Chapter 1

437 38 7
                                    

Lantai 2, Nerakanya Evankhell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantai 2, Nerakanya Evankhell

"Tes mik, tes mik, satu, dua, tiga!!" suara dari pengeras suara itu, membangunkan pemuda bernama Bam itu, dari ketidak sadarannya. Kelopak mata itu terbuka secara perlahan menampilkan pupil cokelat keemasannya. Iris mata itu, menyorot keseluruh penjuru sudut, tenyata ia terlempar pada padang ilalang yang cukup rimbun. "Di mana aku ini, apakah aku sudah di dalam menara?" Bam bergumam pada dirinya sendiri.

"Kepada semua peserta reguler selamat datang di lantai dua! Lantai ujiannya Evankhell. Ujian pertama di lantai ini sangat sederhana, dari 400 peserta ujian akan di saring menjadi 200. Lakukan apapun yang kalian bisa untuk bertahan menjadi salah satu di antara 200 peserta. Bersiaplah, ujian ini di mulai dari sekarang!"

Kira-kira begitulah peraturan Bam dengar dari pengeras suara itu, peraturan itu juga yang akan membawanya sampai kepada tujuannya. Setidaknya ia bertekat untuk menjadi salah satu di antara 200 orang tersebut apapun caranya ia harus menemukan cahayanya.

Black March, jarum itu di pinjamkan oleh seseorang wanita berambut hitam di lantai satu. Bam mengengam kuat-kuat jatum itu, sembari berlari menyusuri padang ilalang yang begitu luas. Sampai pada titik tertentu ia bertemu dengan seorang pemuda bersurai biru mudah. Mata biru pemuda tersebut memandang Bam intens. Sementara Bam yang di tatap seperti itu menundukkan kepalanya.

"Ya ampun, hei rambut hitam, apa kau membawa binatang peliharaan kesini?" si surai biru itu bertanya penasaran pada pemuda yang berhadapan dengannya sekarang.

"Ha—apa maksudmu?"

"Lihatlah di belakangmu, ada seekor buaya besar!" pemuda bersurai biru itu menunjuk kebelakang Bam.

Iris emas itu terbelalak kaget, kala ia menemukan seekor binatang buas—buaya, persis seperti pemuda biru itu katakan. Buaya raksasa dengan sebilah tombak merahnya.

"Sial! aku bukan buaya! Aku sang pemburuh Rak Wraithraiser!"

"Wah, buayanya bisa bicara, kira-kira berapa harganya kalau ku jual yah?" si biru itu berpikir sembari mengetuk dagunya. Hei! dia akan melakukan apa saja untuk kelangsungan hidupnya di menara yang kejam ini.

"Mingir kau kura-kura biru, aku tidak punya urusan dengan mu. Yang aku incar kura-kura hitam itu!" Rak berteriak kencang di depan pemuda biru itu sembari menunjuk kearah Bam. Sementara Bam sendiri merasa bingung, kenapa buaya itu mengincar dirinya, padahal sedari tadi Bam tidak melakukan apapun terhadap buaya itu.

"Ah, sudah hentikan buaya bodoh, jangan menganggunya!"

"Diam kau kura-kura biru!"

Tower of God (KhunBam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang