Tiga

181 28 17
                                    

Setelah sampai di kampus, Sehun langsung pergi ke kelasnya sedangkan Irene langsung meluncur ke warung belakang tempat dia dan teman-temannya berkumpul.

"Berangkat bareng siapa, lo?" adalah pertanyaan yang keluar dari mulut Arka, teman sekelas Irene yang juga merupakan teman seperjuangan Irene.

"Sama Sehun sih, tapi dia langsung masuk kelas, ada kelas pagi, gue sih santai soalnya masuk jam 10" jawab Irene santai sambil menyeruput es teh manisnya.

Masih pagi tapi Irene sudah minum es, kalau Sehun tahu bisa-bisa Irene diceramahi, tapi untung Sehun tidak ada jadi Irene bisa bebas.

"Lah terus lo ngapain berangkat pagi-pagi?" kalau ini Raline yang bertanya, kakak tingkat Irene sekaligus kakak dari Arka, mereka memang akrab, jadi tidak sungkan untuk nongkrong bersama.

"Gue pengen berangkat sama Sehun aja, soalnya dia bilang mau berangkat bareng si Taira jadi ya gue pura-pura ngambek lah, jadinya dia jemput gue di mansion kakek Denis, heheh" jawabnya sambil nyengir.

"Yeee, si tolol!" seloroh Arka seraya menoyor kepala temannya itu.

"Diem Arka! gue aduin sama tante Airin atau bunda Sandra lo!' kesal Irene pada temannya yang satu itu.

"Gak takut! Bunda sama mami kan sayang banget sama gue, dia gak bakal berani ngomelin!" Arka menantang.

"Laporin sama om Jinyoung kalo gitu".

"GAK SEKALIAN LO LAPORIN KE PAPI GUE!" Arka mulai kesal, Arka memang takut papa dan papinya.

Raline hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perdebatan yang tersaji di depannya itu.

Sedikit menghibur, daripada di rumah Raline jengah melihat papa yang bucin kepada mamanya atau melihat papa yang bucin kepada bude nya.

"Takut kan lo!".

"Bacot lo, Rene!" kesal Arka, setelah Arka menyeruput teh manis hangatnya lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Kak bayarin punya gue ya, gue mau nyamperin Ardina dulu, hehe" ucap Arka kepada sang kakak.

Raline mendengus sebal, "Ya udah sana, pergi deh" usir Raline pada adiknya itu.

"Jangan lupa nanti pulang ngampus, kita pergi ke makam!" Raline mengingatkan sebelum sang adik pergi.

"Beres kak!".

Kali ini giliran Irene yang geleng-geleng kepala melihat tingkah Arka, 11-12 sih sama Irene.

"Makam siapa kak?" Irene iseng bertanya, tentunya setelah Arka benar-benar pergi.

"Tante Aira, mamanya kandungnya Arka" jawab Raline atas pernyataan Irene.

"Lah?? Gimana-gimana?" Irene bertanya lagi, dia cukup tertarik dengan obrolannya berama Raline kali ini.

"Gue kira Arka anaknya tante Irene atau bunda Sandra, tante Aira siapa? Istri om Adit atau om Alby?" lagi-lagi Irene bertanya, padahal pertanyaan yang sebelumnya saja belum Raline jawab.

Irene kepo maksimal.

"Satu-satu kalo nanya, Irene!" ujar Raline sambil menatap Irene tajam.

Membuat Irene nyengir seketika, "Ya gue kan penasaran banget sama kehidupan bestie gue itu kak, wajar gue bawel haha" balasnya tanpa rasa bersalah.

"Jadi...gimana kak?".

Raline memutar bola matanya malas, "Arka itu anak tante Aira, temennya papa. Kalo bapak kandungnya Arka gak tau siapa, gak tau di mana, gak tau kabarnya gimana tapi terakhir denger sih papa kandung Arka tuh sekarang jualan nasi goreng di pinggir jalan kalau malam-malam" jawab Raline menjelaskan.

'HUNRENE'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang