Bab 1

12 1 0
                                    

Happy reading guys
vote and comment
kritik dan saran juga ya
💜
-

Matahari masuk melewati ventilasi, Tiya tengah bersiap-siap pergi ke kampus. Hari ini hari pertama ia menjadi seorang mahasiswa baru setelah 1 minggu ia menjalani ospek atau biasa juga dikenal dengan orientasi studi dan pengenalan kampus.

Setelah sarapan Tiya pergi menuju kampus dengan mobil kesayangannya. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di kampus, kini Tiya tengah duduk di dalam kelas seorang diri. Tak butuh waktu lama, muncul seorang mahasiswi menghampirinya.

“Hallo, kenalin gua Shella”, sapa gadis itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.

“H..Halloo aku Tiyaa”, jawab Tiya kikuk dengan menjabat tangan teman barunya itu.

“Kok gugup gitu? Kenapa?”, tanya Shella.

“Gapapa kok”, balas Tiya. Bagaimana ia tak gugup, pasalnya untuk pertama kalinya lagi ada orang yang mengajaknya berkenalan. Bahkan semasa ospek pun Tiya tak memiliki teman.

“Kamu mahasiswa baru jug..” omongan Tiya tercekat kala ia melihat sesosok anak kecil dengan dahi terluka berdiri di samping Shella.

Shella yang menyadari bahwa teman barunya ini tengah memperhatikan sosok yang ada di sampingnya, bergumam “Gapapa dia ga ganggu kok, temen gua itu”. Mendengar penuturan Shella, Tiya semakin dibuat kaget.

Seolah paham, Shella berucap “Eh ga usah kaget gitu, btw lu bisa liat juga ya?”.

Tiya terdiam karena ia tak paham maksud dari ucapan Shella. Melihat lawan bicaranya terdiam Shella terkekeh.

“Lu ditanya malah diem”, sosor shella.

“Shel aku..” ucap Tiya terhenti.

“Panggil gua Laa”,  potongnya.
“Kalo mau ngomong ntar aja, dosen nya udh dateng tuh” lanjut Shella.

Benar saja, di depan sana terlihat seorang lelaki tengah berdiri. Dan tanpa di sadari sudah banyak mahasiswa tengah duduk dibangku-bangku yang tadi kosong.

****

Tiya berlari kecil mengikuti langkah gadis di depannya. “Laa jangan cepet-cepet dong jalan nya,” pintanya yang kewalahan mengikuti jejak langkah Shella yang cepat. ‘Buk!!’ buku-buku berjatuhan.

“Kalo jalan tuh liat-liat dong”, sentak perempuan di depannya.

“Ehh iya kak maaf” lirih Tiyaa .

Menyadari orang yang sedari tadi mengikutinya menghilang, Shella berbalik dan mendapati Tiya tengah di kerumuni 3 orang mahasiswi rempong.

“Eh lu maba ya?” sengor salah satu dari mereka.

“I-iya kak” jawab Tiya sedikit takut.

“Pantes banget lu gak tahu kit..” ucapan itu terhenti.

“Duh masih jaman ya senior gila hormat? Duh jadul banget lu, pantes sih udah tua juga, hahha” potong Shella menyindir ke tiga siswa itu.

“Ga usah ikut campur lu”, sanggah wanita yang ada di tengah. “Dan lu minta maaf yang bener sama gua, baju gua jadi berantakan!” sambungnya.

“Yang ada lu yang harus minta maaf, buku dia jatoh gara-gara lu. Lagian baju lu gapapa tuh, miskin banget lu? Sampe baju ke senggol dikit aja marah?!”, jawaban Shella membuat lawan bicaranya tak berkutik.

Menyadari suasana makin memanas Tiya menarik tangan Shella sembari berkata, “Maaf kak tadi aku gak sengaja”, lalu pergi menjauh dari ketiga seniornya tadi.

“Apaan sih, gak usah tarik-tarik”, ucap Shella dengan melepaskan pegangan tangannya.

“Ish aku tuh panik, kalo kalian berantem gimana?”, kata Tiya.

“Kalo berantem ya saling hajar lah”, jawaban Shella membuat Tiya menggelengkan kepalanya.

****

“Jadi gitu awalnya aku bisa ‘liat’, sebenernya aku juga masih bingung”, ucap Tiya mengakhiri cerita.

Shella yang sedari tadi diam mendengarkan akhirnya menanggapi cerita Tiya, “Oke gua paham, kalo ada liat sesuatu lu bisa cerita ke gua kok. Btw, lu ada nger..”
“Hay Laa”, potong seorang lelaki yang baru saja menghampiri mereka.

“Gua lagi ngomong main potong aja lu”, ketus Shella.

“Ya maaf. Eh siapa tuh temen baru?” jawabnya.

“Iye, Tiya kenalin ini namanya Reno, Reno ini Tiya”, ucap Shella memperkenalkan kedua temannya.

“Hallo Salken yaa!”, Ujar Reno sambil seemenjabat tangan Tiya.

“Eh tadi gua liat Arki sama temen-temennya kaya kesel, lu tahu gak mereka kenapa?” laniutnya.

“Arki itu siapa?”, tanya Tiya kebingungan.

“Yang tadi nabrak lu”, jawab Shella.

“Lah lu tadi ditabrak? Oh paham gua, pantes dia kesel” potong Reno.

“Ohh yang tadi mau berantem sama kamu Laa?”, ucap Tiya memastikan.

Shella hanya menganggukan kepala.

“Udah gua duga”, balas Reno.

“Dah lah gak penting juga, gak usah di bahas”, jawab Shella.

“Eh Laa, kita ajak Tiya gabung sama yang lain?”, tanya Reno. Shella hanya menganggukkan kepala, lalu menarik tangan Tiya.

"Eh tungguin gua woy, kebiasaan banget tu anak!” teriak Reno.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MOR EXPEDITIONWhere stories live. Discover now