Chapter II: The Calamity Begins

43 2 0
                                    

"Apakah ini adalah hal yang benar-benar kau inginkan?"

"Ya"

"Kau tidak akan menyesal walaupun semua hal akan menghilang?"

"Karena semua akan hilang, aku tidak akan menyesali apapun"

"Kalau begitu....."


"KYAAAAAAAAA!!!!!"

Eh? Ehh?!?! Kenapa?! Saat aku membuka mataku, seketika kegelapan menyelimutiku. Angin kecil yang berhembus di wajahku sangat nyaman, membuatku mengantuk.... namun, angin itu berubah menjadi angin sepoi, yang berubah lagi menjadi angin.... topan?!?!

"Hiha aha himaha?!?! Hehapa hehuaaha helap?!?!" (Baca: Kita ada dimana?!?! Kenapa semuanya gelap?!?!)

"Eehh? Ai tidak tau? Pantas kamu daritadi tidur. Kukira kamu dapet penglihatan atau gimana gituu"

Ku dengar suara Ryo di sebelahku. Suaranya menggema. Bukan hanya di telingaku, tapi di semua bagian "ruangan" juga.

Beberapa lama kemudian, aku menyadari bahwa kita berjalan-- bukan terbang menuju pusat bumi dengan kecepatan tinggi dan tanpa cahaya apapun.

"R-Ryo... k-kita dimana....?"

Aku menjawab saat jiwaku sudah mulai tenang, begitu pula dengan anginnya.

"Ai-chan, tadi di aula sebelum kita masuk kesini tiba-tiba kamu menyatakan perasaanmu kepadaku dan memelukku-ssu. Banyak orang yang kaget karena kita berdua perempuan-ssu. Lalu kau--"

"Jangan ngibul bego."

Aku menyambungkan semua percakapan tersebut dan mencoba meng 'connect' kan otakku yang sedari tadi masih belum jalan.

"A-ano... apakah aku mengganggu disini...?"

Ada suara lain lagi yang muncul. Kenapa banyak sekali suara yang bermunculan?! Apakah ini semacam paduan suara?!

"A-ahh! Nggak kok! Kuzuha-san tidak mengganggu sama sekali!!"

Kuzuha? Maksudnya "Raikan Kuzuha"? Kenapa anak dari kepala sekolah bisa masuk ke dalam sini dan menjadi salah satu anggota tim ku?!

"Aaa, ribet ya. Oi, Tsukushima, sini kujelaskan. Tadi setelah brieving oleh kepala sekolah, kau tiba-tiba mendesah--"

"Jangan gunakan kata-kata ambiguu!!!"

"--berisik Ryo! Dan mendorong kami jatuh ke dalam sini. Jika kamu ingin bertanya 'Kita ada dimana?', kita ada di dalam lubang yang tadinya ada di tengah aula."

"Ooi semuanyaa, ada cahaya aneh di bawah-ssu! Sepertinya kita sudah mau sampai!!"

Serentak kami semua menggerakkan kepala kami ke arah bawah. Terlihat sebuah titik-titik kecil cahaya yang semakin lama semakin besar. Udara pun semakin hangat, hembusan angin sudah mulai berkurang sampai akhirnya--

BRUUKK!!!

"AAAAAAAAA!!!! APA INI SESUATU YANG LEMBUT TIBA-TIBA MENYENTUH TANGANKUU!!! KAKIKU JUGA TIDAK ADA RASANYAAA!!!"

A-a-apa?!?! K-kenapa tiba-tiba sebuah tangan meremas dadaku?! Dari suara yang berteriak sepertinya itu tangan Ryo.... sebenarnya tidak apa-apa sih.... tapi bukankah ini dilakukan di tempat yang lebih cocok? Misalnya di tempat tidur atau.... I-ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkannya!!

"R-RYO!! Jangan tiba-tiba meremas dadaku!!!"

"RYO!! BERAPA UKURAN DADA AI-CHAN?!?! KENAPA MEGANGNYA NGGAK NGAJAK-NGAJAK?!?! HUWEEE...."

"Aku merasa agak kecewa punya adik sepertimu...."

"A-ano...minna....kita sudah sampai...."

Suara Kuzuha masuk ke dalam telingaku. Aku baru sadar kalau kita sudah sampai. Aneh. Kenapa kita tidak menyadari tempat se terang ini? Ah, iya... tadi kita udah rusuh duluan perihal remas-meremas dada...

"O-oi, kita dimana? Mengapa--"

"Selamat datang ke Artifical World, wahai para pencari."

Pencari...?

"Harap jangan bicara dulu di tempat ini, aku, SE0 akan, menjelaskan aturan main disini. Ada sepuluh peraturan sakral yang harus dipatuhi selama ada disini, yaitu:
1. Battle hanya dapat dimulai saat level perseteruan mencapai tingkat 7
2. Battle hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari para Extri
3. Pihak yang menang mendapat hadiah kehidupan
4. Pihak yang kalah mendapat hadiah kematian
5. Dunia lain hanya bisa diakses oleh orang mati
6. Setiap penghancuran rumah NPC akan mendapat poin
7. Setiap membunuh NPC level 1-5 mendapat poin 1000, 6-10 mendapat poin 500, dan 11-20 mendapat poin 100
8. Setiap membunuh pemain lain bukan tim mendapat poin 2000
9. Setiap membunuh pemain tim mendapat poin -5000
10. Hanya bisa keluar dari sini minimal mendapat 50000 poin

Sekian, dan silakan bersenang-senang"

Lantai di bawah kaki kami bergerak, menunjukkan rerumputan hijau yang segar. Seketika kami serasa terbang 5 meter diatas tanah itu. Dan seketika pula kaki kami menyentuh rumput itu.

Di depan kami... terdapat genangan darah sebesar danau. Sesosok manusia menanti di seberang.

"Jadi.... kalian mau bermain denganku....?"

Kami telah memilih jalan yang salah.


Yoo minna~ gomen chapter ini agak pendek...
Admin sedang lelah :'v //nyarimati

Anyway, chapter 3 on the way! Blom tau judulnya sih :p
Yang berminat jadi ilustrator hubungi akarikanamenyan@gmail.com yaakh

Mata mite ne~

Wasurenaide (Don't Forget Me); Lying GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang