belom."

"Sama, gue juga."

Dalam keadaan kelas yang masih heboh, seseorang masuk ke dalam kelas.

"Permisih, maaf semuanya saya ingin menyampaikan pesan dari guru matematika kalian,"

Seketika semua menegang.

Orang yang ternyata adalah wali kelas mereka itu lalu menuliskan sesuatu di papan tulis. "Beliau hari ini tidak bisa masuk. Kalian diberi tugas latihan di halaman yang saya tulis di depan. Cuma tiga soal kok. Dikumpulkan minggu depan. Tapi dikerjakan dari sekarang ya, terimakasih." Kata guru tersebut kemudian berlalu.

Sontak satu kelas bersorak bahagia. Siapa yang tidak bahagia? Tidak ada guru waktu pelajaran matematika, ujian dadakan yang tidak jadi, ditambah jamkosnya dua jam pelajaran.

Tunggu dulu. Ada satu orang yang terlihat kurang bahagia. Wonyoung menghela napas. Tapi tidak bisa dipungkiri, Wonyoung juga belum siap jika ada ulangan dadakan. Karena materi kali ini agak sulit.

Jaehee menepuk pundak Wonyoung, "Wony, gapapa. Ayo kita nikmatin jamkos ini!" ia mengepalkan tangannya memberi semangat.

"Main mafia kuy!" Ajak Haruto.

"Tugasnya dulu kerjain."

"Yaelah nenek satu ini. Sedih yaa pelajaran mtk nggak ada gurunya? Cih."

Sebuah geplakan mendarat di kepala Haruto.

"Udah ih, bener juga kata Wonyoung. Minimal kerjain dulu lah tugasnya walaupun satu soal," Jihan menegahi. "Terus Wony, emang kamu siap kalo hari ini ada ulangan dadakan?" Tanyanya kemudian.

"Nggak sih," Wonyoung menggeleng pelan.

"Udah yuk, kerjain dulu soalnya bareng-bareng!" Ajak Dodo sambil mengeluarkan buku catatan. Yang lain mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best Mate (04l)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang