"Alanaaaa..." Aku berteriak memanggil namanya. Kini aku berada di pelataran parkir PT. Power Technology.
Sejak mengetahui Alana adalah seorang CEO disini, aku selalu datang menemuinya. Tidak, ralat -- aku datang dan belum bertemu dengannya sama sekali.
Namun sore ini sepertinya keberuntunganku, aku menunggunya di pelataran parkir dan berharap bertemu dengannya saat ia akan menaiki mobilnya.
Ya, benar saja! Akhirnya aku bisa menemuinya disini.Aku berlari cepat kearahnya.
Ia buru-buru melangkah dan membuka pintu mobilnya. Namun kali ini aku lebih cepat. Tangannya kuraih dengan cepat.
"Lepas!" Alana melepaskan kasar tanganku.
"We need to talk!" Aku.
Dia hanya diam saja, mundur menempel pada badan mobilnya. Terlihat sekali wajahnya cemas, takut dan tangannya dingin sekali tadi saat kusentuh. Hatiku sakit melihat respon tubuhnya saat aku berdekatan dengannya. Tubuhnya melakukan penolakan!
"Please!" Aku lagi-lagi memohon padanya.
Dia menghela nafas pelan.
"Fine! Bicaralah!" Jawabnya.
"Tidak disini Al, kita cari tempat lain," aku.
"Oke, di cafe sebrang saja!"
"Naik mobilku saja!" Aku.
"Enggak Rey, aku bisa naik mobilku sendiri!" Tolaknya.
"Trust me Al, aku tidak akan melakukan apapun. We just talk, tidak lebih," aku meyakinkan dirinya.
Ia sempat menatapku sebentar, lalu akhirnya menyerah dan mengangguk setuju.
Aku tersenyum.
Ia berjalan disampingku menuju mobilku. Aku membukakan pintu untuknya, ia sempat terkejut, namun akhirnya masuk kedalam.
Aku dengan cepat memutar dan segera duduk dibalik kemudi.
"Minum dulu Al, aku tadi baru membelinya," aku menunjuk botol air mineral disampingnya.
Kami sedang berjalan menuju cafe seberang, namun jalanan cukup macet. Maklum saja ini adalah jam pulang kantor.
Alana mengambilnya dan ia meminum air tersebut. Tampaknya ia benar haus.
"Haus banget ya?" Aku.
"Iya, aku juga lupa dari tadi belum minum air mineral," jelasnya santai.
Aku hanya manggut-manggut dan masih fokus kedepan. Tak lama, Alana tampak memijat-mijat kepalanya.
"Kenapa Al?" Tanyaku.
"A__aku...entahlah," dia masih memijat kepalanya.
"Rey, kamu__taruh___" Alana akhirnya tertidur.
"Maaf Al, aku harus melakukan ini. Aku hanya ingin bersamamu," aku berbicara sendiri setelah melihat dia pulas tertidur.
Ya, aku memberinya obat tidur. Sudah kusuntikkan kedalam botol air mineral.
Mobil segera ku belokkan ke arah sebaliknya dan ku lajukan menuju rumahku. Tidak akan kubawa apartemenku, disana Tian selalu datang tanpa tahu waktu.
Aku ingin berdua saja dengan Alana.Setelah sejam kemudian, aku sampai dirumahku. Rumah masa kecilku. Masih sepi, tidak ada orang. Hanya satpam yang menjaga rumah ini. Orangtuaku tinggal di Surabaya saat ini.
Rumah pertama kali aku membawa Alana dan memperkosanya.Setelah satpam menutup pagar, aku memanggilnya agar membukakan aku pintu rumah dan pintu kamarku. Aku menggendong Alana dan naik menuju kamarku yang dulu. Aku tidurkan ia diranjangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE
RomanceKarena Alana mengadu ke wali kelas perilaku Reynald (ketua OSIS dan ketua kelasnya) saat rapat OSIS meminum minuman alkohol dan merokok, membuat Alana harus merasakan sakitnya dilecehkan oleh seorang Reynald. Reynald melakukan pelecehan atau bisa di...