PROLOG

22 8 6
                                    

Kisah cintaku unik. Tidak ada yang berani menyatakannya terlebih dahulu seperti kisah cinta banyak orang. Hingga akhirnya, dia memilih untuk pergi.

Akankah dia kembali?

Mengingat kenangan bersama, didalam suatu mahligai rumah tangga, hahaha impianku terlalu tinggi bukan? biarlah, biar impianku ini tergantung didalam setiap bait do'a.

Senyumnya, tatapan tajamnya, sikap dinginnya, semuanya aku suka.

Tanpa aku sadari, kini aku telah jatuh terlalu dalam kedalam lubang itu. Lubang yang kugali sendiri, namun aku yang terjebak juga. Lucu bukan?

Aku selalu tersenyum saat mengingat dia yang selalu memarahiku, menceramahiku, memberiku nasihat, menatapku tajam, menyuruhku untuk patuh kepada perintahnya.

"Ara! Bisakah kamu duduk diam?"

"Ara, Tundukan pandanganmu!"

"Astagfirullah almara!!"

"Almara, julurkan hijabmu!"

"Bisakah kamu menurut? Ini demi kebaikanmu, almara!'

"Jangan dengarkan kata orang yang mengataimu. Ingatlah allah, dan niatmu!!"

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kenangan empat tahun itu masih terpatri didalam hati dan memori otakku. Bukan tidak mau melupakan, hanya saja, kenangan itu terlalu, ah sudahlah.

Aku masih menyimpan perasaan ini. Perasaan yang datang secara tiba-tiba. Disaat aku ingin mengungkapkannya, dia pergi, entah kemana.

Takdir memang sulit diterka bukan?

Tidak mengapa, semoga takdir mempertemukan kita kembali.

Salam hangat,

Almara Zahra Nasyifa

Almara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang