Almara-01

27 8 7
                                    

Assalamu'alaikum

Jangan lupa vote nya ya^_^

Happy reading<3



Lantunan ayat suci al-qur'an menelisik kegendang telinga dengan merdunya, siapapun yang mendengar pasti akan terkagum. Dia, gadis cantik yang memiliki sikap pemberani, pemarah,cengeng, dan receh.

"Shadaqaullahul'adziim" Gadis itu menutup kitab suci al-qur'an, lalu menyimpannya diatas nakas.

Sebut saja Ara, Almara.

Dia gadis cantik dan imut, wajahnya yang cantik mampu membuat banyak lelaki mengantri ingin mendekatinya, tetapi Ara selalu menolaknya.

Ara terlahir dari keluarga yang paham agama, ayah nya adalah seorang ustadz disalah satu pondok pesantren didaerah rumahnya, dan ibunya pun seorang ketua dari kajian rutin ibu-ibu dikomplek perumahannya.

Ara sangat bersyukur bisa terlahir ditengah-tengah keluarga yang paham akan agama. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya, begitupun dengan kakaknya yang tengah belajar di mesir, al-azhar.

Ara menghela nafas, dia sangat merindukan kakaknya. Sudah 2 tahun dia tidak berjumpa, bertegur sapa pun hanya melalui virtual.

"Araa"

Gadis itu tersadar dari lamunannya. "Eh iya bun, ara lagi siap-siap" ucapnya sedikit berteriak, karna dia sedang berada dikamar nya yang terletak dilantai dua.

Ara segera bangkit, lalu segera menilap mukena dan memasukannya kedalam tote bag.

Ara membuka lemarinya, mata bulatnya menelisik mencari pakaian yang cocok untuk hari ini. Akhirnya setelah 3 menit, ara menjatuhkan pilihannya pada gamis berwarna mocca, dan kerudung pashmina dengan warna senada.

tuk
tuk
tuk

Saniah-bunda almara, tersenyum melihat putri bungsunya. "Maa syaa allah, cantik banget anak bunda" Ara tersenyum geli mendengar pujian dari bundanya.

"Tapi lebih cantik kalau kerudungnya jangan dililit" lanjut saniah, membuat almara langsung melihat kearah kerudungnya.

"Hehehe, udah nyaman gini bun" Ara tertawa kecil, sedangkan saniah tersenyum.

"Suatu saat nanti, bunda yakin. Kamu akan mengerti dengan jelas aurat wanita itu apa" Ara kembali tersenyum, lalu memeluk saniah.

"Aamiin, do'ain anakmu ini bunda, hahaha" Saniah mencubit pelan pipi putih ara, gadis itu meringis.

"Kamu ini, gak bakal ada hasil kalau kamu nya gak mau berusaha"

"Hehehe, ara berangkat dulu bun. Wassalamu'alaikum bunda niahhh" Almara tertawa, lalu segera berlari dari hadapan saniah.

"Yaallah, jadikanlah putra dan putriku menjadi anak yang shalih serta shalihah, aamiin"

°°°

Dua gadis remaja kini sedang berjalan beriringan ditengah rintikan hujan. Satu tangannya ia gunakan untuk mengangkat baju gamisnya yang sedikit basah karna genangan air.

Almara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang