1

2.2K 313 28
                                    

Nola berjalan dengan terburu-buru. Masih tersisa 3 menit lagi sebelum perkuliahan di mulai.

Hari pertamanya kuliah di semester 3 benar-benar kacau. Dia terlambat bangun, hampir tertabrak mobil, dan nyaris telat masuk kelas.

Gadis itu tak peduli pada pandangan orang lain dan terus berlari menaiki tangga. Nafasnya ngos-ngosan dan rambut hitamnya berantakan. Namun, itu tak menjadi penghalang baginya untuk terus berlari.

Satu hal yang paling ditakutkan Nola sejak dulu adalah terlambat masuk kelas. Dia takut menjadi pusat perhatian apalagi dimarahi guru yang mengajar. Dia hanya ingin belajar dengan tenang tanpa dimarahi oleh guru.

Bruk!

Nola terhuyung ke belakang saat menabrak tubuh seseorang. Hampir saja dia terjatuh dan berguling-guling gratis di tangga jika pinggangnya tidak ditahan oleh orang yang ditabraknya.

Gadis cantik itu mendongak. Menatap orang yang berbaik hati menolongnya. "Terima kasih, pak." Suara lembut nan manisnya membuat orang itu tertegun.

Nola berusaha berdiri. "Sekali lagi terima kasih telah menolong Nola, pak. Nola pergi dulu." Langsung pergi begitu saja karena teringat dengan kelasnya. Meninggalkan pria yang terpaku menatap punggungnya yang kian menjauh.

Pria itu adalah Nathan Alexander. Seorang dosen muda yang baru berumur 25 tahun. Dosen pengampu mata kuliah Keredaksian Jurnalistik Media Cetak.

Seakan tersadar, dosen tampan itu kembali melanjutkan jalannya yang tertunda. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman misterius melihat sosok Nola memasuki kelas.  "Baguslah. Semua akan terasa lebih mudah." Gumamnya pelan.

Nathan mempercepat langkahnya. Memasuki kelas yang akan diajarnya mulai hari ini.

Semua mahasiswi di dalam kelas tercengang melihat ketampanan mematikan Nathan, terkecuali untuk Nola yang kini tampak terkejut melihatnya.

Diam-diam Nathan menahan rasa gemasnya melihat wajah terkejut Nola. Lantas, berdehem sejenak dan mulai membuka sesi pembelajaran.

"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Nathan Alexander. Saya adalah dosen pengampu mata kuliah KJMC kalian untuk semester 3 ini."

Semua siswi menjerit tertahan mendengar suara sexy Nathan. Bahkan di antaranya ada yang menunjukkan ekspresi lemas bin lebay.

Nathan yang melihat tingkah mereka hanya bisa bergidik ngeri. Ia memang sudah terbiasa bertemu mahasiswi semacam mereka, tapi tetap saja dia merasa ngeri. Tatapan mereka seolah memakannya hidup-hidup.

"Saya punya peraturan tersendiri selama proses pembelajaran berlangsung." Nathan melanjutkan ucapannya.

Semua mendengarkan Nathan dengan baik.

"Pertama, harus berpakaian sopan. Kedua, toleransi terlambat hanya 10 menit. Ketiga, siapapun yang heboh saat pelajaran berlangsung akan saya usir keluar. Keempat, tidak boleh bermain ponsel. Kelima, pembelajaran dilakukan dengan sistem diskusi. Jadi, saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus membuat makalah dan PPT."

Mereka semua begitu fokus menatap ke depan. Lebih tepatnya fokus menatap wajah tampan Nathan. Tentu saja para mahasiswi yang melakukan hal itu.

Para mahasiswi di kelas itu sangat bahagia mendapatkan dosen tampan karena sebelumnya dosen mereka pria tua dan jelek.

Nathan terus berbicara dengan pandangan yang sering tertuju pada Nola. Membuat Nola panik bukan main karena berpikir dirinya melakukan kesalahan.

Nola memang selalu berpikir seperti itu jika seorang dosen sering menatapnya.

Kini, otaknya berpikir keras tentang kesalahan apa yang telah diperbuatnya sehingga dosen di depan menatapnya terus menerus.

Pada akhirnya, gadis itu pun menunduk dan meremas kedua tangannya gugup.

Virlia yang berada di sampingnya berbisik pelan, memanggilnya. Sungguh, gadis itu merasa heran dengan tingkah Nola yang tak biasanya.

Nola menoleh pada temannya sejak pertama kali masuk kuliah. Keningnya mengernyit dan bibirnya memberikan isyarat, "Apa?"

"Kenapa kamu terlihat takut? Apakah ada yang salah atau dosen di depan pernah menjahatimu?" Bisik Virlia pelan.

"Bukan. Pak Nathan tidak jahat tapi Nola takut ditatap terus. Apakah Nola telah melakukan kesalahan?" Cicitnya pelan.

Virlia yang melihat tingkah polos Nola tertawa geli. "Jangan takut, La. Palingan Pak Nathan menatapmu karena menyukaimu."

Nola mengerjap kaget mendengar penuturan teman baiknya itu. Lalu, dia menghela nafas lega. "Syukurlah Pak Nathan menyukai Nola. Padahal Nola berpikir Pak Nathan tidak menyukai Nola karena terus-terusan menatap Nola."

Virlia menepuk keningnya tak habis pikir mendengar perkataan polos Nola. "Dasar polos dan Lola." Geramnya.

Ya, Nola memang polos dan Lola orangnya. Kepolosan dan kelolaannya membuat orang-orang gemas bukan main padanya. Bahkan ada di antaranya yang ingin menjedotkan kepala mereka ke pintu saking gemasnya.

Namun meski begitu, semua orang tetap menyukainya karena dia begitu baik dan ramah. Apalagi wajahnya sangat cantik dan imut seperti Barbie, membuat para lelaki tergila-gila padanya. Tapi sayang, Nola tidak paham maksud para lelaki nan malang itu.

KELANJUTAN CERITA MY LOVELY FIANCE HANYA TERSEDIA DI DREAME/INNOVEL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KELANJUTAN CERITA MY LOVELY FIANCE HANYA TERSEDIA DI DREAME/INNOVEL.

Ceritanya udah tamat.

NAMA AKUN INNOVEL KU SAMA KAYAK NAMA AKUN WP : Firza532

firza532

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang