CHAPTER 03

327 36 4
                                    

"Maaf Okuda-san karena membuatmu repot-repot datang ke sini."

"Justru aku yang harusnya meminta maaf, harusnya aku langsung ke rumahmu saat kau memberi tahuku kabar tersebut," Okuda berbicara sesenggukan.

"Tidak masalah, kamu juga punya urusan lain. Lagipula kamu tahu, sulit mengendalikan diri untuk mencegah 'takdir' atau lebih cocok disebut 'kutukan' itu."

"Tapi siapa sangka ini akan jadi 'senjata makan tuan'. Aku tidak bisa membatalkannya, tapi semalam saat kau memberitahukan ku aku membuat hal yang kuharap ini berguna untukmu." Okuda mengeluarkan sesuatu dan memberikannya pada Nagisa.

"Terimakasih, aku selalu saja merepotkanmu."

Terdengar suara erangan dari Karma. Okuda cepat-cepat pergi dari sana, meninggalkan Nagisa dan Karma berdua saja.

.....

Karma membuka matanya, perasaan horor itu masih ada. Ketakutan itu masih ada. Ia tidak bisa berpikir jernih. Sebenarnya di mana salahnya? kenapa menjadi seperti ini?

Karma mengerang, Nagisa cepat-cepat membantu Karma.

"Karma, kamu tidak apa-apa?"

Karma mengangguk dengan wajah pucat. Ia bernafas lega melihat Nagisa di sampingnya. Karma menyandarkan kepalanya ke dada Nagisa. Mendengar detak jantung Nagisa membuatnya lebih lega.

"K-karma?"

"Biarkan seperti ini saja untuk sebentar"

Cukup lama itu berlangsung, sampai Nagisa merasa pegal dan akhirnya Karma menjauhkan kepalanya.

"Mau ku ambilkan minum? bibirmu pucat sekali."

Karma mengangguk. Nagisa pun mengambilkan minum dan memberikannya pada Karma.

Aneh rasanya melihat Karma dalam keadaan terpuruk seperti ini, terakhir kali Nagisa melihat ekspresi ini adalah saat masih kecil. Tapi, Nagisa tidak bisa menyalahkan Karma. Ini semua salahnya.

.....

Setelah Nagisa pulang, Karma hanya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

Ini terjadi sejak mereka berpacaran, apakah itu berarti Karma harus memutuskan Nagisa agar kutukan ini juga berhenti?

Karma menelan ludah, cuman itu satu-satunya cara yang terpikirkan. Ia mengambil ponselnya dan dengan ragu-ragu ia mengirim pesan pada Nagisa.

Ia pengecut, ia tidak berani mengatakannya langsung.

'Nagisa, kita akhiri saja hubungan kita disini'

Karma langsung melempar ponselnya setelah mengirim pesan itu. Setidaknya ini lebih baik daripada melihat Nagisa mati di depan matanya.

.....

Beberapa minggu Karma tidak sekolah, ia mengurung diri di kamar. Tapi, ia tidak bisa terus begini. Ia pun akhirnya memutuskan untuk ke sekolah hari ini.

Di sekolah, entah kenapa banyak yang berbisik-bisik setiap kali melihat Karma. Mungkin, karena sudah lama tidak melihat Karma.

Ia menggeser pintu kelasnya, semua murid yang ada di sana menatapnya. Karma menuju mejanya, sampai akhirnya ia berhenti. Ketika matanya menangkap sesuatu. Terdapat bunga putih yang ditaruh di atas meja Nagisa.

Karma menatap teman sekelasnya, seperti meminta penjelasan maksud dari semua ini.

"H-hei ini bercanda kan? kalau iya, ini sama sekali tidak lucu."

"Karma? kukira kamu sudah tahu karena itu kamu tidak masuk-masuk."

Isogai menghampiri Karma dan mencoba menenangkannya, "Nagisa mengalami kecelakaan.."

Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa bisa? Apa ia salah? Kalaupun ia salah, bukannya seharusnya waktunya akan terulang kembali?

KENAPA?!!

Karma berlari meninggalkan kelas. Semuanya pasti bohong. Apa ini april mop?

Karma berlari ke rumah Nagisa dengan nafas tersenggal-senggal. Ia menekan bel rumah tersebut. Ibu Nagisa keluar, lalu ketika melihat Karma ia langsung marah dan mengusir Karma.

"PERGI KAMU! GARA-GARA KAMU- GARA-GARA KAMU!! NAGISA JADI...." air mata membasahi wajah ibu Nagisa, terlihat jelas ia sangat putus asa dan marah pada Karma.

Ia berbicara dengan tersenggal-senggal, "sebenarnya apa yang kamu katakan padanya sampai ia panik dan langsung pergi ke rumahmu..."

Karma membatu, Nagisa sama sekali tidak ada ke rumahnya. Apakah kecelakaan itu terjadi saat Nagisa berniat pergi ke rumahnya? apa itu berarti ini salahnya? apa pilihannya salah?

.....

Karma tidak tahu harus kemana, ia berjalan tanpa tahu arah. Ia bahkan tidak melihat-lihat ke mana kakinya melangkah. Sampai mobil melaju kencang ke arahnya.

Untungnya, Okuda dengan sigap menarik Karma. Okuda menampar Karma agar sadar dengan kenyataan.

"Apa yang kamu lakukan, bodoh?! Nagisa akan marah jika ia melihat kamu melakukan hal bodoh seperti ini?!"

"Nagisa sudah tidak ada..."

Okuda mengepalkan tangannya. Ia mencoba untuk menahan diri untuk tidak menampar orang di depannya ini.

"Aku akan langsung terus terang saja, aku akan membawa mu kembali ke masa lalu. Tapi ketahuilah, ini akan menjadi kesempatan terakhirmu jadi jangan lalukan kesalahan yang sama. Kamu harus melihat mayat Nagisa agar waktu terulang kembali."

Belum lagi Karma mencerna, tiba-tiba situasi di sekitarnya berputar dan kepalanya terasa berat. Ia tertidur.

Ketika matanya terbuka, ia menemukan dirinya berada di kamar. Ia sedang memegang ponselnya.

Sebenarnya apa yang terjadi? ia masih bisa mengingat jelas perkataan orang itu, tapi entah bagaimana ia tidak ingat siapa yang mengatakan itu.

Namun, untuk saat ini bukan itu yang penting. Ia melihat pesannya pada Nagisa, ia belum mengirim pesan putus pada Nagisa. Itu berarti, Nagisa masih hidup.

Untuk memastikannya, ia mengirim pesan pada Nagisa.

'Nagisa'

Tidak lama kemudian, pesannya di balas.

'Ada apa'

Air mata Karma jatuh. Untunglah, ia bersyukur  karena di beri kesempatan satu kali lagi.

'Tidak ada apa-apa, cuman kangen'

'Baru juga tadi ketemu' balas Nagisa.

Bagi Nagisa mungkin baru, tapi Bagi Karma ia sudah tidak melihat Nagisa selama seminggu lebih.

'Aku ke rumah mu ya~'

Setelah ia mengirim itu, ia langsung bersiap untuk pergi ke rumah Nagisa. Ia ingin cepat-cepat melihat Nagisa lagi.

Setelah melepaskan rasa rindu ini, barulah ia akan memikirkan maksud dari semua ini. Ia akan pastikan, ia akan menghentikan kutukan ini dan menghajar orang yang memberikannya kutukan ini.

.....
TBC-
Chapter selanjutnya udh bukan flashback lagi ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cursed | KarunagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang