Yuki Shou...

7 0 0
                                    

"Hoammm...bundaaaa..bentar lagi alif mau berangkat nih.." aku keluar dari kamarku dan menyandang tas serta koper yang akan ku bawa. Aku akan pergi ke Asrama,tempatku menuntut ilmu.

Aku Alif Rafanda,aku anak tunggal di keluarga yang sederhana ini. oh iya,aku hanya memiliki seorang ibu, ayahku sudah lama meninggal dunia, untung saja ibuku bekerja sebagai Pegawai Negeri, dari penghasilannya itu bisa mencukupi kehidupan kami,walaupun sederhana.
Aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Sekolahku ini sangat berbeda,aku sekolah di sekolahan khusus atlet olah raga dan sekolah disana harus tinggal di asrama. Dan aku adalah seorang atlet basket.

"Lohhh...tumben cepet lif,kan masih pagi banget nih." dia ibuku. Namanya Mira Ningsi. Tempat surga ku berada. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat segar dan awet muda,orang yang selalu memandangku dengan sebuah senyuman tulus dan penuh kasih sayang. Dia berbicara dengan nada yang lembut walaupun dia sedang terkejut.Surai hitam pendeknya selalu terlihat mengkilat dan lembut,tatapan matanya sesejuk embun yang membuatku nyaman.

"Biar gak panas bun..males aja kalau kena matahari." memang betul,aku tidak suka terkena matahari. Rasanya kulitku seperti terbakar.

"Oo iya..bentar lif..." kata bunda yang menarikku ke dapur.

"Yukii...mau kenalan ga sama anak bunda." bundak menepuk pundak seseorang yang sedang asik dengan kegiatannya di dapur.

"Eh..apa bun.?" saat dia berbalik kearah belakang tepatnya ke arahku dan bunda. Dengan jelas dapat kulihat. Tubuhnya yang tinggi besar,kulitnya pucat seperti susu,matanya cipit dan hidung nya mungil serta bibirnya tebal dan berwarna merah gelap,pupil matanya hitam gelap namun terlihat jernih,lalu rambutnya berwarna coklat gelap terikat setengah dan sisanya di biarkan tergerai menutupi tengukuknya. Tatapan polosnya seperti bayi,dan dia memegang sebuah gelas yang berisikan air berwarna coklat. Kaos hitam polos serta celana pendek berwarna putih yang dia kenakan terlihat hidup dan cocok untuknya.

"Cantik sekali...." itu yang ada di pikiranku namun tak aku ungkapkan. Pandangan pertamaku tidak luput darinya. Dia terlihat bersinar dan indah.

"Haduh...kamu tuh yah,udah gede masihhhh aja minum susu..rasa coklat pula.." bunda misuh-misuh tak jelas dan orang yang bunda panggil yuki itu hanya bisa mengeluarkan cengengesan bodoh.

"Heheheh bunda. Kan yuki dah lama gak kesini...ga papa yah bun." ucapnya dengan suara berat yang mencoba manja ke bunda.

"Eumh..bun..siapa.?" aku bertanya ke bunda, soalnya aku tidak mengenal orang ini.

"Loh... Kamu ga inget yah?." kata bunda kaget,dengan alisnya yang berkerut.

"Ya gitu lah..mana alif kenal." aku hanya bisa menggaruk telingaku yang tidak gatal.

"Ini loh nak..dia yuki,anaknya om Adi sama tante fuka loh...masa kamu ga kenal sih..."  bunda mencari orang itu untuk mendekat dan menjulurkan tangannya berpose salaman.

"Yuki..nama aku yuki kak. Dulu kita sering kok main comberan.." kata dia yang menampilkan senyum manis.

"Yuki...yuki..ohhhhh si yuuuonnn?. Lah...kok ganteng?. Yuon kan buluk,dekil,pendek. Kok jadi berubah gini kek model-model iklan boxer." aku mengingatnya, dia adalah sepepupuku. Ayahnya adalah pamanku yang menikah dengan orang jepang yang berkelahiran  indo. Dulu kalau aku ingat,anak ini tidak seperti ini. Dia dulu jelek sekarang malah tampan.dan..yuon adalah kepanjangan yuki oon.soalnya dia memang oon sih. Dulu yah...gatau sekarang.

"Ga usah yuon juga lah kak. Yuki dah gede pun..." dia meminum susu itu hingga habis dan mendekat ke arahku,lalu menangkup wajahku dengan telapak tangan besarnya yang terasa hangat. Dengan mata cipitnya dia memandangku dengan lekat.
Hal itu membuatku berdiri membeku dan sedikit menahan nafas.

"Ehmmm... Kak alif,gada yang berubah yah..masih tetep ganteng." kata dia yang langsung menjauhkan telapak tangannya dari wajahku yang melongo.

"Emang dari dulu kan udah ganteng..gak usah insekyur deh kamu.."  aku melangkah hendak menjauh dari dapur tapi bunda menahan pergelangan tanganku.

"Ini loh lif..yuki kan baru aja di terima di sekolahmu itu..tapi katanya bidang olah raga yang dia pilih beda sama kamu..
Maksud bunda..hari ini kan hari pertama semester baru dan masuknya murid-murid baru tuh..kalian sama aja berangkat ke asrama. Kalo bisa sih sekamar juga lah." kata bunda dengan nada yang lembut.

"Loh..kok alif sih bun..
Kan dia udah gede..pergi sendirilah..males alif mah." ucapku yang langsung berlalu pergi ke ruang tamu yang tak terlalu luas. Aku tidak suka ribet,kalau harus menemani murid baru dan harus sekamar dengannya di asrama mana asik. Lagi pula dia orang yang ku kenal. Tidak,dia itu orang yang suka menyusahkan sejak kecil.percayalah.

"Kakkk....yuki ikut yah.." aku melihat dia menyandang ransel dan membawa koper kecil berwarna merah maroon. Saat ini aku sudah berada di ambang pintu dan hanya tinggal melangkah agar bisa berjalan menuju halte bus. Asrama dan rumahku tidak terlalu jauh sih.

"Ishh..ngerepotin." batin ku..

"Alif sayang..yuki dah jauh-jauh loh dateng ke sini biar bisa pergi ke sana bareng kamu." yah,hanya bunda yang bisa meluluhkan hati ini.

"Yodah, cepetan. Ntar kalo kesiangan aku males." ucapku yang hendak menyalam bunda.

"Alif pergi bun." kusalan ibuku yang sangat ku sayang dan ku cium kening nya dengan lembut.

"Bunda doain yuki sama kak alif baik-baik aja di jalan yah bun." benar-benar anak kecil.

"Woy bocil,gercep napa." aku mulai kesal,dia sok dekat-dekat dengan bunda ishhhh.

"Heheheh.." dia malah mengeluarkan cengiran bodoh.

"Assalamualaikum bun.." aku dan si bocah ini pergi berjalan ke halte bus,untuk menunggu bus yang biasanya menjemput murid-murid asrama.

Dalam perjalan ke halte bus,tidak ada yang ingin mengeluarkan suara. Hanya suara langkah kaki dan derekan roda koper yang menghiasi perjalan kami. Maklum aja sih,sekarang masih jam 6 pagi,belum ada tetangga yang bangun,apa lagi disini rumahnya berjarak.

"Kak...dah lama yah kita gak ketemu." si yuki tiba- tiba memakaikan topi ke kepalaku,dan berjalan di sampingku,mengikuti alur langkahku yang santai. Tentu saja aku ingin membuka topi itu,namun dia menahannya agar tidak kubuka.

"10 tahun yang lalu,kamu ngasih topi ini ke aku..aku balikin." kata dia yang masih meletakkan telapak tangannya di pucuk kepalaku tanpa menoleh ke arah ku. Tentu saja kami masih berjalan dengan langkah pelan.
Jika dilihat,tinggi kami memang berbeda.

"Tinggimu berapa?." tanyaku yang menepis pelan tangannya yang tidak dia turunkan.

"185 cm. Panjang itu ku juga lumayan kok cuma 20 cm." tinggi sekali..tapiii yang dia maksud itu ku yang 20 cm apa???

" eumhhhhh cuma beda 5 cm kok, aku 180 cm." ucapku dengan pelan dan menoleh ke arahnya yang fokus memandang kedepan.
Kalau dilihat dari samping,hidungnya mancung dan lehernya panjang,buah jakunnya terlihat tajam dan menggoda. Putih dan mulus...

"Jangan liat kek gitu lah...nanti ku gigit." ucapnya

"Pede banget..." ku dorong tubuh nya agar menjauh dan aku hendak berjalan duluan untuk pergi meninggalkannya di belakang. Tapi sayang aku merasakan sebuah tangan yang menarik pergelangan tanganku dan membalik tubuh lalu..
Hal yang berikutnya kurasakan adalah...

Sebuah benda kenyal yang menempel di bibirku. Sontak mataku melebar dan jantungku berdegup dengan kencang.
Ku lihat mata yang terpejam lembut milik yuki berada tidak jauh dari mataku.
Hanya sebuah kecupan dan dia menarik bibit nya dari bibirku yang baru saja di cium olehnya.

"Lucunyaaaa...." ucapnya yang langsung pergi meninggalkanku yang masih melongo...

" apa?" aku meraba bibir ku yang masih basah dan ....

"Yuki BANGSATTTTTTTT...JIJIK WOYYYYY." Teriak ku dan entah apa yang membuat hati merasa hangat...





















" memang cinta yang ku miliki hanyalah sebuah cinta masa kecil,tapi dia sudah berhasil membawa hati ku pergi. Sekarang aku menemukannya dan tidak akan melepasnya." Yuki Shou.










Terima kasih...
Mon maap yah kalau ada typo dan ceritanya gaje.
Lalu silakan berikan kritik dan saran yah readersss..
Sayang kalian readerss  😘😘


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASRAMA (asmara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang